2

6.8K 231 2
                                    

Albert terkejut dan lantas tertawa kecil. "Apa anda pernah mendengar seseorang berkata seperti ini? Segala sesuatu tidak ada yang instan. Bahkan mie instan saja harus dimasak dulu baru bisa dimakan. Begitupun saat anda mencari suami. Ya apalagi suami." ujar Albert dan lantas membuat Alika terus menatapnya.

Albert yang mau bertanya apakah ada sesuatu dengan wajahnya langsung di potong sebelum bicara.

"Apa kau mau menjadi suamiku Al?" tanya Alika dengan mata berbinar.

"Plis." ucapnya lagi.

"Apa anda baru saja membenturkan kepala anda Bu direktur?" tanya Albert serius

"Hah? Kamu pikir ini sinetron?" gerutu Alika.

"Jika saya menjadi suami anda, saya tidak bisa menjadi sekertaris anda lagi dan besar kemungkinan saya akan menjadi pemilik perusahaan properti milik anda." ucap Albert dengan wajah datar.

"Loh bukannya itu bagus?" tanya Alika

"Saya hanya tidak ingin menjadi orang yang repot sama seperti anda."

"Hah?"

"Jika saya menjadi orang yang repot maka saya tidak akan pernah bisa menjadi majikan yang baik untuk Elijah."

Alika tidak percaya ini, Albert bahkan lebih memilih mengurus kucingnya dibanding menjadi pemilik perusahaan besar. Dasar sekertaris tidak jelas.

Alika memijat pelipisnya, pusing dengan kegesrekan sekretarisnya satu ini. "Oke, kalau kamu tidak mau menjadi suami saya. Bagaimana jika menjadi suami kontrak saya?" tanya Alika.

"Tetap tidak bisa, karena akan sama sama merepotkan. Jika saya jatuh cinta dengan anda akan lebih repot lagi." ujar Albert. Alika merasa kesal, ia semakin keras memijat pelipisnya.

"Yasudah kalau begitu carikan aku suami." ujar Alika.

"Apa anda tertarik dengan biro jodoh?" tanya Albert

"Biro jodoh? Ya apapun itu asal saya bisa cepat mendapatkan suami." ujar Alika.

"Baiklah kalau begitu. Saya dengar ada sebuah biro jodoh di daerah Jakarta. Biro jodoh ini sering melahirkan begitu banyak pasangan yang berakhir langgeng dan harmonis rumah tangganya." ucap Albert.

"Yah terserahlah, yang penting saya mau suami. Katakan pada mereka jika saya menginginkan suami dengan lima kriteria, pertama enak dipandang, murah senyum dan semacamnya, kaya atau miskin tidak masalah yang paling penting adalah dia seperti itu ! Kedua baik, bukan orang begajulan, tidak suka narkoba ataupun berhidung tindik. Saya tidak suka, lalu ketiga dia tidak merokok, keempat dia pandai berakting, jika saya meminta dia berakting mesra dengan saya, dia harus pandai berakting dan kelima dia harus pandai memasak." ujar Alika. Albert menyimak, ia langsung berbicara.

"Akan lebih baik jika anda juga ikut dengan saya kesana." ujar Albert.

"Supaya anda bisa bebas memilih yang mana yang cocok dengan anda." ucapnya lagi.

"Boleh sih, kapan rencananya kita kesana?" tanya Alika.

"Besok bagaimana? Anda sibuk?" tanya Albert.

"Jika kamu mau besok, batalkan saja meeting kita besok dan cari hari lain." usul Alika.

"Baik kalau begitu." ucap Albert.

Esok paginya

Alika dan Albert berada didalam mobil Pajero sport itu. Alika tampak sangat cantik saat itu, memakai blouse dan rok pendek serta dibalut oleh sebuah blazer.

Sementara Albert tampil biasa saja, sama persis seperti penampilannya sehari hari berangkat ke kantor. Mobil menepi didepan sebuah lapangan luas yang sejauh mata memandang terdapat ratusan mobil terparkir disana. Alika berpendapat mungkin itu adalah mobil para calon peserta biro jodoh ini.

Main cantik denganmu, Mas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang