38 -End-

7.8K 120 2
                                    

Tak lama mobil pun sampai didepan rumah mewah Lucas yang berdiri ditengah-tengah padang rumput dan gerbang serta beton menjulang yang mengelilingi.

Lucas segera turun dari mobilnya bersama Stacy.

"Waah, apa kau yakin ini rumahmu?" tanya Stacy terpukau.

"Iya, mari masuk." ajak Lucas.

"Ah tidak. Saya antar sampai sini saja. Lagipula saya bukan siapa-siapa anda." ucap Stacy tersenyum tipis.

"Anda yakin tidak mau masuk? Sekedar meminum teh?" tanya Lucas.

"Iya yakin. Dah." pamit Stacy. Mereka saling melambai dan tersenyum, Lucas berkata.

"Terima kasih ya." ucap Lucas. Stacy menjalankan mobilnya pergi, menjauh dari sana.

Lucas segera membunyikan bel didepan rumahnya. Seorang petugas keamanan segera keluar, ia tampak tersontak ketika melihat Lucas, orang yang dikiranya sudah mati kembali hidup dihadapannya.

Seluruh persendiannya dan denyut nadinya mendadak lemah. "H-hantu!!"

Petugas keamanan itu pun jatuh pingsan saat itu juga. Lucas baru akan menjelaskan ternyata pria itu sudah pingsan.

"Duh, repot juga ya." ucap Lucas seraya menyeret pria itu ke dalam pos jaga.
Lucas segera masuk ke dalam area rumah itu, bisa terlihat sebuah hamparan padang rumput hijau menghiasi seluruh pandangan matanya, lalu di ujung sana terdapat rumah bak istana yang sudah lama tak ia lihat itu.

Itu rumah, sepeninggal ayahnya, Kenrich. Dimana Beatrice juga tinggal dan beberapa paman serta bibi juga tantenya.

Lucas segera mengetuk pintu yang setengah terbuka itu lalu mulai melangkah masuk. Ketika masuk, ia terbelalak ketika melihat ada banyak orang didepan sana.

Lebih terkejutnya lagi ada Alika disana dengan pandangan benci menghadap para satu wanita yang paling mencolok disana. Beatrice, ibu tirinya.

Beatrice kaget setengah mati memandang Alika. Ia bahkan tidak bisa lagi menopang tubuhnya hingga dibuat ambruk dan terduduk di lantai.

"B-bagaimana mungkin... anda bisa bebas?!" tanya Beatrice tidak percaya.

"Heran kan? Semua pelaku peneroran kepada saya selama ini dan penculikan yang saya alami beberapa waktu lalu serta pelaku dibalik rencana pembunuhan suami saya adalah anda! Nyonya Beatrice! Tidak lebih tepatnya kalian semua yang ada disini bersekongkol untuk melakukan itu!" tandas Alika dengan bahasa inggrisnya.

"T-tunggu, kenapa anda menuduh kami? Memang anda punya bukti? Jangan asal menuduh." ucap Beatrice.

"Bukti? Mulai dari yang mana dulu? Saya memiliki banyak bukti! Semua bukti itu bahkan sudah terkumpul! Mulai dari rekaman CCTV di halaman parkir tempat dimana mobil Lucas dipotong kampas remnya, hingga pengakuan para penculik yang berhasil kami ikat balik dan kurung di rumah kosong." jelas Alika.

Mereka semua tersadar cepat saat itu lalu saling menunduk. Terlebih Beatrice yang kini duduk bersimpuh didepan kaki Alika. Ia memegang kaki Alika dan memohon.

"Saya mohon maafkan saya. Tolong jangan hukum kami semua, saya berjanji akan pergi dari rumah ini tapi tolong jangan laporkan kami ke polisi." ucap Beatrice memelas.

Lucas langsung berjalan cepat menuju mereka meski dengan keadaan kaki pincang sekalipun.

"JANGAN TURUTI DIA! TETAP LAPORKAN MEREKA KE POLISI!" tandasnya. Mereka semua tak ayal langsung kaget melihat ada Lucas yang dikiranya sudah meninggal sejak lama.

"Di-dia masih hidup! Ya Tuhan!" ucap salah satu pamannya tidak menyangka.

"Kok bisa sih dia bukannya sudah mati?" tanya bibinya.

Main cantik denganmu, Mas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang