4

5.4K 201 0
                                    

Albert menatap Alika lama dengan wajah datarnya. Setelahnya ia berkata. "Tidak. Bukankah sejak awal saya sudah bilang, jika saya tidak berniat menjadi suami anda. Saya hanya merasa jika setelah ini saya akan lebih repot dari biasanya." ujar Albert yang langsung menjatuhkan harga diri Alika begitu saja.

Alika pun coba memaklumi dengan baik dan sedikit menahan emosinya. Seharusnya dirinya bisa langsung paham apa yang akan Albert katakan, semenjak lelaki ini tidak pernah mengubah mindset di pikirannya.

Yang selalu tidak ingin repot! Berdebat dengan Albert lebih akan membuat dunia tidak akan baik baik saja sepertinya.

Dihadapan gedung besar Angela's cupid, Alika berjalan cepat dan begitu bersemangat seraya menenteng tas kulit brandednya. Saking bersemangatnya hingga Albert ketinggalan jauh dibelakang sana.

Alika yang merasa sudah meninggalkan Albert lantas menoleh ke belakangnya. "Ayolah lebih cepat sedikit, bahkan siput saja bisa mengejarmu Al." ujar Alika.

Albert yang mendengar hal itu lantas menggumam. "Tidak ada siput yang bisa menandingi jalan manusia."

Tak lama setelahnya, mereka yang barusan menunggu di lobby selama beberapa menit langsung dipersilahkan untuk menemui Angela di ruangannya yang kemarin.

Saat didepan pintu ruangan Angela. Albert pun mengetuk pintu ruangan yang tertutup itu dan perlahan membukakannya untuk Alika.

Saat itu juga, ketika pintunya dibuka, Alika berpapasan mata dengan seorang pria sangat tampan didalam ruangan tersebut, ia berdiri menyandarkan punggungnya ke belakang dinding dengan kedua tangan melipat dada.

Dari penglihatan Alika, tingginya sekitar 185 centimeter, perpaduan wajah blasteran asia dan eropa yang begitu mencolok, hidung mancung, alis mata tebal dan tajam, badan atletis yang tertutup oleh kemeja biru serta celana hitamnya.

Alika bahkan heran, apa yang membuat lelaki ini bisa tampak begitu sempurna?

Kenapa didalam gedung ini begitu banyak manusia yang terlihat seperti malaikat?

Apakah mereka memiliki rencana untuk menghiasi seluruh gedung ini dengan keindahan mereka?

Ah sudahlah.

Ketika Alika sibuk memandang pria itu sangat lama, mendadak muncul sebuah senyuman terukir manis disudut bibir pria itu, yang seolah menyambut Alika dan menyapanya dengan ramah.

Sangat indah, hingga Alika merasa itu adalah senyuman paling indah yang pernah ia lihat.

Alika merasa itu bahaya, ia khawatir jika jantungnya tidak bisa menahan lebih lama lagi debarannya yang sejak pertama kali melihat pria tersebut seakan mau meledak.

Alika cepat cepat mengalihkan wajahnya ke arah lain atau menundukkan pandangannya, coba memutus pandangan pria itu.

Dan ternyata usahanya itu memang benar benar sukses membuat sang pria jadi tidak lagi menatapnya.

Angela yang sejak tadi duduk disebelah berdirinya pria tersebut lantas berkata.

"Silahkan duduk." ujar Angela menawarkan Alika untuk duduk dikursi yang sudah disediakan didepan mejanya. Alika pun segera duduk dikursi tersebut.

Angela tersenyum menyapa Alika, begitupun dengan Alika yang juga tersenyum menyapanya.

"Nah Bu Alika. Saya akan memperkenalkan ibu pada calon kandidat yang memenuhi semua kriteria sesuai yang ibu inginkan." ujar Angela, ia menunjuk ke sebelah kanannya, pria tampan seperti malaikat yang sejak tadi terus Alika hindari tatapannya.

"Perkenalkan, dia adalah calon kandidat tersebut. Namanya adalah Yustaf Esther Cardinal." ucap Angela. Alika menatap sebentar ke arah Yustaf, namun itu hanya sekilas saja karena Yustaf keburu kontak mata dengannya lagi.

Main cantik denganmu, Mas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang