Ketika sudah sampai di kantornya, Alika melihat para karyawannya tampak saling menggosip satu sama lain. Tapi kelihatan sekali dari raut wajah mereka yang terpancar kecemasan dan kekhawatiran akan suatu hal.
Lalu ketika mereka menyadari ada Alika disana melihat, mereka langsung seepat mungkin kembali ke tempat duduk masing masing.
Alika segera berjalan dengan tegas menenteng tasnya, menuju ruang kerja yang hanya beberapa meter dari sana. Alika segera membuka pintu ruang kerjanya dan masuk.
Ia berjalan menuju kursi putarnya dan duduk, setelah itu menaruh tasnya ke atas meja didepan. Alika lihat Albert tampak terburu buru masuk ke ruang kerjanya dan mendekatinya. Alika terheran. "Ada apa?" tanya Alika.
"Beberapa karyawan sedang heboh membicarakan masalah ini. Bahkan anda mungkin tidak akan percaya jika saya menginformasikan terkait hal ini." ucap Albert yang semakin membuat Alika bertanya tanya.
"Apa?" tanya Alika heran.
"Dia... mantan suami anda...telah memutus seluruh kerja sama kontrak pada perusahaan kita dan menarik semua investor di perusahaan kita jadi berbalik ke perusahaan AND Group." ucap Albert yang langsung membuat Alika terbelalak. Tidak mungkin...
"K-kok bisa?! bagaimana mungkin semudah itu?!" tanya Alika.
"Nyatanya semua itu memang sedang terjadi sekarang. Meskipun sudah dikirim pihak mediasi pun mereka tetap kekeh dengan pendirian mereka.
Investor itu lebih tertarik bekerja sama dengan perusahaan AND Group, karena mereka memberikan secara percuma sebuah penawaran yang jarang sekali mereka tawarkan pada para investor. Apalagi mereka lebih menang nama dibanding perusahaan kita." ucap Albert.
Alika memijat pelipisnya. Ia mulai bingung. Ia menghela nafas lalu berkata.
"Tolong serahkan padaku tiap nomor telepon para investor yang memutus kerja sama, biar diriku langsung yang bernegosiasi dengan mereka." titah Alika. Albert mengangguk.
"Baik, saya akan kumpulkan semua nomor telepon mereka, mohon ditunggu." ucap Albert dan langsung pergi keluar, menuju tempat kerjanya, mengerjakan tugasnya.
Beberapa saat kemudian setelah Albert memberikan nomor teleponnya pada Alika, sang bosnya itu pun turun tangan langsung menghubungi satu persatu para investor tersebut.
Sesuai tujuan awal dirinya menelepon mereka, ia niat bernegosiasi dengan para investor tersebut hingga memberikan beberapa penawaran terkait perjanjian kerja.
Namun sayangnya mereka tetap kukuh ingin memutus kerja sama dengan perusahaan Alika dan lebih memilih perusahaan AND group.
Ini benar benar aneh, seakan akan mereka sedang merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan Alika dengan cara keroyokan. Setelah Alika bernegosiasi dengan para investor, jawaban penolakan pun diterimanya.
Semua ini menyebabkan kerugian yang besar di pihak Alika maupun penurunan saham yang signifikan di perusahaan tersebut.
Ditambah hutang kepada pihak bank semakin membesar dikarenakan bunganya yang terus berlipat, bahkan klien banyak yang ikutan berpaling ke AND Group karena penawaran yang diberikan pada mereka begitu menguntungkan dibanding pada perusahaan Alika.
Alika benar benar merasa terpuruk saat itu. Hari ke hari Alika kerja sampai larut malam untuk menyelesaikan masalah pekerjaannya yang menumpuk, itu karena banyak karyawan penting di perusahaannya sudah mulai dipecat.
Alika mengerjakan semuanya sendirian selama seminggu itu, ditambah Yustaf masih belum pulang ke rumah dari luar kota, dikarenakan pekerjaan disana yang memperpanjang masa durasinya bekerja di luar kota menjadi 1 bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main cantik denganmu, Mas (END)
General FictionAlika Soedirja seorang pengusaha yang melakukan aksi balas dendamnya kepada mantan suami yang berselingkuh dengan cara melakukan permainan cantiknya dengan mencari seorang pria yang bisa dijadikannya suami di salah satu biro jodoh terkenal di jakart...