Apa mungkin waktu lelaki berhoodie itu menabrak dan jatuh ke bawah mejanya...!
Tiba tiba suatu pikiran terlintas di kepala Yustaf, ia langsung melirik tajam ke arah belakangnya, pria berhoodie hitam yang saat ini sedang menghadapkan ponsel ke arahnya. Seakan sedang merekam apa yang tengah dirinya dan Alika lakukan saat itu.
Tidak salah lagi, dia sedang mengincar mereka. Apa sebenarnya yang sedang ia cari tahu dari mereka? apakah mungkin mereka orang jahat? atau...
Orang terdekat Alika yang ingin tahu seputar hubungan diantara mereka sebenarnya?!
Yustaf segera bangun dan duduk di kursinya, memberikan tasnya itu pada Alika. "Makasih ya." ucap Alika. Yustaf tersenyum, seolah tidak terjadi apa apa.
"Oh iya, apakah kamu memiliki hubungan khusus dengan seorang wanita lain Yus?" tanya Alika.
Yustaf langsung memegang tangan Alika, menggenggamnya erat. Alika terkejut, bahkan ia merasa Yustaf jadi bertingkah aneh sekarang.
Tatapan matanya itu yang paling jelas terlihat, seakan mengubah jadi tatapan seorang suami yang penyayang, ah tidak... singa yang kelaparan?
Alika bahkan hampir salting dan dibuat tidak nyaman karena sorot mata itu. Setelahnya Yustaf berkata. "Mana mungkin ada wanita selain kamu, sayang. Bahkan di hatiku hanya terukir nama kamu saja." ucap Yustaf.
Alika mengerjap-ngerjapkan mata, merasa ada yang aneh dengan sikap Yustaf.
Lebih aneh lagi ketika melihat sorot mata liar itu tidak hentinya menatapnya, disertai juga dengan senyuman menyeringai yang terbit dari sudut bibirnya lalu ia kecup tangan Alika dengan lembut.
Alika langsung merasa jantungnya mau copot, ia yang tidak kuat melihat sorot mata yang menggoda itu lebih lama langsung cepat cepat memalingkan matanya ke arah lain. Alika membatin.
"Apakah dia salah minum obat tadi?" batinnya heran.
"Sayang.." panggil Yustaf.
"Y,ya?" tanya Alika gugup, coba berkontak mata lagi dengan lelaki dihadapannya ini.
"Saya ingin mengirim foto pernikahan kita kemarin sepertinya itu cocok untuk dijadikan wallpaper ponsel kamu." ucap Yustaf.Alika kembali mengerjap dan menatap Yustaf penuh tanya. Tapi ia tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti permintaannya.
"O,oh tentu. Mau kirim lewat bluetooth atau WA?" tanya Alika.
"WA." jawab Yustaf.
"Okay. Kirim aja." ucap Alika.
Yustaf pun mulai buka ponselnya dan mengirim whatsapp pada Alika. Selagi menunggu Yustaf sibuk menggusar geser layar ponselnya.
Alika rapikan banyak makanan yang baru baru ini sudah tersaji dihadapannya.
"Ini Yus pesanan kamu. Aku kira kamu enggak pernah makan makanan seperti ini hehe ternyata kamu cukup tahu ya makanan italia seperti ini." ucap Alika menyodorkan lasagna dan risotto padanya.
"Iya, terima kasih. Sayang." ucap Yustaf tersenyum. Alika yang mendengar panggilan sayang itu seperti bernyanyi ditelinganya langsung dibuat berdebar.
Alika membatin. "Apa yang salah denganmu Alika? hanya karena dia mengatakan sayang lantas kamu bertingkah salah tingkah seperti ini. Ah... sepertinya aku harus membiasakan diri dipanggil seperti itu dengannya, terlebih dia sudah menjadi suamiku sekarang." batin Alika seraya mendekatkan piring berisi pasta miliknya.
"Saya sudah kirim WAnya." ucap Yustaf.
Alika pun berkata. "Ok Yus, nanti ya. Aku makan dulu." ucap Alika yang baru akan menyuap pastanya dengan sekali suapan namun tiba tiba saja baru akan memasukkan suapan makanan itu ke mulutnya, tangannya mendadak dipegang oleh Yustaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main cantik denganmu, Mas (END)
General FictionAlika Soedirja seorang pengusaha yang melakukan aksi balas dendamnya kepada mantan suami yang berselingkuh dengan cara melakukan permainan cantiknya dengan mencari seorang pria yang bisa dijadikannya suami di salah satu biro jodoh terkenal di jakart...