5

5K 219 0
                                    

Beberapa hari setelahnya pun pernikahan dilaksanakan. Didalam gedung yang sangat luas dan megah dihiasi juga dengan dekorasi tema acara pernikahan yang begitu memancarkan keanggunan karena warna putihnya. Seakan memang sedang berada di taman surga.

Banyak tamu yang hadir saat itu, bukan hanya dari kalangan orang kelas atas saja, wartawan, karyawan perusahaan, delegasi perusahaan namun juga dari beberapa sekolah, panti asuhan dan rumah baca yang selama ini Alika biayai.

Benar.. dia adalah sang pendonor dana bantuan yang terkenal karena kedermawanannya.

Yustaf diam diam mulai kagum dengan Alika, sepanjang berada diatas pelaminan, duduk bersanding dengannya, Alika terus bercerita tentang kehidupan masa lalunya yang pernah tinggal di sebuah panti asuhan hingga akhirnya ia diasuh dan disekolahkan oleh seorang konglomerat.

Disaat itu Alika mencoba untuk membalas budi kebaikan orang tua asuhnya, dengan terus belajar sampai pada akhirnya ia lulus S1 di jerman.

Ia berkata jika semua kesuksesan yang ia hasilkan sekarang bukan dilalui dari perjalanan yang mudah.

Ia pernah tinggal di panti asuhan, merasakan kesusahan untuk makan enak, berjualan di pinggir sekolah, hingga perjalanan membangun usaha yang diturunkan oleh ayahnya dan terus mempertahankannya hingga sekarang adalah bukan hal yang mudah.

Yustaf terlalu seru mendengar semua cerita Alika, hingga tak sadar ia mulai merasa jika ia jadi lebih dekat dengan wanita ini.

Ada kekaguman didalam diri Yustaf yang membuatnya sedikit lebih membuka hatinya pada Alika. Membuka sedikit tentang cerita hidupnya, meskipun sejak awalia tidak pernah ingin membagikan cerita ini pada siapapun.

Perasaan yang aneh... perasaan yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya.

"Oh jadi kamu... kamu anak hasil diluar pernikahan? Ibumu dinodai oleh majikannya dan majikanmu itu adalah ayah biologismu?" tanya Alika yang di pertengahan kalimat ia agak mengecilkan suaranya, agar tak didengar oleh siapapun.

"Ya benar, atau istilahnya orang lebih suka menyebutnya... anak haram." ujar Yustaf lirih. Alika tiba tiba memegang tangan Yustaf. Menggenggamnya.

"Jujur aku tidak suka istilah itu, lebih baik kamu menyebutnya anak hasil di luar pernikahan saja, ya?" pinta Alika.

Yustaf menatap wanita cantik bergaun putih dengan hiasan di rambutnya yang seolah memberikan kesan keanggunan dari dalam dirinya, Yustaf tersenyum. "Ya."

Terlepas dari semua pemahaman orang lain tentang wanita ini, dari apa yang terlihat diluar tentangnya... ternyata setelah diperhatikan... dia adalah... wanita yang sangat menghargai perasaan orang lain.

Tiba tiba kedua mata Alika tertuju lurus pada dua insan yang kini berjalan menuju ke arahnya, naik ke altar dengan sangat pedenya.

Mereka adalah Rachel dan Andrew. Ini saatnya...

Membalas dendam.

Alika cepat cepat bangkit dari kursinya, menunggu dua orang itu mendekat. Yustaf agak heran melihat respon Alika yang begitu bersemangat bangun dari kursinya dengan pandangan terus tertuju pada sepasang suami istri yang kini berjalan ke arah mereka.

Alika langsung berbisik pada Yustaf.

"Yus, ini saatnya kita beraksi!" bisik Alika, Yustaf yang sudah bangkit dari duduknya tampak heran dengan yang dikatakan Alika barusan. Apa yang akan ia lakukan pada mereka?!

"Ayo Yus. Kita berpura pura mesra." ujar Alika yang langsung memegang tangan Yustaf, menariknya dan membungkukkan lelaki itu supaya maju ke depan wajahnya.

Main cantik denganmu, Mas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang