Dua jam kemudian.
Yustaf pun sampai di garasi rumahnya, menaruh motornya lalu berjalan dengan cepat menuju pintu rumahnya dan terobos. Saat didalam rumah, ia tak melihat Alika dimanapun, ia mencari sekeliling hingga sampai ke dapur namun Alika tidak ada dimanapun.
Ia pun bertanya pada pembantu rumahnya Bi Inem, ternyata katanya Alika sedang berada dikamarnya sejak tadi siang dan tidak keluar lagi setelah itu.
Yustaf pun langsung berlari menuju tangga dan pijaki satu persatu anak tangga itu dengan cepat. Ia merasa sangat cemas, istrinya itu pasti merasa sangat sedih sejak dua jam yang lalu. Dirinya membutuhkan sebuah bahu untuk bersandar!
Tibanya ia didepan pintu kamar Alika, Yustaf segera menggedor-gedornya "Al? Al? kamu didalam kan? buka pintunya Al!" pekik Yustaf.
Tidak ada satupun suara jawaban yang ia dengar, tidak ada respon apapun dari Alika saat itu.
Apakah mungkin... telah terjadi sesuatu pada Alika?!
Seperti.... dirinya yang mencoba untuk...!
Bunuh diri!
"Al! plis buka Al! Al buka Al! Jangan melakukan hal aneh Al!" pekik Yustaf tak hentinya menggedor gedor pintu kamar Alika. Panik.
"Al! kamu enggak boleh menyerah gitu aja Al! kamu masih memiliki orang yang mencintai kamu! selalu ada dipihakmu! seperti... seperti... seperti say--"
belum selesai bicara, pintu sudah terbuka dan menampak Alika yang sedang mengucek kedua mata sembabnya, bahkan ia sedang menguap sekarang.
Yustaf terkejut saat melihat Alika seperti itu. Alika heran dengan Yustaf lalu bertanya. "Ada apa Yus? aku barusan ketiduran.
Kamu baru pulang ker--" belum selesai meneruskan bicaranya, Alika langsung serasa ditubruk tubuhnya.
Ternyata Yustaf tiba tiba memeluknya sangat erat saat itu hingga ia merasa tubuhnya mungkin akan remuk sekarang. Alika yang merasa sesak langsung bertanya.
"Y-yus? aku sesak.. tolong hentikan. Kamu kenapa?" ucap Alika. Yustaf hanya diam saja, ia terus memeluknya erat meski tidak seerat tadi.
Ia cukup melonggarkan pelukan itu sesuai apa yang dikatakan sang istri barusan. Ia masih diam saja.
Alika coba berpikir, apakah mungkin yang menyebabkan Yustaf bersikap seperti ini karena... Albert memberi tahunya, jika ia baru saja bertengkar dengan Rachel dan Andrew?!
Oh... jadi dia sudah tahu...
Alika ikut terdiam, ia kembali merasa bersedih. Bahkan perkataan Andrew tadi kembali dapat ia dengar di dalam kepalanya.
Tiba tiba Yustaf berkata.
"Al.. manusia itu.. butuh menangis...sekuat apapun dirinya, semandiri atau sesempurna apapun dirinya. Ada kalanya semua tidak berjalan sesuai rencana, ada kalanya apa yang kita harapkan tidak terlaksana, ada kalanya... kita merasa sangat terpuruk oleh kehidupan.. dengan tidak berjalannya semua sesuai ekspektasi, maka seseorang bisa kapanpun menangis..."
Alika merasa sangat sakit, dadanya sesak sekali rasanya. Perkataan Yustaf benar benar memicu air matanya untuk segera keluar detik itu juga.
Alika menangis sangat dalam, ia menahan suaranya sebisa mungkin untuk tidak menciptakan kegaduhan selagi semua air mata tampak berjejalan keluar.
Alika merasa sangat malu ada seseorang yang melihatnya menangis seperti itu.
Andrew benar benar menyebalkan. Bisa bisanya dia mengatakan jika aku mandul dan tidak bisa memiliki suami yang akan mencintaiku!Aku bahkan tidak pernah sudi untuk melahirkan anak yang menjadi keturunan sepertinya!
Kehangatan pelukan Yustaf saat itu benar benar membuat Alika terbuai karenanya. Ia merasa jika Yustaf sudah berperan sebagai suami yang baik. Kenapa ya dirinya bertindak sejauh itu?
Setelah itu pun Alika segera menceritakan semuanya pada Yustaf sesuai apa yang diminta oleh suaminya tersebut. Alika mencurahkan isi hati termasuk apa yang selama ini ia pendam pada Yustaf.
Tak ada yang Yustaf pancarkan dari wajahnya selain ekspresi simpatik ketika mendengar curhatannya itu. Bahkan tangannya sampai tergerak untuk menyeka tiap air mata yang tumpah ketika Alika menceritakannya.
"Sejak.. sejak Rachel muncul ke dalam hidupnya, dia benar benar berubah. Sorot mata perhatiannya yang dulu terlihat di matanya itu sudah tidak ada. Dia sering memakiku ketika pulang dan tidak betah dirumah. Mengatakan jika aku bukan istri yang baik, yang selalu sibuk dengan pekerjaanku, yang terlalu mandiri dan membosankan. Dia seakan akan sedang membandingkanku dengan orang lain. Aku mau tanya, memang apa yang dikatakan Andrew benar Yus? kalau aku ini sangat membosankan? aku terlalu mandiri dan sibuk? hidup bersamaku sangat monoton ya setahun ini? aku bukan istri yang baik kan?"
Yustaf terdiam memandangnya.Sejujurnya ia sangat ingin menyangkal semua pertanyaan yang terlontar dari bibir manis wanita itu.
"Lalu aku harus gimana? apa yang harus aku perbuat supaya orang tidak memandangku seperti itu? apakah aku memang tidak ditakdirkan dicintai orang lain Yus? bagaimana mungkin seorang pria akan bisa tertarik padaku lagi. Bagaimana bisa aku membalas dendam pada mereka yang selalu menghinaku, ditambah... aku selama berumah tangga dengan Andrew tidak bisa memiliki anak. Aku takut sekali... aku takut tidak bisa memiliki anak dan mereka kembali dapat menghinaku lagi." ucap Alika sambil terisak, dengan keadaan air mata yang terus bergulir deras. Yustaf lagi dan lagi mengusap air matanya. Tidak bosan.
Tiba tiba Yustaf berkata.
"Bagaimana jika..." perkataannya menggantung.
Alika mengangkat wajahnya dan memandang wajah tampannya yang terpantau serius. "...kita melakukan hal itu sekarang?" tanya Yustaf menyeringai.
Alika terkejut ketika pikirannya menjurus ke hubungan badan, matanya melebar sesaat bahkan kerongkongannya seperti tercekat.
"A-apa?!"
"Ya, untuk membuktikan apakah perkataan mereka benar atau tidak. Barangkali kan... kalau kamu melakukan hal itu pada saya kamu akan memiliki anak?" tanya Yustaf tersenyum.
Alika langsung memalingkan wajahnya karena tersipu. Tidak tidak... apa yang kamu pikirkan Alika?! bahkan menatap matanya saja tidak berani!
Tapi itu jelas tidak mungkin... kenapa pria ini malah justru merelakan hal sepenting itu padanya?
"I-itu tidak mungkin Yus.. kamu harus menikahi wanita lain setelah kontrak diantara kita berakhir. Kamu harus ingat, jika kamu harus menyerahkan keperjakaanmu pada wanita yang kamu cintai." ucap Alika.
"Orang itu adalah kamu Al. Wanita yang saya cintai adalah kamu." ucap Yustaf, tersenyum sangat indah, seolah mengalahkan warna pelangi yang pernah Alika lihat.
Alika langsung berdebar kencang jantungnya, tidak... tidak...
Mungkinkah aku... memiliki perasaan yang sama dengan Yustaf?!Melihat wajah tampannya yang tidak bosan dipandang, sifat baiknya, perhatiannya, kepekaannya dan semua hal yang ia lakukan terhadapku. Bagaimana mungkin dia memiliki perasaan denganku?!
"Ke-kenapa kamu mencintaiku? memangnya apa yang bisa kamu dapatkan dari aku? aku membosankan Yus. Kamu pasti bergurau kan? kamu akan menyesal nantinya. Bahkan... bahkan Andrew pun menyesal menikah... denganku." ucap Alika murung.
"Tidak mungkin saya merasakan hal seperti itu..." ucap Yustaf yang kemudian tangannya bergerak menyentuh kancing baju Alika dengan pandangan nafsunya.
Ia buka satu persatu kancingnya seraya kembali berkata.
"Bahkan bagi saya...ini bisa disebut sebuah.."
"Keberuntungan." Yustaf langsung menarik dan mendorong tubuh Alika ke atas kasur yang semula mereka duduki itu.
Yustaf menindih sosok yang dicintainya itu dengan gesit. Ia pegang kedua tangan Alika layaknya seekor harimau yang sudah menangkap basah mangsanya.
"Jadi...izinkan saya untuk..."
"Menjamahmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Main cantik denganmu, Mas (END)
General FictionAlika Soedirja seorang pengusaha yang melakukan aksi balas dendamnya kepada mantan suami yang berselingkuh dengan cara melakukan permainan cantiknya dengan mencari seorang pria yang bisa dijadikannya suami di salah satu biro jodoh terkenal di jakart...