Lima bulan kemudian perusahaan Alika berjalan sangat baik. Dimana satu persatu karyawan sudah kembali lagi dipanggil bekerja setelah dilakukan pemecatan massal sebelumnya.
Ini semua berkat suntikan dana yang digelontorkan oleh perusahaan Angela's group, Alika diam-diam merasa berhutang budi pada suaminya itu.
Albert juga tampak berbeda pagi ini, dimana pria itu terlihat lebih ceria auranya, bahkan gaya rambutnya kini agak berbeda.
Mungkin menurut wanita lain dia terlihat waw, menggoda dan eksotis. Tapi tidak menurut Alika yang cenderung menganggapnya aneh.
Apa sih maksudnya mengubah tatanan rambutnya itu? Bahkan terlihat seperti bapak-bapak.Sepanjang didalam lift Alika terus mencuri pandang ke arah Albert lalu mengikik tertawa, tapi pengecualian ketika Albert balik melihatnya.
Alika langsung cepat-cepat melempar pandangannya atau tertunduk.
"Sepertinya ada sesuatu yang salah di wajah saya, mungkinkah ada cek 1 milyar tertempel di wajah saya atau diam-diam anda berencana untuk berpaling ke saya?" tanya Albert menatap Alika dengan wajah datar yang sama sekali tidak berubah sejak lima bulan terakhir.
Alika pun mengangkat sebelah alisnya, menatap Albert dengan heran.
"Tidak mungkin aku berpaling dari Lucas ke pria yang bahkan tidak pernah berpaling dari kucingnya. Bisa-bisa aku diduakan nanti." ucap Alika seraya tersenyum.
"Itu benar, kucing saya nomor satu dan siapapun akan menjadi nomor dua dalam hidup saya. Termasuk anda sendiri." ucap Albert.
"Tidak usah mengingatkan. Tapi apa akan selamanya kamu bersikap seperti itu? Bagaimana dengan hidup pribadimu? Saat kamu memiliki istri dan juga anak?" tanya Alika.
"Mereka kedua dan ketiga." jawab Albert enteng. Alika memutar kedua matanya ke atas. Benar, pantas dia betah menjomblo.
Bisa dipastikan tidak akan ada orang yang meliriknya untuk dijadikan pendamping hidup.
Tiba-tiba Alika teringat sesuatu.
"Oh iya tolong berikan laporan keuangan bulan kemarin ya nanti?" pinta Alika.
"Tentu. Itu sudah jadi tugas saya. Sebenarnya anda tidak perlu mengingatkan apalagi menggunakan cara itu untuk semacam pengalihan isu." ucap Albert.
Alika langsung berekspresi sebal. "Apa maksudmu mengalihkan isu? Memangnya isu apa yang aku alihkan?!" tandas Alika.
"Baik, saya jelaskan. Anda tadi tertawa diam-diam dibelakang saya, lalu bertanya tentang kehidupan pribadi saya termasuk anak dan istri. Tapi setelahnya anda justru mengalihkan topik setelah saya memberikan jawaban. Apakah mungkin barusan anda merasa kecewa atas jawaban itu?" tanya Albert.
Alika mengernyit heran. Apa sebenarnya yang menyebabkan Albert berpikir tidak jelas seperti itu? Tidakkah dia baru saja membenturkan kepalanya? Kenapa penyakit terlalu pedenya muncul lagi?
Baru saja Alika akan menyerapahnya dengan kata-kata. Pintu lift terbuka dan sangat mengejutkan ketika dilihat dua orang didepannya adalah Lucas dan Angela. Mereka semua pun terkejut dan saling tersenyum.
"Wah kebetulan sekali. Baru saja kami akan pergi ke tempat kerjamu." ucap Lucas.
"Mungkin kalian berjodoh." ucap Albert langsung membuat atensi kami beralih padanya yang terlihat sangat datar wajahnya. Dia benar-benar papan.
Mereka pun masuk ke dalam lift tersebut dan Lucas langsung menekan tombol tutup pintu dan tekan tombol angka 1.
Alika merasa sedikit gugup berada disamping sang suami. Apalagi saat Lucas menggandeng tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main cantik denganmu, Mas (END)
General FictionAlika Soedirja seorang pengusaha yang melakukan aksi balas dendamnya kepada mantan suami yang berselingkuh dengan cara melakukan permainan cantiknya dengan mencari seorang pria yang bisa dijadikannya suami di salah satu biro jodoh terkenal di jakart...