Setiba didepan kamarnya, Alika coba menarik nafas dalam dalam lalu keluarkan. Ia buka pintu kamarnya dan dekati Yustaf yang baru saja melihat ponselnya.
Yustaf yang melihat Alika masuk langsung menaruh kembali ponselnya ke saku. Ia segera bangkit dari kasur.
"Saya boleh pergi kan, sekarang?" tanya Yustaf. Alika merasa ragu mengatakannya, tapi ia tidak ingin membuat Yustaf menunggu terlalu lama dan beralih dibuat penasaran.
"Yus.. untuk sementara... kita.. diam di kamar ini aja dulu ya? Cuma beberapa jam aja kok, sampai ibuku pulang. Jangan khawatir, kita tidur terpisah kok, bukan satu ranjang." ujar Alika. Yustaf mengangguk.
"Oh, yaudah." ucap Yustaf.
Alika langsung mengambil spring bed cadangan dari bawah tempat tidurnya. Springbed yang ukurannya sedang dan cukup untuk tidur satu orang. Ia ambil sapu lidi lalu bersihkan spring bed itu dengan sapu lidi.
"Biar aku tidur disini, kamu diatas." ucap Alika sibuk menyapu kasurnya. Namun tiba tiba saja Yustaf mendekat dan memegang tangan Alika.
Alika tersentak, jantungnya mendadak berdebar, ia langsung memandang lelaki tampan yang memiliki postur tubuh yang bagus itu.
"Saya saja yang tidur disini." ujar Yustaf dengan mengalihkan tangannya untuk mengambil sapu lidi itu dan mulai bersihkan springbed tersebut dengan sapu ditangannya.
Alika entah kenapa merasa jika lelaki ini... sangatlah baik.
Alika pun segera memalingkan dirinya dan mendekati lemari yang ada dibelakangnya. Ia ambil seprai untuk springbed yang akan Yustaf tiduri maupun selimut serta bantal untuknya.
Setelah memberikan semua itu pada Yustaf, dengan sangat gugup Alika pun mulai membaringkan tubuhnya ke atas kasur. Rasanya ini akan menjadi kedua kalinya Alika tidur satu kamar dengan seorang pria setelah mantan suaminya.
Kenapa ya.. Alika merasa lebih tegang saat tidur satu kamar bersama Yustaf, dibanding dengan Andrew? Apakah mungkin karena dirinya merasa tidak enak dengan Yustaf?
Alika coba palingkan posisi tidurnya ke kanan ataupun kiri, sambil memejamkan mata. Tapi sayangnya ia masih belum bisa tertidur. Ia pun akhirnya melihat ke langit langit kamar yang ada diatasnya. Kapan gerangan ibunya itu akan pulang?!
Tiba tiba Alika bersuara. "Yus?" panggil Alika masih dengan mata yang menatap ke atas langit langit kamar.
"Ada apa?" tanya Yustaf cepat.
"Kamu belum tidur? Kamu enggak bisa tidur ya karena aku?" tanya Alika.
"Saya akan tidur sekarang." jawab Yustaf singkat.
"Selamat tidur Yustaf." ucap Alika yang langsung dibalas oleh Yustaf.
"Selamat tidur juga... Alika." ucap Yustaf.
Alika segera memejamkan kedua matanya bersamaan dengan Yustaf yang ikut memejamkan matanya. Mereka pun tidur.
Dua jam kemudian, ketika dua insan itu sudah sama sama tertidur pulas dalam keadaan terpisah. Salah satu dari mereka ada yang sedang mengalami mimpi buruk, dia adalah Alika.
Wanita itu terus mundur ke sebelah kanannya. Wanita itu terlihat muram air mukanya bahkan sampai keluar banyak keringat didahinya. Ia juga terus meracau dan mengigau.
"Tunggu.. tunggu.. apa yang kamu lakukan?! Berhenti! Apa kau berniat membuatku terjatuh?!" racaunya dengan mata yang masih terpejam.
Alika merasa didalam mimpinya seperti disudutkan oleh seseorang hingga membuatnya terpeleset dan jatuh ke tangga.
Itulah alasan kuat yang membuat Alika kini ikutan terjatuh dari kasurnya dan hampir menimpa Yustaf yang sedang tertidur pulas dibawah.
Alika masih terpejam dalam posisi tidur ke kanan, tidak sadar jika kini wajahnya sedang berhadapan dengan wajah tertidur Yustaf yang kebetulan menghadap ke kiri.
Yustaf yang menyadari ada hembusan nafas didepan wajahnya pun langsung membuka kedua matanya perlahan... dan... tersentak.
Wajah cantik yang memiliki tekstur kulit putih dan lembut itu benar benar mengingatkan Yustaf dengan... butiran salju di musim dingin. Sangat indah dan menawan, membuat Yustaf tidak bosan bosannya memandang wajah tertidur Alika.
Seperti ada daya tarik didalam diri Alika yang bisa Yustaf lihat selain wajahnya yang cantik.
Wanita ini ternyata seorang yatim piatu sejak lama dan kini ia tinggal bersama orang tua asuhnya yang kebetulan adalah seorang konglomerat. Itulah yang menjadi jalan bagi Alika untuk membangun perusahaan propertinya tersebut.
Melihat Alika sebegitu mandirinya jadi semakin membuat pemahaman Yustaf meluas tentang hidup yang ia jalani. Dan ia berkaca, jika permasalahan didalam hidupnya maupun hidup Alika adalah berbeda akan tetapi jika usaha yang sama sama mereka lakukan itu sama besarnya, ia yakin hasilnya akan terhitung sama nominalnya.
Yustaf terlalu lama memandang wajah Alika hingga tak membiarkan dirinya berkedip sekalipun. Alika...
Alika...
Alika...
"Nama yang manis. Semanis orangnya." batin Yustaf tersenyum tipis.
Yustaf masih belum berhenti memandang wajah tertidur Alika, entah kenapa ia kagum dengan wanita dihadapannya ini.
Dengan perjuangan dan usaha yang telah ia lakukan selama hidupnya. Wanita pertama yang menjadi istrinya, meskipun hanya sebatas..
Tangan kiri Yustaf tiba tiba bergerak maju ke depan wajah Alika, dengan lembut ia usap pipi Alika yang ranum. Entah kenapa Yustaf jadi teringat dengan kejadian tadi siang, ketika dirinya mencium bibir wanita ini yang kemudian menjadikannya kini beralih menatap bibir manis Alika, tak sadar jika hal itu langsung memantik hasratnya keluar, hingga tangan yang semula mengusap pipinya jadi beralih mengusap bibir merah muda wanita itu dengan lembut.
Bibir yang mempesona dan menghanyutkan, yang cenderung membuatnya sedikit terpancing untuk... melihat dan menyentuhnya lebih lama.
Alika tiba tiba menggeliatkan kedua tangannya.Yustaf masih terus menatap wanita ini.
Yustaf sejenak terlintas dipikirannya untuk mengembalikan Alika ke tempat tidurnya lagi. Ia pun segera bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Alika. Ia pegang pinggang dan bawah tumit Alika, ia pangku wanita itu secara perlahan dan berdiri.Seraya memangku Alika, Yustaf mendekati kasur maxi itu lalu baringkan tubuh Alika disana. Ia yang baru akan melangkah pergi, tiba tiba menginjak lilitan selimut yang menyebabkan dirinya terpeleset hingga akhirnya jatuh memeluk Alika.
Yustaf menutup matanya, ia sangat takut jika Alika terbangun saat itu dan mengiranya melakukan hal yang tidak tidak.
Namun hingga lima menit berselang, Alika masih tidak mengeluarkan suara. Yustaf pun membuka kedua matanya perlahan, ia melihat wajah cantik Alika berada tepat dihadapannya kembali.
Tepat berada dibawahnya, sejujurnya saat ini ia sedang dalam posisi merangkak diatas tubuh Alika dengan posisi kedua tangan menjadi tumpuan dan penahan tubuhnya agar tidak jatuh memeluk Alika.
Jantung Yustaf langsung berdebar kencang ketika kedua matanya tak bisa beralih ke arah yang lain selain wajah Alika. Lagi lagi... kenapa sering sekali ia terkena serangan yang membuat benteng pertahanannya lemah?
Bukankah ia sendiri belum pernah memiliki hubungan khusus dengan wanita manapun? Dan berniat tidak akan pernah melabuhkan hatinya pada wanita manapun?!
Tapi kenapa rasanya saat ini... seluruh benteng pertahanannya dirobohkan begitu saja?
Sesuatu yang awalnya dimulai dari sebuah paksaan, keperdulian lalu kekaguman, nantinya akan berakhir menjadi apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Main cantik denganmu, Mas (END)
General FictionAlika Soedirja seorang pengusaha yang melakukan aksi balas dendamnya kepada mantan suami yang berselingkuh dengan cara melakukan permainan cantiknya dengan mencari seorang pria yang bisa dijadikannya suami di salah satu biro jodoh terkenal di jakart...