Tiba tiba saja Albert muncul dibelakang mereka dan lantas berkata. "Sepertinya kalian sangat menikmati pagi hari yang cerah ini dengan melampiaskan hasrat satu sama lain ke depan publik.
"Perlukah saya menyiapkan tempat tidur disini?" tanya Albert yang langsung mengejutkan mereka berdua dan membuat mereka saling menjauhkan diri masing masing.
Alika merasa sangat malu saat itu, bahkan wajahnya masih sangat memerah seperti apel akibat tindakan tidak jelas yang dilakukan suaminya barusan.
Yustaf melihat ke arah jam tangannya. Ia merasa cukup telat untuk pergi ke tempat kerjanya. Ia pun memutuskan untuk pamit pergi.
"Sepertinya saya telat, sampai jumpa dirumah ya. Sayang." ucap Yustaf yang mengerlingkan matanya sejurus pada Alika, naik kembali ke motornya dan pergi.
Sedangkan Alika yang ditinggalkan seperti itu begitu saja langsung melampiaskan kekesalannya dengan mengepal kedua tangannya dan meracau. "DASAR PRIA MENYEBALKAN!"
Albert yang melihatnya seperti itu hanya tetap memberi pandangan datar seperti biasa lalu menghela nafas. Bukankah bosnya ini tampak sangat lugu?
Alika yang merasa terus dipandang datar oleh Albert langsung memberinya hadiah yaitu berupa helm yang baru saja ia kenakan.
"Nih bawa!" ucap Alika dan langsung bergegas masuk ke dalam pintu utama kantornya. Albert pun mengikuti Alika masuk ke dalam kantor dengan membawa helm itu.
Sepanjang berjalan didalam kantor, banyak orang tampak berbisik ketika melihat Alika berjalan melewati mereka.
Alika sempat mengabaikan hal ini dan tetap berjalan, karena mengira pasti mereka sedang membahas tentang sifat keposesifan suaminya itu yang tadi memicu perhatian publik.
Namun ketika ia masuk ke dalam lift yang sesak dan dipenuhi oleh bisikan para karyawan yang berbicara. Alika pun tersadar, jika mereka sedang mengosipkannya. Salah satu perkataan yang sempat membuatnya sadar adalah...
"Iya, suami bayaran. Aku kira mereka pasangan normal pada umumnya. Soalnya keliatan lengket banget." bisik salah satu karyawan yang berdiri dipaling belakang. Teman lainnya ikut membisik.
"Mana mungkinlah, cowok setampan seleb luar gitu kan susah banget kalo dijadiin suami di dunia nyata. Ya, kecuali lo punya banyak duit buat ngebayar dia!" bisik wanita itu.
Alika mendengar dengan jelas bisikan mereka dan entah kenapa ia jadi berpikiran jika para wanita itu sedang membicarakan dirinya dan Yustaf.
Pintu lift pun terbuka, Alika yang berdiri paling depan diantara para staff lainnya pun segera keluar dari lift dan berjalan cepat menuju ruangannya, diikuti juga oleh Albert yang sejak Alika merasa tersudutkan oleh pembicaraan tadi hobi sekali memperhatikannya.
Albert diam diam menyadari perubahan ekspresi wanita itu.
Alika terus berjalan melewati berbagai ruangan di lantai tersebut, namun ia melihat semua orang yang berpapasan mata dengannya jadi saling membisik.Alika tetap fokus berjalan cepat dan tegas menenteng tasnya hingga akhirnya masuk ke dalam ruang kerjanya.
Ia segera duduk di kursi putarnya dan buka tasnya, dikeluarkannya laptop dan ponsel dari dalam tas tersebut lalu taruh ke atas mejanya. Alika mulai membuka laptopnya dan nyalakan.
Albert mengetuk pintu terlebih dahulu dan masuk ke dalam ruang kerja Alika kemudian meletakkan helm Alika ke atas rak kecil disebelah kiri ruangan itu. Ia mendekati Alika dan berdiri dihadapan mejanya.
Alika yang masih kepikiran soal topik suami bayaran tadi di lift dan semua pandangan karyawan terhadapnya, membuat Alika jadi melamun dan tidak menyadari jika Albert terus berdiri dihadapannya dengan wajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main cantik denganmu, Mas (END)
General FictionAlika Soedirja seorang pengusaha yang melakukan aksi balas dendamnya kepada mantan suami yang berselingkuh dengan cara melakukan permainan cantiknya dengan mencari seorang pria yang bisa dijadikannya suami di salah satu biro jodoh terkenal di jakart...