31

2.8K 99 0
                                    

Andrew terdiam seperti menyesal.

"Luka cakaran dan goresan juga istri saya terima! Bahkan yang lebih parah, seusai mendapatkan itu, istri saya kembali mendapatkan hadiah yang sangat spesial dari anda. Yaitu luka di kepala dan ancaman teror lainnya yang mengancam nyawanya." sindir Lucas.

Andrew mengernyit heran.

"Hah?! Jangan asal nuduh! Kami memang membenci istrimu tapi bukan berarti kami akan melakukan cara seperti itu!" tandas Andrew.

"Tidak usah munafik! Memangnya siapa lagi yang membenci kami selain kalian? Ditambah itu terjadi setelah Alika bertengkar dengan Rachel!" tandas Lucas

Tiba-tiba muncul Rachel mendekati Andrew.

"Heran ya, sejak kemarin kalian tuh bersikukuh sekali menuduh kami penyebab ini dan itu! Kalau mau menuduh buktikan dulu! Mana buktinya saya tanya?!" tandas Rachel.

"Sebelum menjelaskan bukti, saya ingin menjelaskan cerita lengkapnya. Tiga hari yang lalu istri saya dipukul kepalanya oleh seseorang dari belakang setelah menerima ancaman teror di kantornya hingga membuatnya masuk ke rumah sakit. Kemudian dua hari yang lalu istri saya yang masih berada dirumah sakit kembali mendapatkan ancaman teror setelahnya ancaman itu benar terjadi. Istri saya ditodong pisau oleh seorang pria berhoodie merah. Itu pasti ulah kalian kan?! Ngaku aja!" tandas Lucas.

Rachel dan Andrew justru mengernyit heran saat itu. Tidak mengaku.

"Loh, apaan sih?! Memangnya orang yang membenci kalian kami saja?! Hey, dunia ini luas!" ucap Rachel. Andrew ikut membela.

"Harusnya kalian mengumpulkan bukti dulu! Baru melabrak kami! Bukannya kayak gini caranya! Asal nuduh sembrangan, di tiga hari yang lalu dan dua hari yang lalu saya sedang di luar kota. Mana saya tahu tentang hal kayak gitu, ya boro-boro mau mikirin hal kayak gitu." ucap Andrew.

Alika terdiam merasa sedikit bersalah. Berbeda halnya dengan Lucas yang masih tidak percaya.

"Ya bisa saja kan anda menyuruh orang lewat telepon untuk melakukan ini dan itu? Jaman serba teknologi gini masa masih dibikin susah? Jangan jadikan itu sebagai alasan untuk menghilangkan jejak!" tandas Lucas.

"Anda ini kekeh sekali ya! Kami bukan pelakunya! Apa kalian mau saya laporkan ke polisi atas kasus pencemaran nama baik?!" tandas Rachel.

"Iya tentu, silakan saja. Kami siap membeberkan semua kesaksian kami kehadapan polisi, bahkan kalau perlu ke pengadilan juga bisa." ucap Lucas.

Rachel tertawa sinis. "Kacau sekali orang ini." ucapnya tidak habis pikir.

Esok harinya Lucas pun menyewa seorang bodyguard untuk Alika, guna melindungi istrinya tersebut dari orang jahat yang ingin melukainya atau memberinya ancaman kembali.

Albert yang melihat hal ini tampak berkomentar ketika mereka bertiga ada didalam lift.

"Sepertinya anggota keluarga kita bertambah lagi." ucap Albert tersenyum samar, Alika menoleh ke bodyguard dibelakangnya lalu beralih menatap Albert datar.

"Kamu barusan menyebut kita? Memangnya kamu terhitung dalam keluargaku Al?" tanya Alika.

"Ya, selama saya tetap berdiri disamping anda setiap saat." ucap Albert.

"Sayangnya kamu tidak selalu ada disamping saya. Kamu bahkan suka ngilang seperti jin." ucap Alika.

"Kalau saya jin berarti anda apa? Lampunya?" tanya Albert.

"Saya tetap direkturnya dong." ucap Alika.

"Terserah deh." ucap Albert.

"Eh projek kita selanjutnya bagaimana? Apa ada masalah setelah saya dipukul kemarin?" tanya Alika.

Main cantik denganmu, Mas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang