bab 18

333 56 13
                                    

Maunya sih libur ya...tapi jari authornya malah gatel pingin up...😭😭 gapapa ya kalau author up 🤭....

Happy reading

.

.

.

.

Kayana melangkah penuh senyuman ke sebuah restoran, sebuah tempat yang dia datangi saat Monica sejak kemarin mengirim pesan padanya. Entah apa yang ingin wanita itu katakan pada sang sahabat yang sudah lama tak dia temui.

Kayana mengedarkan pandangannya pada seluruh sudut restoran hingga matanya kini menangkap sosok Monica yang melambaikan tangan padanya, sialnya Kayana terpaku menatap sosok di samping Monica yang kini terlihat seakan mengabaikan  kedatangannya, Mawangga.

Tidak lebih tepatnya Mawangga sedang menatap fokus pada benda pipih di tangannya, sepertinya ada sebuah pekerjaan penting yang harus pria itu lakukan.

" Hah kau terlihat semakin tampan Kayana, apa kau berkencan dengan seseorang?".

Pertanyaan Monica tentu saja mengalihkan atensi Mawangga saat ini, pria itu menatap Kayana yang saat ini bahkan belum duduk di kursinya.

Mawangga mengepalkan tangannya, penampilan yang terlihat biasa di depan semua orang saat ini menjadi tak biasa bagi Mawangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mawangga mengepalkan tangannya, penampilan yang terlihat biasa di depan semua orang saat ini menjadi tak biasa bagi Mawangga. Kayana-nya terlihat sangat angkuh dan itu membuat Mawangga ingin memakan pria itu saat ini juga meski tentu saja itu tak mungkin dia lakukan.

Kayana tersenyum tipis mendengar ucapan Monica meski sudut matanya menangkap tatapan kagum Mawangga padanya, Kayana duduk tepat di depan Mawangga dengan senyum yang masih melebar.

" Katakan kau sedang berkencan dengan seseorang bukan?".

" Tidak...".

" Jangan bohong padaku Kayana, aku tak pernah melihatmu se...akhh sudahlah, satu yang pasti kau terlihat berbeda...jadi katakan apa kau sudah berkencan dengannya?".

" Ya...".

" Yew....jadi sekarang kau akan mengatakan siapa namanya?".

" Arne".

Mawangga membelalakkan matanya terkejut, bagaimana bisa nama Arne yang sekarang terlempar begitu saja di mulut sang kekasih di depan matanya. Wajah Mawangga berubah semu membuat Kayana yang melirik pria itu tersenyum tipis, dia tahu sang kekasih kecewa atas ucapan yang dia lontarkan tapi apa yang bisa dia katakan saat ini ketika dua orang pria yang berstatus sepasang kekasih itu di hadapkan pada sosok wanita yang menjadi tunangan Mawangga.

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang