bab 33

357 67 32
                                    

Happy reading

.

.

.

Aku mencintainya,
Rasa itu tiba tiba saja hadir saat pertama kali aku melihat senyum indahnya di hari pernikahan sahabatku.

Ini memang tak pantas aku rasakan, namun bisakah sebuah hati memilih merasakan cinta pada sosok yang masih sendiri?

Aku menjadi pengurus pernikahannya namun aku juga terjatuh dalam cinta, Zyan Permana.

*******

Tuhan menciptakannya untukku...

Itu yang kuyakini saat dia ternyata juga mencintaiku setelah kebersamaan kami selama ini.

Sebuah hasil yang pantas dari semua usaha yang sudah aku lakukan, bagaimana tidak...aku bahkan membuat kak Angga percaya jika kak Zyan hanya mencintaiku di dunia ini tanpa tahu keberadaan kak Gyan sebagai istri sahnya.

Maaf kak Gy, aku mencintai suamimu...hanya itu yang aku ucapkan dalam hati setiap kali aku bertemu dengan sosok pria itu.

Bahkan aku terus mengucapkannya bak mantra saat kak Angga menikahkanku diam diam dengan kak Zyan.

********

Aku hamil, ku pikir dia akan sangat bahagia dengan berita ini namun nyatanya kak Zy seakan menolak kehadiran anak ini...

Aku benci...aku membenci kak Gyan, dia membuat suamiku berpaling dariku. Aku benci harus menyadari jika aku adalah sosok kedua dalam kehidupan kak Zyan...

Namun tidak....aku tak suka mengalah, aku bukan pria yang dengan mudah mengembalikan sosok yang sudah aku curi dengan semua usaha yang ku lakukan.

" Kak Gyan harus mati agar aku dan kak Zyan bisa bersama".

********

Mawangga meringkuk di lantai, tangan pria itu mengepal menahan sesuatu yang ada di hatinya saat ini. Kejadian masa lalu kini seakan sebuah film yang kembali di putar di benaknya saat itu, saat di mana Nuca mengatakan padanya jika dia hamil.

" Kami akan memiliki bayi kak Angga, kau tahu dia terlihat sangat lucu dan kecil seperti biji kacang".

Mawangga tersenyum menatap wajah  bahagia Nuca saat ini, pria itu bahkan ikut antusias bertanya tentang sosok janin yang kini hadir di perut sang adik.

" Apa kau akan memberitahu ayah dan ibu tentang pernikahan kalian Nuca?".

" Tidak...kakak tahu bukan ayah tidak akan menyetujui ini".

" Lalu kapan kau akan melakukannya?".

" Setelah anak ini lahir, ayah tidak akan menolak jika sudah melihat anak ini kak...begitu juga dengan ibu".

Mawangga mengangguk pelan dengan sebuah senyuman di wajah tampannya hingga hari itu tiba, hari di mana Nuca memintanya mengendarai sebuah mobil. Sebuah mobil yang pada akhirnya dia ketahui milik Zyan, sebuah mobil yang tiba tiba saja oleng  bersamaan dengan sebuah tembakan yang terdengar olehnya.

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang