bab 19

276 53 19
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Mawangga menatap penuh senyuman bangga pada sosok Kayana yang kini sudah bersiap di depan garis perlombaan dengan kuda tunggangannya, pria itu terlihat semakin seksi dengan pakaian ketat yang menempel tepat di badannya.

Ditambah Kayana terlihat duduk dengan tegak sembari melambai penuh senyum padanya, ahh....kenapa selama ini Mawangga tak menyadari jika setiap kali pria manis itu melambai penuh senyuman itu di tujukan padanya.

Dan bodohnya Mawangga malah mengira jika itu di lakukan pada Monica atau Bagas??

Hahaha....

Mawangga ingin sekali menertawakan dengan kencang kebodohannya saat itu, tapi biarlah masa lalu bodohnya hanya menjadi rahasia gila dirinya sendiri.

Pritt

Suara peluit tanda dimulainya perlombaan mulai berbunyi, terlihat di sana semua joki perlombaan mulai menunggangi kudanya dengan kencang. Mencoba melaju secepat mungkin untuk memenangkan perlombaan itu, laju kuda Kayana terlihat sangat cepat menyalip beberapa peserta lainnya seiring dengan detak jantung Mawangga yang semakin berdebar kencang di tempatnya menonton.

Mawangga bahkan terus menghembuskan nafas pelan, berharap tak terjadi apa apa pada sang kekasih nantinya. Namun bukannya rasa itu mereda kini Mawangga semakin was was saat terlihat ada salah satu peserta yang terjatuh di sana.

" Akhh sial kenapa seakan aku yang sedang berlomba di sana".

Mawangga masih menatap fokus pada pertandingan di depannya saat ini hingga tak menyadari jika seorang pria tampan melihatnya penuh senyuman saat ini.

" Jangan khawatir tuan, anda harus yakin jika pembalap pilihan anda akan menang".

Mawangga menoleh ke arah pria tampan itu, Mawangga menunjukkan senyum tipisnya dan mengangguk pelan.

" Apa anda baru kali ini menyaksikan pertandingan balap kuda tuan?".

" Tidak...ini kedua kalinya aku melihatnya, tapi..."

" Tapi apa? Apa anda mengenal baik siapa salah satu pembalap di sana tuan?".

Mawangga mengangguk pelan, pria tampan itu menatap kembali pemandangan di depannya. Terlihat di sana Kayana masih fokus mengendalikan kudanya dengan sangat lincah.

" Saya yakin kekasih anda akan memenangkan perlombaannya tuan".

Mawangga menoleh, mengerutkan keningnya heran pada sosok di sampingnya.

" Bagaimana anda tahu jika dia kekasih saya?".

" Akhh jadi benar, saya hanya melihat tatapan mata anda pada pria itu tuan. Ada banyak cinta di sana, dan ya tatapan cinta itu membuat saya sedikit patah hati"

" Patah hati? Kenapa?".

" Kayana itu nama yang saya dengar, apa benar tuan?".

" Ya...apa anda mengenal Kayana-ku?".

" Oh tidak secara langsung, tapi banyak para pria mapan yang melirik pria manis itu. Sepertinya pesona kekasih anda bukan hanya di lihat oleh anda tuan, tapi juga setiap pria di sini...termasuk".

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang