bab 37

338 50 45
                                    

Happy reading

.

.

.

Mawangga menggeram menatap sosok yang di bencinya berdiri di depannya dengan tatapan penuh amarah, tak jauh dari pria itu terlihat dua sosok yang menjadi dunianya, Kayana dan Kanawa.

Dua sosok itu terlihat terduduk lemas dengan tubuh terikat dan luka di sekujur tubuh mereka, sedangkan sosok yang selama ini selalu memaksa memiliki Mawangga, Bagaskara tersenyum tipia penuh kemenangan menatap pemandangan di depannya.

Mawangga sudah akan mencabik cabik tubuh Bagaskara andai saja dirinya juga tak terikat seperti Kayana dan sang putra saat ini, sialnya Mawangga hanya bisa berteriak melihat semua penyiksaan yang Bagaskara lakukan pada dua sosok dunianya.

" Lepaskan aku Bagaskara".

" Lepaskan? Kau pikir aku bodoh melepaskanmu dan merusak rencanaku Mawangga? Aku tak sebodoh itu Mawangga...aku akan melepaskanmu saat semuanya sudah selesai...".

" Sialan...jauhi Kayana dan putraku Bagaskara, atau kau akan menyesal sudah menyentuh mereka".

" Benarkah? Aku atau kau yang akan menyesal karena tak mampu melindungi mereka Mawangga...lagipula seharusnya kau duduk diam saja menikmati permainanku...".

" Dasar pria gila....lepaskan aku Bagaskara, sedikit saja kau menggores tubuh....".

Jleb

Akhhhh

Sebuah lengkingan rasa sakit terdengar dari Kayana karena sebuah tusukan yang Bagaskara layangkan padanya, terlihat lengan Kayana kini mengeluarkan darah segar membuat Mawangga menghentikan ucapannya. Airmata mulai kembali turun dari kedua mata pria itu, kakinya bergetar menyaksikan sosok tercintanya kini terluka tanpa dirinya bisa melakukan apapun.

" Sialan kau Bagaskara...beraninya kau...".

Jleb

Akhh....

Tusukan kembali Bagaskara layangkan, kini perut Kayana yang menjadi sasarannya membuat darah mengalir dari tempat itu dan mulut Kayana, tubuh Kayana terlihat menggelepar bak seorang ikan yang tak mendapatkan air saat ini.

Mata lemahnya menatap Mawangga dengan air mata yang mengalir, hingga sebuah senyuman tipis dan gumaman lirih Kayana lakukan sebelum akhirnya pria itu menutup matanya.

" Aku mencintaimu my Mawa".

" Akhh....aku mohon lepaskan aku Bagaskara...aku...".

Mawangga berteriak, pria itu terus memberontak mencoba melepas ikatannya hingga membuat kedua lengannya terluka.

" Bagaimana rasanya kehilangan dia Mawangga? Sakit? Tapi...itu belum cukup, kau masih perlu melihat kado terakhir yang pria itu berikan padamu juga ikut pergi akan semua rasa sakit yang aku rasakan setimpal".

" Tidak...jangan lakukan itu Bagaskara...jangan bunuh putraku...aku...".

Jleb

Jleb

Jleb

Mawangga terhenyak, ucapannya terhenti kala matanya kini melihat Bagaskara menusuk kembali tubuh Kayana dan Kanawa bak orang gila, pria itu seakan melampiaskan semua rasa sakit yang dia rasakan pada tubuh dua sosok yang menjadi dunia Mawangga.

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang