bab 25

277 59 64
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Kayana melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan di negeri Finlandia, sebuah rumah yang Tara berikan untuk dia tempati selama persembunyiannya. Sebuah rumah dengan pemandangan yang cukup mengesankan, entah uang dari mana hingga pria itu bisa membelinya.

" Mulailah hidup barumu di rumah itu, aku akan menempatkan satu pegawai di sana untuk menemanimu".

Itulah yang Tara katakan setelah kepergiannya dari tempat yang menjadi tujuan balas dendamnya. Kayana merebahkan dirinya, pria itu menutup matanya pelan berharap jika tidur nya kali ini mampu menghapus semua hal buruk di dalam hidupnya. Pria itu berharap jika semuanya hanya sebuah mimpi yang akan hilang jika dia mulai kembali bangun.

Kayana menyamankan tubuhnya di bawah selimut mencoba mencari kehangatan di musim yang mulai dingin, hingga sebuah gumaman tak sadar dia ucapkan membuat pria itu kembali meneteskan air matanya.

" Kak Mawa...hiks...hiks"

Kayana semakin membenamkan tubuhnya yang sedikit bergetar, menahan air mata yang tak bersahabat dengan pikirannya.

Dia merindukan sosok Mawangga saat ini, namun ego nya terlalu tinggi untuk mengakui semua perasaan itu. Kayana tak suka harus memiliki rasa lain yang di sebut cinta pada sosok pria itu selain rasa benci.

******* 🌻💕☀ ********

Mawangga melangkah memasuki rumahnya dengan langkah gontai, pria itu bahkan tak berniat untuk menyapa siapapun saat ini membuat sang ibu hanya menatapnya sendu.

Mawangga mulai memasuki kamar miliknya, hingga sebuah ketukan kini terdengar dari balik pintu kamarnya membuat Mawangga menutup matanya rapat rapat tanpa berniat membuka pintu itu.

Klek

Suara pintu terbuka terdengar saat ini, terlihat sosok wanita paruh baya yang kini mulai menyalakan lampu kamar itu dan menatap sang putra.

" Jangan berpura pura baik baik saja Mawangga, ibu tak suka melihatmu seperti ini...katakan pada ibu apa yang sebenarnya terjadi? Katakan kenapa kau bahkan tak pulang selama 2 hari ini, apa semua ini ada hubungannya dengan kepergian Kayana?".

Mawangga membuka matanya, menatap sang ibu yang kini mulai duduk di samping ranjang itu.

" Ibu tahu Kayana akan pergi?".

" Tidak, hanya saja kau tak mungkin seperti ini jika tak terjadi hal seperti itu. Dengar Mawangga, Kayana pria baik...dia tak mungkin tetap bersamamu saat semua orang menentang hubungan kalian".

" Tapi aku benar benar tak ingin menikah dengan Monica, bu".

" Kau yang sejak awal menerima perjodohan ini Mawangga, kau bahkan ingin secepatnya menikahi wanita itu".

Mawangga menghela nafasnya pelan, raut kesedihan kembali muncul di wajah pria tampan itu saat ini.

" Ibu benar ini salahku, meski aku tak ingat apa yang terjadi antara aku dan Monica di kamar itu".

" Kamar? Tunggu...apa maksudmu Mawangga? Apa yang kau lakukan?".

" Kayana pergi karena menemukanku tidur dengan Monica di sebuah kamar hotel bu".

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang