Happy reading
.
.
.
.
Mawangga menatap pemandangan di depannya, pria itu memijit pelan batang hidungnya untuk meredakan sakit kepala yang saat ini menderanya. Entah mengapa sejak malam kepergiannya dari rumah kecil yang Kayana tinggali sama sekali tak membuat hidup Mawangga tenang sedikitpun.
10 hari
Ya sudah sejak 10 hari yang lalu Mawangga tak pernah lagi berhubungan dengan pria itu meski raut wajah sendu Kayana masih terus terngiang di benaknya saat ini membuat Mawangga terus menghela nafas. Mawangga menatap benda pipih miliknya, di bacanya kembali pesan yang Kayana kirimkan malam itu meski pesan itu hanya menjadi pesan sepihak dari pria manis itu.
" Anda sudah sampai tuan? Kenapa tak memberiku kabar? Anda akan kembali datang ke tempat ini bukan?".
Mawangga kembali menggulir pesan itu tanpa berniat membalasnya, pria itu kembali menyimpan pesan itu di benda pipih miliknya sebagai pesan berbintang. Ada perasaan aneh setiap kali Mawangga kembali membaca pesan itu, entah mengapa Mawangga ingin sekali kembali merasakan pelukan hangat pria itu saat ini.
Mawangga kembali duduk di meja kerjanya, pria itu kembali fokus pada tumpukan dokumen di depannya saat ini hingga ada sebuah suara yang dia kenali menyapa telinganya.
Mawangga mendongak kala kini di depannya muncul Monica bersama Kayana di sana, pria tampan itu bahkan mengukir senyum manisnya membuat hati Mawangga seakan tertusuk benda tajam.
" Kak Angga, baguslah kau ada disini".
" Monica? Kenapa kau ada disini? Kenapa tak mengatakan jika kau datang? Lalu Kayana....".
" Kebetulan aku hanya sedang mampir untuk memberikan ini padamu kak".
" Apa ini?".
" Desain baju dan juga tempat pernikahan, kau bisa membantuku memilihkannya kan kak".
" Hmm baiklah...tapi kenapa kau bersama Kayana?".
" Akhh...kebetulan aku bertemu saat Kayana akan berpamitan pada Kak Bagas untuk mengikuti perlombaan di eropa selama 1 minggu, tapi sayang sepertinya kak Bagas sedang keluar saat ini".
" Eropa? 1 minggu?".
" Ya kak...kenapa? Kau masih marah jika aku dekat dengan Kayana?". Bisik Monica pada Mawangga yang kini hanya menggeleng pelan.
" Kau akan ikut dengannya?".
" Tentu saja tidak, aku harus mengurus semua pekerjaan yang papa limpahkan padaku kak".
" Itu artinya kita akan jarang bertemu lagi Monica?".
" Maaf, tapi kakak tahu kan kalau ini juga keinginanku sebelum kita menikah. Aku ingin memiliki perusahaan fashion sendiri kak, jadi sabar ya. Jika kita menikah nanti aku akan memberikan semua waktuku untuk kakak, jadi jangan marah ya".
Monica menatap Mawangga dengan tatapan memohon membuat pria itu hanya mengangguk pelan meski sudut matanya kini menangkap Kayana yang hanya menunduk dengan wajah sedih.
" Dan ya, Kayana bisa menunggu kedatangan kak Bagas di sini kan kak...aku harus segera kembali bekerja, dan aku tidak ingin temanku ini kesepian. Kakak tidak keberatan bukan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison of Flower (Diterbitkan)
Romancebalas dendam mampu membuat seseorang tak menyadari jika tindakannya itu bukan hanya membuat orang lain terluka namun juga dirinya sendiri. tersadar bahwa sebuah balas dendam juga mampu membuat dirinya terluka, seorang pria menyesali perbuatannya it...