bab 35

423 70 31
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Mawangga mengepalkan tangannya penuh amarah saat kini dia melihat sosok Kayana sedang tertawa lepas dengan sosok Smith, mereka bahkan terlihat sangat akrab saat ini. Mawangga bahkan melihat tatapan penuh kekaguman yang Smith tujukan untuk Kayana saat ini disaat Smith tahu Kayana-lah mantan kekasih yang selama ini Mawangga ceritakan pada pria itu.

" Akhh sial....dasar pengkhianat". Gumam lirih Mawangga dengan tangan yang mengepal erat.

" Daddy...ciapa yang belsama momo?".

Mawangga menoleh, menatap sedih pada sosok kecil yang kini menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

" Buaya...".

" Buaya? Kenapa paman itu daddy cebut buaya...kenapa buayanya tidak cama dengan buaya yang ada di buku cekolah Kanawa daddy...".

Kanawa masih menatap penuh tanya pada sosok sang ayah yang kini terlihat menghela nafas pelan.

" Dengar baby Nawa sayang, buaya itu artinya orang yang mau merebut momo dari kita".

" Benalkah?".

" Hmm....jadi apa yang akan kita lakukan pada buaya itu baby Nawa".

Kanawa terdiam, kening si kecil berkerut mencoba memikirkan sebuah cara untuk menyingkirkan Smith saat ini. Hingga anak itu kini berjalan mendekat pada sosok Kayana membuat pria manis itu mengubah atensinya pada sosok sang anak.

" Momo, paman ini ciapa...".

" Oh maaf...kenalkan ini teman momo, uncle Smith sayang".

Smith menatap penuh senyum pada Kanawa saat ini tanpa menyadari jika Mawangga sudah berdiri tegak di samping mereka membuat Kayana menatapnya jengah.

" Daddy buayanya belnama uncle Cemit".

Kanawa mengatakan itu dengan suara lantang membuat Kayana membelalakkan matanya terkejut begitu juga dengan Smith, namun tidak dengan Mawangga yang kini hanya tersenyum tipis mendengar ucapan sang putra.

" Sayang, kenapa memanggil uncle Smith seperti itu?".

Suara lembut Kayana membuat Kanawa menoleh pada sosok Kayana, namun tak lama anak itu terlihat menarik Kayana agar semakin mendekat hingga sebuah bisikan Kanawa lakukan pada sosok sang momo.

" Daddy bilang kalau uncle Cemit itu ingin melebut momo dali baby, Momo. Dan daddy bilang itu namanya buaya".

Kayana menghela nafas pelan hingga sebuah tatapan tajam kini Kayana lemparkan pada sosok Mawangga membuat senyum yang sejak tadi Mawangga tunjukkan seketika lenyap.

" Kita perlu bicara tuan Mawangga".

" Tentu saja Kayana sayang".

Kayana semakin membelalakkan matanya saat dengan penuh percaya diri Mawangga memanggilnya sayang di depan Smith yang hanya bisa mengerutkan keningnya, bahkan Mawangga sempat berbisik pada telinga Smith sebelum dia kembali mengikuti langkah Kayana.

" Bersiaplah kalah pengkhianat".

Mawangga melebarkan senyum kemenangan di wajahnya hingga Kayana kini menarik cepat lengan Mawangga membuat tubuh Mawangga menempel pada Kayana.

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang