side story

485 62 36
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Kayana melangkah pelan, menuju kamar miliknya dan Mawangga setelah pria manis itu menidurkan kedua anaknya yang terlihat kelelahan setelah acara menginap di rumah sang nenek, Marsha.

Kayana membuka pintu kamarnya, terlihat di sana sosok sang suami yang sudah menunggunya di atas ranjang mereka.

" Mereka sudah tidur sayang?".

" Hmm....sepertinya mereka terlalu senang berada di rumah ibu hingga terlihat kelelahan".

" Ya mereka merindukan ibu, begitu juga ibu".

Kayana mengangguk pelan, merebahkan tubuhnya di dada sang suami yang kini juga sudah mulai memeluknya. Kayana sudah akan memejamkan matanya sebelum akhirnya pria itu mengambil sesuatu dari dalam meja nakas miliknya saat ini, Kayana menatap sebuah amplop ditangannya dengan diam.

" Apa itu sayang?".

Mawangga menatap penuh tanya pada sosok sang istri yang kini hanya berbalik menatapnya dengan tatapan sendu. Mawangga menatap sebuah amplop yang kini ada di tangan sang istri hingga matanya menangkap sebuah nama yang dikenalnya.

" Tunggu...ini...".

" Surat dari pria itu kak...aku...".

" Buang saja Kayana, jangan berurusan lagi dengan pria itu...kau tahu bukan jika...".

" Apapun yang terjadi, ada darahnya yang mengalir dalam tubuhku kak...".

Mawangga terdiam, menatap tak suka pada sosok sang istri yang saat ini menatapnya dengan tatapan penuh permohonan.

" Kak...aku tahu kakak tidak ingin berurusan dengan pria itu lagi, aku juga tahu kakak tidak ingin aku berhubungan dengannya lagi...karena itu aku tak pernah membaca satupun surat yang pria itu kirimkan padaku selama ini...tapi kak...".

" Aku hanya tidak ingin dia membuatmu kembali terluka sayang, kau tahu benar apa yang sudah dia perbuat pada kita bukan...".

" Aku tahu...tapi bukankah semua orang memiliki kesempatan kedua kak, sama seperti yang kita lakukan. Kakak memberiku kesempatan kedua untuk menebus kesalahanku, begitu juga dengan kakak...lalu kenapa kita tak memberinya kesempatan itu?".

" Aku lebih suka kau bersikap egois seperti dulu pada pria itu Kay...".

Kayana terdiam, menatap Mawangga yang saat ini kembali merebahkan dirinya, pria itu bahkan mengubah posisi dengan memunggungi Kayana membuat pria manis itu hanya menatap sedih. Kayana menaruh kembali surat di tangannya, pria manis itu ikut merebahkan dirinya menghadap sang suami dan memeluk Mawangga.

" Maaf karena aku membuat kakak kecewa...".

Kayana menutup matanya, menghirup aroma menyegarkan sang suami yang selalu membuatnya merasa hangat.

" Aku hanya tidak ingin melihatmu menangis lagi Kay, aku benci melihat air itu membasahi wajah cantikmu".

Mawangga bergumam dalam hati, pria tampan itu kini menutup matanya pelan. Merajut mimpi indah bersama sang istri yang kini memeluknya sangat erat.

*******

Maaf...tidak, sepertinya kata itu tidak cukup untuk kukatakan padamu saat ini nak...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang