bab 9

312 56 16
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

      Kayana melangkahkan kakinya perlahan menuju ke kandang Aiden, semilir angin masih terasa dingin saat ini akibat hujan yang semalam turun cukup deras. Kayana melempar senyum pada setiap orang yang ditemuinya di kandang itu kini, terlihat sepertinya banyak dari mereka yang sudah bersiap untuk pergi ke festival di kota pagi ini.

" Kau akan datang bersama Aiden Kayana?". Ucap salah satu pegawai di sana.

" Tidak, aku rasa aku akan melihat pertunjukan kalian sendirian nanti. Sepertinya Aiden juga memilih bersama Roseline dibanding aku, benar bukan kawan?".

      Aiden menoleh padanya sembari meringkik pelan, kuda itu terlihat masih lemah meski kini dia sudah tak lagi memuntahkan semua makanannya. Terlihat Roseline juga sibuk menempel pada kuda itu membuat Kayana hanya tersenyum melihat kedua kuda di depannya saat ini.

" Mereka benar benar membuatku iri Kayana, kau tahu Aiden bahkan tak pernah menyukai kuda lain selama kami bekerja. Tapi sejak kau memilih Roseline untuk tinggal di sampingnya dia membuatku terkejut dengan membuat kuda itu hamil sekarang, kau benar benar tahu selera Aiden Kayana".

" Benarkah? Apa kau juga berpikir seperti Aiden?".

      Aiden meringkik pelan, kuda itu bahkan mengusap wajah Kayana membuat pria tampan itu tersenyum tipis. Kayana masih saja terus membelai punggung Aiden mengabaikan semua pegawai yang kini mulai kembali bersiap di sana.

      Tak lama Kayana pun beranjak dari kandang itu, kakinya melangkah pelan menuju ke kota untuk menyaksikan festival. Terlihat di sana sudah banyak para warga kota yang berjejer di tepian jalan, wajah mereka juga terlihat sangat antusias saat ini.

      Ini adalah festival kedua yang Kayana datangi selama dirinya tinggal di kota ini, dan baru kali ini dia harus berada di sisi penonton hanya karena Aiden sedang sakit. Seharusnya Kayana menjadi salah satu penampil festival saat ini bersama kuda gagahnya itu, namun setelah Aiden sakit maka Kayana membatalkan perannya itu.

      Kayana tersenyum tipis kala kini sudah mulai muncul beberapa pertunjukkan setelah mereka menunggu cukup lama, Kayana sudah mulai akan melangkahkan kakinya maju saat kini tangannya di tarik seseorang.

" Kau meninggalkanku?".

      Kayana menoleh, menatap seorang pria yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.

" Tuan...anda....".

" Kenapa kau tak membangunkanku dan berangkat bersama, kau tahu aku pusing harus mencarimu di sepanjang jalan kota ini".

" Maaf aku pikir kau tak akan datang setelah apa yang terjadi, ku pikir kau marah...".

" Aku memang marah, tapi apa kemarahan bisa jadi satu satunya alasan seseorang tak memenuhi janjinya? Kau sudah memenuhi janjimu dengan mengatakan alasan kenapa kau melakukan itu, jadi aku juga harus memenuhi janjiku untuk menemanimu datang ke festival bukan".

" Terima kasih tuan...anda...".

" Tak perlu berterima kasih, aku hanya sedang menepati janjiku".

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang