Happy reading
.
.
.
.
" Mawangga.....".
Sebuah teriakan kini terdengar sangat nyaring di sebuah rumah yang Mawangga tinggali, terdengar Marsha memanggil pria itu dengan suara yang membuat Mawangga terkejut dan bergegas turun.
" Ada apa ibu".
" Lihat....jelaskan Mawangga, siapa anak itu? Kau menghamili seseorang Angga, katakan".
Mawangga menatap arah telunjuk sang ibu saat kini di depan sana berdiri sosok Kanawa yang menunggunya di depan pagar dengan wajah penuh senyuman.
" Kenapa ibu membiarkannya di luar, ibu tidak lihat dia kepanasan....ibu tidak kasihan".
" Tunggu dulu....katakan pada ibu siapa dia Mawangga, dia bahkan memanggilmu daddy".
" Dia anakku...ibu puas".
Mawangga bergegas pergi meninggalkan Marsha yang kini hanya tersenyum tipis, dia tak menyangka jika Kanawa sang cucu benar benar meluncurkan aksinya dengan cepat saat ini.
Sedangkan Mawangga kini terlihat segera membuka pagar rumahnya dan menyambut kedatangan Kanawa dengan penuh senyuman sebelum kini dia menatap tajam pada Samuel.
" Kenapa kau tak membawanya masuk bodoh, kau tahu di sini sangat panas bukan...bagaimana kalau dia sakit?".
" Baby Nawa baik baik saja daddy, jangan malahi uncle camuel yang tampan".
" Cih...dia kau bilang tampan?".
" Jangan iri bos, ucapan anak kecil itu selalu jujur...kalau anda sudah kalah dalam hal ketampanan jangan salahkan dia yang berkata jujurw".
" Enak saja...aku lebih tampan darimu, benar bukan baby?".
" Hmm...daddy cangat tampan, cangat cangat tampan...".
" Hmm kau dengar, anakku mengatakan aku tampan".
Kanawa tersenyum tipis sembari menatap Mawangga dengan mata bulatnya, sedangkan Mawangga membeku di tempatnya. Bagaimana bisa dia mengatakan Kanawa anaknya saat dia bahkan baru mengenal anak itu 2 hari yang lalu, akhh pesona anak itu benar benar membuatnya kembali mengingat sosok Kayana.
" Dad....daddy....daddy....Nawa haus".
Mawangga tersadar dari aksi diamnya saat Kanawa kini dengan semangat menggoyang tubuh pria tampan itu.
" Baby Nawa haus?".
" Hmm....".
" Oke let's go baby...daddy akan memberikan apapun agar kau tidak haus lagi...".
Kanawa tersenyum, belum juga reda rasa senangnya anak itu di buat semakin melebarkan senyumnya saat kini Mawangga menggendong tubuh kecilnya dengan hangat.
" Daddy menggendong baby Nawa, momo". Ucap Kanawa dalam hatinya sembari tersenyum.
Bukan kebetulan Kanawa tahu di mana rumah Mawangga, anak itu merengek pada Tara untuk menghubungi Mawangga setelah dia menunggu kedatangan pria itu selama 2 hari di sekolah. Dan akhirnya di sinilah anak itu berada, di rumah Mawangga setelah Samuel menjemputnya di sebuah taman di dekat kantor Mawangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison of Flower (Diterbitkan)
Romancebalas dendam mampu membuat seseorang tak menyadari jika tindakannya itu bukan hanya membuat orang lain terluka namun juga dirinya sendiri. tersadar bahwa sebuah balas dendam juga mampu membuat dirinya terluka, seorang pria menyesali perbuatannya it...