bab 24

278 56 43
                                    

Inget !!! Alur maju mundur ya 🤗🤗

Perasaan rajin banget up ya author, kek nya boleh nih digantung satu minggu 🤪

Setuju gak sih?

Happy ending

.

.

.

.

Kayana melangkahkan kakinya perlahan dari istal milik keluarga Mawangga dengan sebuah koper kecil yang dia bawa di salah satu tangannya, pemandangan yang sama yang pernah di lihat beberapa orang pegawai 1 tahun lalu saat kedatangan Kayana.

Namun kali ini berbeda, Kayana pergi dengan wajah yang bahkan tak bisa di artikan oleh beberapa orang. Bahkan pria itu pergi setelah perdebatannya dengan sosok Bagaskara dan juga Mawangga.

Tidak....

Sosok Mawangga bahkan masih menatapnya dengan tangan mengepal seakan menahan sesuatu di sana, pria itu menatap kepergian Kayana dengan tubuh bergetar dan sebuah tangisan yang bahkan membuat seseorang yang mendengar merasa tersayat.

Kayana memasuki mobil miliknya, matanya sama sekali tak ingin menatap sosok yang masih setia menatapnya dari kejauhan itu. Hingga tak lama mobil itu melaju menjauh dari sana, meninggalkan Mawangga dan sejuta kenangan yang sudah mereka lalui.

Sebuah kenangan yang meski Kayana tolak namun tetap terlihat bahkan terasa sangat manis, sebuah kenangan yang bahkan membuahkan sebuah benih cinta yang saat ini Kayana bawa pergi tanpa sepengetahuan Mawangga.

Sebuah kenangan manis yang kini menguap begitu saja bak sebuah asap yang diterpa oleh angin, berbau namun jejaknya tak dapat di lihat.

Lalu akankah kenangan itu mampu membuat keduanya kembali bersama? Entahlah...hanya takdir yang akan bisa menjawab itu.

*******

Gyan tersenyum setelah pernikahannya dengan sosok yang dia cintai selama ini, sosok yang ternyata juga ingin menjadikannya miliknya, Zyan Permana. Kehidupannya sebagai sosok anak yatim piatu yang menyedihkan tak lagi pria itu rasakan meski sang kakak Tara tetap berada di sampingnya.

Namun bukankah itu berbeda saat kita berada di sisi sosok yang kita cintai dengan perasaan yang sangat menggebu? Itulah perasaan Gyan saat ini, pria itu tak henti hentinya bersyukur atas kehadiran Zyan di dalam hidupnya.

" Kau akan menghadiri perkumpulan itu Gyan?".

Zyan menatap penuh senyuman sosok yang kini menyiapkan sarapan untuknya, sosok yang selalu melakukan itu setiap hari untuknya meski kini status mereka berubah menjadi sepasang suami istri.

" Ya...jangan melarang ku kak, kau tahu bukan jika perkumpulan ini satu satunya hal yang aku tunggu".

" Aku tidak melarang mu, hanya saja kau yakin akan pergi sendiri ke tempat itu? Kau tahu itu sangat jauh bukan, kak Tara bahkan tak bisa mengantarmu. Sedangkan aku....".

" Kak kau tahu aku sering bepergian, ini bukan pertama kalinya bagiku bukan".

" Ya tapi ini pertama kalinya kau akan pergi cukup lama meninggalkan suamimu".

Gyan mendekat, tersenyum manis pada Zyan yang saat ini menatapnya dengan tatapan memohon.

" Jadi itu alasanmu tak ingin aku pergi?".

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang