bab 5

412 60 19
                                    

Happy reading

.

.

.

.

" Kau masih tak ingin bicara denganku?"

Monica hanya menatap jengah pada Mawangga saat ini yang sedang berbicara dengannya sembari menatap tumpukan dokumen di meja kerjanya.

Bukankah itu sangat menyebalkan? Bagaimana bisa pria yang berstatus sebagai tunangannya itu sedang merayunya dengan sikap angkuh seperti itu.

Monica terdiam, dia hanya terus menatap Mawa yang bahkan seakan tak ingin beranjak dari kursi kebanggaannya itu saat ini hanya untuk meluluhkan hatinya. Wanita itu jengah selalu di perlakukan tak seromantis itu oleh pria yang berstatus calon suaminya itu, Monica memutar tubuhnya dengan cepat.

Wanita itu mulai melangkah mendekat pada sebuah pintu hingga membuat Mawangga kini menatap ke arahnya.

" Kau akan pergi lagi seperti itu?".

" Lalu aku harus bagaimana? Aku harus menunggu kakak menyelesaikan semua dokumen itu dan akhirnya merayuku untuk tak marah padamu dengan benar?".

" Apa maksudmu?".

" Apa maksudku? Kakak masih belum mengerti apa yang harus kakak lakukan saat kekasihmu sedang marah padamu? Ayolah tuan Mawangga, kau bukan pria yang hanya memiliki kekasih aku saja...kau...".

" Itu faktanya...kau satu satunya wanita yang pernah menjadi kekasihku, akhh tidak lebih tepatnya tunanganku. Jadi seharusnya kau memberi tahuku bagaimana caranya untuk membujukmu, kau tahu benar jika aku selalu di sibukkan dengan pekerjaanku selama ini".

" Hah....aku yang bodoh karena mau bertunangan dengan pria sepertimu".

" Maksudnya apa pria sepertiku?".

" Akhh sudahlah, lebih baik aku pergi dari pada aku harus melihat kakak yang semakin menyebalkan".

" Monica tunggu....kita masih belum selesai bicara, kau akan terus mengabaikan aku seperti itu?".

Mawangga mulai beranjak dari tempatnya, pria itu kini berusaha mencegah sang kekasih yang sudah berada di ambang pintu.

" Jangan terus seperti ini Monica, kau tahu pekerjaanku sangat banyak. Dan jika kau terus mengabaikanku maka itu akan membuatku semakin lelah, jadi katakan apa maumu".

Monica menghela nafas pelan, sosok pria di depannya ini terlihat sangat pintar. Terbukti Mawangga selalu mendapatkan predikat sebagai CEO muda paling berbakat di dunia bisnis menggeser nama sang ayah Yudhistira sebagai pemegang penghargaan itu setiap tahunnya, tapi apa??

Kepintaran dalam berbisnis tak berbanding lurus dengan kepintaran Mawangga mengenal sosok orang, lebih tepatnya Mawangga pria terkuno dan bodoh yang pernah menjadi kekasih Monica dan itu membuat wanita itu sedikit jengah bersamanya.

Mawangga sangat angkuh di dalam dunia bisnis, namun sikap itu juga selalu dia tunjukkan pada semua wanita yang ingin mendekatinya. Untung saja saat Monica yang melakukan itu, Mawangga bisa sedikit menurunkan egonya hingga perkenalan mereka berubah menjadi sebuah kisah cinta yang mungkin saja kini sedikit Monica sesali.

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang