bab 14

302 56 35
                                    

Happy reading

.

.

.

.

" Aku hamil kak".

Seorang pria manis terlihat menatap seorang pria tampan di depannya dengan tatapan sendu.

" Hamil? Tunggu kau benar benar hamil?".

Pria itu mengangguk pelan membuat pria tampan di depannya saat ini mengusak wajahnya kasar.

" Ah sial, aku sudah bilang padamu untuk menggunakan obat pencegah kehamilan bukan".

" Kakak menyalahkanku sekarang?".

" Maaf sayang tapi kau tahu bukan jika aku....".

" Aku tidak mau tahu, yang aku tahu kakak akan tetap menjadi milikku dan bayi ini".

Pria manis itu melangkah pergi meninggalkan sang pria tampan yang kini hanya bisa menghela nafas pelan sembari terus mengusak kepalanya.

" Akhh sial".

Pria tampan itu terus mengumpat pelan, tak lama matanya kini menatap sebuah foto yang ada di meja kerjanya. Terlihat di sana dua orang pria yang saling tertawa seakan terlihat sangat bahagia membuat pria itu menutup foto itu dengan cepat.

" Maaf, tapi aku sangat mencintainya...".

Pria itu bersimpuh ke lantai, air mata kini keluar dari matanya. Ada perasaan aneh yang saat ini menggerogoti hatinya, rasa khawatir, rasa sesal, rasa takut bahkan sebuah rasa cinta yang teramat besar membuat pria itu seakan merasa gila.

Pria itu mengingat dengan jelas sosok seorang pria yang menjadi malaikat penyelamatnya malam itu, seorang sosok yang akhirnya dia pilih untuk mendampinginya meski sebuah keraguan sedikit muncul dihatinya.

Benarkah dia mencintai sosok itu? Ataukah dia hanya ingin membalas semua kebaikan yang sosok itu lakukan padanya...entahlah, yang pasti dia sangat membenci takdir yang memainkan hatinya.

" Maukah kau menikah denganku?".

Sebuah pertanyaan yang seharusnya tak pria itu katakan jika akhirnya hal itu akan menimbulkan sebuah penyesalan yang hinggap terlalu dalam di hatinya.

*****

Kayana melangkahkan kakinya menuju tempat tinggal yang selama beberapa bulan ini dia tempati, matanya membola saat kini di depannya seorang pria tampan yang berstatus sebagai kekasihnya tersenyum manis padanya.

" Kakak di sini, bukankah kakak ada pertemuan dengan klien?".

" Kau yang membuatku berada di sini sekarang".

" Aku? Kenapa?".

" Kenapa kau tak membalas pesanku dari semalam Kay? Teleponmu bahkan tak bisa di hubungi, apa ada yang terjadi? Dan dari mana kau?".

" Hah...kenapa aku merasa seperti seorang perampok yang sedang di interogasi seorang polisi".

Kayana bergumam di samping telinga Mawangga membuat pria tampan itu tersenyum tipis sembari melangkah mengikuti Kayana yang mulai memasuki rumah itu.

" Itu karena aku mengkhawatirkanmu sayang, maaf jika aku...".

" Tidak apa apa kak, aku hanya belum terbiasa dengan semuanya...lagipula kau langsung menanyakan semua pertanyaan itu hingga membuatku bingung".

Poison of Flower (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang