"shtt- nanti dia bangun."
solar mengerutkan keningnya ketika mendengar sayup-sayup suara asing yang terdengar dari telinganya, terdengar suara yang berisik disekitarnya membuatnya terbangun dari tidurnya.
maniknya perlahan terbuka menampilkan sebuah mata yang berwarna abu-abu dengan gradasi emas, setelah matanya terbuka sepenuhnya Ia terlihat masih mengumpulkan nyawanya ketika melihat tiga orang laki-laki asing di kamar nya.
"...hah?" desah nya masih setengah sadar serta mengumpulkan nyawa nya, ketiga laki-laki asing Itu masih tertawa cekikikan membuat solar mengerutkan keningnya merasa bingung serta siapa ketiga orang tersebut.
"kalo kak gempa tau, salahin kak upan!" celetuk salah satu laki-laki tersebut, yang mengenakan kaos berwarna Ijo muda serta penampakan wajahnya yang sangat babyface, solar terdiam merasa kebingungan dan langsung terduduk dikasurnya.
"kalian siapa?" tanya solar sambil mengusap-usap matanya merasa masih mengantuk, namun ada yang aneh. disaat solar melihat tangannya terdapat bekas spidol merah membuat sang empu tambah kebingungan.
"heheh, kita kakak baru lo." celetuk salah satu laki-laki tersebut yang mengaku kakak nya, dia menggunakan sebuah sweater berwarna biru tua dan terlihat seperti sedang menahan tawa nya, namun solar tidak tahu mengapa mereka semua terlihat seperti itu, padahal tidak ada yang lucu.
solar melihat ke arah lantai ada terlihat ada sebuah spidol merah yang tergeletak disana membuatnya merasa sedikit tidak nyaman, perasaannya tidak enak.
CKLEK!
"kalian ngapain rame-rame dikamar solar, hah? astagfirullah-"
pintu kamar nya terbuka menampilkan gempa yang terlihat bingung mengapa adek-adek nya berkumpul dikamar solar, namun akhirnya gempa tau ketika melihat wajah adek barunya.
"heh! kalian apain wajah solar?" omel gempa menghampiri mereka bertiga lalu menarik telinga kedua laki-laki tersebut, dan laki-laki yang mengenakan kaos Ijo muda tersebut juga Ikut dijewer ketika dua laki-laki tersebut mengaduh lalu dilepas oleh gempa.
"aduh kak gem! Itu ide kak upan!" adu laki-laki yang mengenakan kaos Ijo muda terlihat meringis kesakitan, gempa terlihat menghela nafas pelan melihat kelakuan adeknya.
"solar, kamu cuci muka dulu ya dikamar mandi." ucap gempa dengan lembut pada sang empu yang memperhatikan mereka dengan wajah-wajah masih mengumpulkan nyawanya, sedari tadi Ia nyimak saja, solar mengangguk pelan lalu menuju ke arah kamar mandi yang berada di kamar nya.
Ia menuju ke arah wastafel kamar mandi yang ada sebuah kaca besar disana lalu melihat wajahnya yang dipenuhi spidol merah digambar seperti Ia seperti badut, terdapat sebuah spidol merah di bibir nya seperti joker dan diatas kedua matanya juga.
"...bangke." umpat solar setelah akhirnya sadar kenapa mereka seperti menahan tawa melihat wajahnya, solar hanya bisa tersenyum jengkel. ternyata kakak-kakak nya tersebut mirip dajjal banget.
solar pengen tantrum sekarang rasanya, Ia menghela nafas berat sebelum akhirnya mencuci mukanya lalu menggosok nya untuk menghilangkan bekas spidol.
akhirnya setelah beberapa saat akhirnya bekas spidol tersebut hilang sepenuhnya dan mukanya kembali normal, untungnya Itu bukan spidol permanen, kalo Iya sudah solar pukul wajah-wajah kakak nya itu.
solar pun keluar dari kamar mandi dan terlihat disana hanya terlihat gempa saja dan ketiga orang tadi yang solar tidak ketahui namanya sudah hilang bagai ditelan bumi.
"kak?" panggil nya pada gempa dengan bingung kenapa kakak nya tersebut masih berada dikamar nya, solar menghampiri gempa yang duduk dikasurnya.
"maafin mereka ya, solar. mereka emang kaya gitu tapi ga jahat kok, cuman jahil aja." jelas gempa terlihat merasa bersalah dengan kelakuan saudara kandung nya yang sangat tidak sopan baginya, gempa akan pastikan mereka dihukum nanti.
"...gapapa kak." balas nya sambil menghela nafas pelan Ia juga sedikit bingung kenapa malah gempa yang meminta maaf? fix, kakak kesayangannya sekarang adalah gempa.
"oh ya, mending kamu makan dulu soalnya dari siang belum makan." celetuk gempa yang diangguki solar, perutnya memang terasa lapar sekarang, jadi mereka berdua keluar dari kamar nya dan turun ke bawah ke ruangan meja makan.
gempa menyuruh solar untuk duduk saja dikursi meja makan sedangkan gempa mengambilkan makanan untuknya di dapur, solar hanya menurut saja dan duduk dengan patuh pada salah satu kursi.
"orang kaya punya tempat makan sendiri ya.." gumam nya dengan pelan, biasanya di panti asuhan Ia makan di lantai saja tanpa ada sebuah ruangan seperti meja makan.
tuk tuk!
solar dengan Iseng mengetuk meja makan yang terbuat dari kaca tersebut, kenapa meja makannya harus terbuat dari kaca ya? pikir solar termenung merasa penasaran.
padahal biasanya juga meja makan yang terbuat dari kayu maupun juga bahan plastik dipasaran, setelah beberapa saat gempa datang kembali sambil membawakan sebuah piring serta segelas air putih dan meletakkannya didepan solar.
"Ini, makan ya." ucap gempa sambil duduk disebelah kursi kosong solar, sang empu mengangguk pelan lalu meneliti makanan yang dibawakan oleh gempa, Itu sebuah sayur sop serta sebuah sosis yang sudah digoreng.
solar tetap bersyukur, Ini bahkan lebih baik dari makanan nya dipanti asuhan, kadang jika makanan disana sedang lagi sulit-sulit nya atau bisa disebut lagi tidak ada uang untuk membeli bahan masakan, Ia hanya memakan nasi serta garam.
lebih parah lagi dulu Ia pernah makan nasi sudah basi gara-gara beras disana sudah habis, mungkin Itu pengalaman yang buruk baginya. namun bagaimana lagi? dia juga biasanya makan nasi dengan margarin biasanya yang merek blue****.
kalian penasaran dengan rasanya? menurut solar Itu lumayan enak namun hanya sedikit bikin eneg saja mengingat tekstur margarin lembek namun ada rasa asin serta sedikit manis, kalo makannya pake nasi hangat malah tambah enak (kata solar).
perlahan solar memakan makanan nya dengan cukup lahap mengingat Ia lumayan kelaparan gara-gara kebablasan tidur salahkan kamar nya yang terlalu nyaman untuk tidur.
dulu dipanti asuhan solar jarang merasakan tidur enak, disana kipas hanya satu. untuk beberapa anak termasuk dirinya, tentu saja kebanyakan banyak yang memperebutkan kipas tersebut akibatnya solar jarang merasakan kipas dan kepanasan.
solar biasanya keluar dari panti hanya untuk mencari angin mengingat di kamar membuatnya eneg gara-gara kepanasan, terus ya. banyak nyamuk waktu malem.
solar ga bohong, menyiksa banget kalo tidur malem. meskipun dirinya sudah pake sof*** namun tidak mempan, tubuhnya merah-merah akibat kena gigit nyamuk disana, banyak nyamuk gara-gara di lokasi panti sana ada sebuah got besar yang banyak sampah.
"solar, kamu udah beli barang buat kebutuhan kamu?" tanya gempa memecahkan keheningan disana, beberapa saat yang lalu hanya ada keheningan serta solar yang hanya diam memakan makanannya.
"belum, kak." balas nya sambil menyuapi dirinya dengan sesendok nasi serta sayur nya, solar menyukai sayur. dia jarang bisa merasakan sayur, hanya kadang-kadang. kebanyakan Ia makan tahu sama tempe, makan sayur solar kadang sujud syukur tuh.
"oke, kita beli nanti ya. sama thorn juga keknya, dia kepingin beli sesuatu katanya." sahut gempa membuat solar berpikir sejenak, beli barang-barang kebutuhannya? keluarga Ini terlalu baik padanya, meskipun agak menyebalkan untuk tiga orang tadi.
"baik, kak." ucap nya dengan pelan, solar jadi penasaran orang yang namanya thorn Itu yang mana? firasatnya Itu salah satu dari orang tadi yang menjahilinya, semoga dia tidak menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.