bibir nya merekah sebuah senyuman yang lebar, tidak lupa dengan aura berbunga-bunga di sekitarnya. yang tanda nya dia sedang senang untuk hari ini. dimana itu adalah sebuah, keanehan.
pria yang sudah berkepala tiga itu memperhatikan anak angkat nya itu dari sebrang meja dengan wajah penasaran, mengapa anak nya itu sedang terlihat senang?
karena biasanya solar selalu terlihat dengan wajah tanpa eksperesi ataupun dengan wajah datar, namun. hari ini berbeda, dia terlihat sangat senang hingga sampai mengabaikan makanan nya dan hanya menatap ponselnya.
"ada apa, solar? apakah makanan nya tidak enak?" tanya pian dengan khawatir karena sedari tadi anak nya itu tidak kunjung memakan makanan nya dan hanya menatap ponsel nya dengan senyuman lebar, tentu Ia senang melihatnya.
namun juga entah kenapa perasaan nya menjadi tidak nyaman, seperti akan ada sesuatu yang datang.
"enak kok, yah. hari ini kak gean bakal mengajak ku keluar bersama saudara nya yang lain!" jelas solar dengan eksperesi cerah membuat pian mengangguk paham, Ia tidak mengerti siapa itu orang yang dimaksud. namun sepertinya itu adalah orang yang dekat dengan solar.
"begitu ya, semoga kamu bersenang-senang." ujar pian dengan senyum lembut, Ia mengabaikan perasaan tidak nyaman di hati nya. mungkin itu perasaan nya saja, lagipula bagus lah solar akhirnya mulai memiliki teman.
"terimakasih, ayah!" balas solar sambil tersenyum tipis, lalu akhirnya dia memakan makanan nya membuat pian menjadi menghela nafas lega. Ia tidak ingin solar kelaparan disaat dia akan keluar bersama teman nya.
"makanan nya enak." puji solar membuat pian mengerjapkan matanya heran, biasa nya anak nya ini tidak pernah sekali pun memuji masakan nya meskipun sudah sering merasakan nya. apa itu karena hari ini suasana hati nya sedang baik?
"aku senang mendengar nya, jika begitu kamu harus menghabiskan nya." ucap pian sambil tersenyum, solar mengangguk patuh lalu kembali memakan makanan nya dengan lahap membuat pian menjadi senang.
setelah beberapa saat, kemudian solar meminum segelas air putih setelah selesai menghabiskan makanan nya. dan beranjak dari kursi meja makan dan berjalan menuju lebih dekat pada ayah nya lalu menyalimi tangan nya.
"aku pergi dulu, yah."
"hati-hati."
pian menatap punggung solar yang perlahan mulai menjauh dari pandangan nya, entah mengapa sedari tadi firasat nya sangat tidak nyaman.
"apa akan terjadi sesuatu?" gumam nya dengan pelan, setetes keringat jatuh di dahi nya. ingin rasanya Ia menghentikan solar untuk pergi dari sini, namun baru kali ini anak nya itu terlihat sangat bahagia.
tidak seperti biasanya dengan wajah yang kadang murung dan cenderung tanpa eksperesi, tidak ada salahnya bukan? biarkan untuk kali ini dia bersenang-senang.
kemudian pian menoleh ke arah meja makan dan menyadari sesuatu, ponsel solar terletak di meja. tepat di sebelah piring nya.
---
"kenapa kak gean meminta ku kesini, ya?" celetuk solar dengan heran ketika tepat di hadapan nya adalah sebuah bangunan terbengkalai yang terlihat sepi, tidak ada satu pun orang nampak disana.
'aneh..' batin solar dengan cemas, Ia menjadi ragu apakah harus masuk atau tidak nya. namun, kakak nya mengatakan pergi kesini dulu sebelum mereka bertujuh akan bersenang-senang.
kemudian solar merogoh kantong celana nya, untuk tidak menemukan ponsel nya.
"loh? ponsel ku mana?" ucap nya dengan panik sambil merogoh kembali kantong celana nya, namun tetap saja. Ia menghela nafas pelan, sepertinya ponsel nya tertinggal di meja makan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.