✦ S1 | extra chapter [ 1 ]

1.2K 190 68
                                    

apa itu memang benar thorn? solar tidak bisa tertidur nyenyak beberapa hari Ini akibat pertemuan nya terakhir kali dengan sosok yang sangat mirip dengan thorn, tapi bukankah thorn dan yang lain nya hanya mimpi saja?

apa mungkin hanya kebetulan ada orang yang mirip, tapi. manik nya yang berwarna emerald serta tatapan nya yang selalu hangat membuat nya yakin Itu adalah thorn.

"cih.." solar berdecak pelan sambil mengigit bibirnya mencoba untuk menahan air mata nya yang sebentar lagi akan menetes, matanya berkaca-kaca. Ingatan nya kembali berputar mengingat kembali waktu yang Ia habiskan bersama kakaknya, atau bisa dibilang hanya mimpi belaka.

solar merasa sangat emosional sekarang, padahal hanya mimpi yaitu bunga tidur saat Ia koma. tapi kenapa Ia bisa sampai seperti Ini? jika orang lain mendengarkan ceritanya mungkin mereka akan menganggap nya gila.

sedari awal, kenapa Ia harus memimpikan Itu? kenapa? hanya itu pertanyaan yang terlintas di otak nya selama 2 tahun belakang. ternyata memang benar, mengikhlaskan sesuatu yang berharga bagi mu sangat sulit.

suasana yang hening serta rintikan hujan terdengar disana, langit yang mendung seperti mendukung suasana hati solar saat Ini. terlebih lagi angin yang kencang berhembus membuat rambutnya berterbangan mengikuti sang angin.

solar masih berada di tempat terakhir kali Ia bertemu thorn, halte bus. disana sepi karena memang kebanyakan murid-murid sudah pulang hanya ada solar disana.

sekarang sudah sore, namun solar masih duduk di bangku sana. berharap thorn mungkin akan datang kembali seperti kemarin, solar hanya Ingin melihatnya untuk terakhir kali saja.

hujan mulai turun dengan deras, serta langit yang semakin menggelap. namun solar tidak beranjak dari bangku tersebut, Ia hanya diam disana sambil sedikit menggigil karena udara yang dingin.

solar menenggelamkan wajah nya dalam pangkuan nya, mencoba untuk mengusap air mata yang mengalir di pipi nya tanpa henti. kenapa dengan nya? cengeng, padahal Ia tidak perlu menangisi mimpi yang hanya bunga tidur.

"hey, kamu baik-baik saja?"

waktu terasa terhenti bagi solar, Ia membeku saat mendengar suara yang sangat familiar dalam telinga nya. suara yang lembut, dan masih sama persis dalam mimpi nya.

perlahan solar mengangkat wajah nya untuk melihat sosok laki-laki berambut coklat dengan manik berwarna emerald yang indah serta wajahnya yang terlihat khawatir.

manik nya yang berwarna hijau yang biasanya terlihat senang sekarang berubah menjadi khawatir, tidak lupa laki-laki Itu sedang memegang payung berwarna hitam dan sedang menggunakan baju casual.

"kak gean?" ucap solar dengan eksperesi terkejut serta terlihat menatap nya dengan tatapan tidak percaya, air matanya kembali mengalir dengan deras ketika melihat sosok yang Ia ingin lihat lagi untuk terakhir kalinya.

"eh? kamu tau aku?" tanya sosok Itu terlihat kebingungan saat laki-laki yang baru saja di temui mengetahui namanya, tapi kenapa dia memanggil nya kak? dan juga kenapa dia menangis saat melihatnya?

hati solar seperti ditusuk beribu-ribu pisau saat mendengar balasan dari thorn, ternyata dia benar-benar tidak mengenal nya. solar menggelengkan kepala nya lemah mencoba untuk mengabaikan perasaan sakit di dalam dada nya.

entah mengapa dada nya terasa sesak, padahal harus nya Ia mengetahui hal itu bukan? tentu saja thorn tidak akan mengenal nya.

"kenapa kamu tidak pulang? seharusnya sedari tadi murid disini sudah pulang, apakah kamu baik-baik saja? kenapa kamu menangis?"

tanya thorn sambil menanyakan berbagai pertanyaan dengan eksperesi khawatir, meskipun dia tidak mengenal orang di depan nya. namun entah mengapa dirinya merasa familiar.

Ia seperti merasakan perasaan familiar saat melihat sosok laki-laki di depan nya, rambut yang juga berwarna coklat seperti dirinya. serta manik yang berwarna abu-abu yang terlihat seperti menatap nya dengan tatapan rindu? thorn tidak mengerti, namun yang pasti Ia bisa merasakan jika orang di depan nya seperti mengenal dirinya.

"...aku baik-baik saja, aku tidak ingin pulang sekarang." balas solar dengan pelan sambil mengalihkan pandangan nya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi nya, Ia tidak mood untuk kembali pulang saat Ini meskipun Ia tahu nanti ayah angkatnya akan khawatir.

"begitu ya? aku masih mempunyai urusan sih, aku harap perasaan mu membaik. sampai jumpa!" ujar thorn sambil tersenyum lembut dan mengusap pelan rambut sosok tidak dikenal di depan nya, meskipun thorn tidak mengenal laki-laki Ini tapi Ia merasa perasaan yang hangat saat berada di dekatnya. entahlah?

solar terlihat membeku ketika thorn tiba-tiba mengusap rambutnya seperti saat Itu, rasanya masih sama seperti di mimpi nya. tapi bedanya, saat Ini adalah hal nyata.

setelah Itu thorn terlihat seperti mengecheck jam tangan nya lalu beranjak berjalan menjauh dari sana meninggalkan solar terdiam menatap kepergian nya dengan eksperesi berkaca-kaca.

"kak.." lirih solar dengan pelan sambil tetap menatap punggung thorn yang perlahan semakin menjauh dari pandangan nya, Ia menggigit bibir nya dengan pelan mencoba menahan air mata nya yang Ingin kembali keluar.

"KAK GEAN!" panggil solar dengan keras sambil beranjak dari bangku halte bus disana dan langsung berlari mengejar thorn yang mulai menjauh, tidak mempedulikan air hujan yang deras membasahi tubuh nya.

thorn menghentikan langkah nya ketika mendengar ada yang memanggil namanya, lalu Ia menoleh untuk melihat laki-laki tadi memanggil namanya dengan eksperesi yang terlihat sedih? serta mata yang berkaca-kaca menatap dirinya.

"ah..?" thorn tersentak pelan ketika merasakan laki-laki tersebut menyentuh jaketnya dengan pelan lalu menatap dirinya dengan pandangan sendu membuat thorn menjadi sedikit Iba, entah mengapa melihatnya sedih membuat perasaan nya menjadi tidak nyaman.

"kak, nama ku solar. aku ingin berteman dengan mu." ujar solar dengan wajah lembut namun terlihat jelas kesedihan dalam pandangan nya saat menatap thorn, Ia tidak mempedulikan bahwa tubuh nya sekarang basah kuyup karena hujan.

thorn terlihat terdiam sejenak saat melihat sosok di depan nya terlihat sangat terlihat menyedihkan, bahkan thorn sedikit terkejut saat tiba-tiba dia menyusul nya tanpa pikir panjang yang membuat tubuh nya basah kuyup.

"...tentu, nama ku thorn namun kamu bisa memanggil ku gean seperti yang kamu lakukan tadi. bisa aku memanggil mu dengan panggilan sunshine? Itu terlihat cocok dengan nama mu."

thorn merasakan perasaan yang aneh lagi, saat mendengar nama orang di depan nya yang terlihat familiar. entah mengapa Ia merasa harus memanggil nya dengan panggilan 'sunshine' yang sangat cocok dengan arti namanya.

solar melebarkan matanya ketika mendengar ucapan thorn yang ingin memanggil nya dengan panggilan yang sama persis seperti yang dia lakukan pada saat di mimpinya.

"lain kali jangan langsung menerobos hujan, kamu bisa sakit. sunshine." celetuk thorn dengan lembut sambil perlahan melangkah mendekat pada solar dan mengarahkan payung nya pada sang empu agar tidak terkena air hujan yang deras.

kemudian air mata nya kembali mengalir lagi dengan deras tanpa diminta olehnya, mata nya kembali berkaca-kaca saat mendengar thorn memanggil nya dengan panggilan Itu.

meskipun thorn tidak akan pernah mengingatnya, setidaknya bertemu lagi dengan nya sudah cukup bagi solar.

Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang