gelap, solar tidak dapat melihat apapun disekitarnya. beberapa saat yang lalu, solar terbangun dari pingsan nya.
namun ternyata lampu dikamar Ini sudah dimatikan, jadi hanya gelap gulita. Ia tidak dapat melihat apapun, pencahayaan nya hanya berasal dari pancaran sinar bulan yang menyinari lewat jendela kamar.
Ia benci kegelapan.
Itu mengingatkannya dulu saat di hukum oleh Ibu panti di dalam gudang gelap gulita selama seharian tanpa makanan ataupun minuman, dengan debu yang menumpuk disana membuat nya susah bernafas.
"hah.." Ia menghela nafas tersengal-sengal, panic attack nya kambuh lagi. dahi nya di penuhi dengan keringat dingin serta tubuh nya gemeteran.
CLICK!
"solar?" lampu kamar tersebut akhirnya menyala membuat solar menghela nafas lega lalu menutup wajahnya dengan tangan nya yang masih bergetar.
"solar!" beliung terlihat khawatir ketika melihat sang bungsu terlihat ketakutan, Ia langsung menghampiri nya dan langsung memeluk nya dengan erat, mendekap nya ke dalam lengan nya.
hanya ada keheningan untuk beberapa saat, beliung tidak mengatakan apapun dan hanya menepuk punggung solar dengan lembut mencoba menenangkannya.
beliung Itu tipe seseorang yang jarang bisa menghibur orang lain jadi nya Ia terasa sedikit canggung baginya, namun Ia tetap tidak mengatakan apapun dan mulai memikirkan cara untuk menenangkan sang bungsu.
"solar.. kamu tau nama belakang keluarga kita?" celetuk beliung dengan tenang secara tiba-tiba memulai topik pembicaraan, tangannya bergerak mengusap rambut solar yang acak-acakan.
solar masih terlihat terdiam sejenak namun makin mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya dalam dada bidang beliung.
"gatau." ucap solar dengan lirih, dipikir-pikir sejak Ia di adopsi oleh keluarga amato. Ia tidak pernah tahu nama belakang nya sekarang, dulu Ia tidak punya nama belakang karena Ia bahkan tidak tau siapa keluarganya.
"nama belakang kita Itu, altair." balas beliung sambil tersenyum tipis, solar terlihat mengerjapkan matanya lalu memiringkan kepalanya sejenak terlihat bingung, di pikirannya Itu terlihat tidak seperti nama keluarga pada umumnya.
beliung seperti paham dengan pikiran sang bungsu dan terlihat terkekeh sejenak lalu mengusap air mata di pipi solar.
"altair itu nama bintang, altair bintang tercerah di langit urutan ke-12." jelas beliung sambil tersenyum lembut, beliung pernah dengar. alasan nama belakang keluarga mereka terinspirasi dengan bintang adalah karena harapan untuk mereka yang bersinar seperti bintang pada malam hari.
"sekarang nama belakang mu sudah menjadi altair, aku berharap kamu juga bersinar seperti bintang di langit. bahkan, mengalahkan bintang Itu sendiri." lanjut beliung sambil perlahan kembali mengusap air mata solar yang kembali terjatuh.
"solar reykan altair, sesuai arti nama mu yang berarti pancaran sinar cahaya matahari dan juga nama belakang keluarga kita. kamu benar-benar bersinar seperti cahaya, dan juga melebihi cahaya Itu sendiri."
solar terlihat terkejut mendengar perkataan dari beliung, matanya melebar dan menatap sosok kakak nya Itu yang tersenyum lebar dan rambut biru yang berterbangan akibat terkena angin kencang yang membuka jendela nya serta pantulan sinar bulan tepat di wajah beliung.
"..." Ia terlihat bingung ingin mengatakan apa untuk sesaat, pipi nya terlihat memerah sedikit akibat perkataan beliung yang sangat membuat hati nya terlihat tidak nyaman, apa deskripsi itu memang benar-benar cocok untuk solar?
"apa aku memang seperti deskripsi mu, kak?" ucap solar dengan pelan sambil menundukkan matanya, Ia terlihat ragu dan bimbang. solar Itu orang luar dari keluarga mereka, emang Ia bisa dibilang akan bersinar seperti arti nama keluarga mereka?
"berhenti memikirkan apa yang ada di otak mu Itu, kamu bagian dari keluarga Ini." balas beliung sambil menghela nafas pelan, tangannya mengusap pelan pipi solar.
"...aku bukan, aku orang asing yang kebetulan di adopsi karena sebuah keberuntungan." bantah solar sambil mengalihkan wajahnya, Ia merasakan sebuah pisau menusuk hati nya ketika ucapan nya sendiri adalah sebuah fakta besar.
Ia hanya seorang anak panti miskin yang kebetulan di adopsi oleh amato gara-gara hanya merasa berterimakasih akibat Ia menyelamatkan nyawa nya.
"apa yang kamu katakan? kamu tetap adik ku, maupun Itu kandung ataupun bukan." solar mengerjapkan matanya dan langsung menoleh ke arah beliung dengan wajah bertanya-tanya, Ia terlihat heran.
mereka tidak mempunyai hubungan apapun, tapi kenapa solar merasa beliung benar-benar serius dengan perkataan nya?
"apa kita harus se-darah dulu jika aku ingin menyayangi mu? tidak, kan? aku tetap menyayangi mu sebagai adik ku." jelas beliung sambil tersenyum tipis, Ia mengalihkan pandangannya lalu melepaskan tangannya yang menyentuh pipi sang bungsu.
beliung terlihat sedikit sedih saat melihat solar yang sepertinya tidak percaya dengan apa yang dikatakannya, memang apa masalahnya dengan itu?
Ia mengatakan hal yang Ia katakan dengan serius, beliung benar-benar sayang pada solar seperti adik kandungnya dan bukan hanya sebatas sepupu.
beliung tidak tahu apa kehidupan yang solar jalani sebelumnya hingga memiliki trust issue yang beliung yakini pengaruh lingkungannya dulu.
mata biru yang seperti langit Itu terlihat teduh dan tidak terlihat tenang seperti tadi, solar terlihat menyadari tingkah kakak sepupu nya Itu yang terlihat sedikit aneh?
"...kakak baik-baik aja?" tanya solar dengan pelan, perasaan nya sekarang menjadi tidak nyaman. apa perkataan nya keterlaluan?
"gapapa." balas beliung dengan singkat, Ia menjadi sedikit ngambek dengan sang bungsu. hanya sedikit, lagipula sepertinya Ia benar-benar harus mengerti perasaan solar dengan tentang hal baru.
beliung tahu jika solar masih belum terlalu terbiasa dengan situasinya sekarang dengan kehidupan yang berbeda 180° derajat.
namun Ia juga tidak dapat menahan perasaan dirinya untuk tidak ngambek dalam hal sepele seperti Itu, Ia merasa perasaan nya sedikit sensitif jika Itu mengangkut sang bungsu.
"maaf, kak."
"untuk apa?"
"...perkataan ku keterlaluan."
beliung mengerjapkan matanya lalu akhirnya menoleh ke arah solar yang terlihat merasa bersalah, beliung terlihat terdiam beberapa saat lalu menepuk kepala solar dengan lembut.
"ku maafin, tapi ada syaratnya." ucap beliung sambil tersenyum jahil, solar menghela nafas pelan. ah, ternyata kakak nya Itu ada mau nya. ya?
"syarat nya apa kak?" balas solar sambil menatap beliung dengan tatapan bertanya-tanya dan terlihat penasaran.
beliung menunjuk pipi nya menggunakan jari nya dengan senyuman lebar, solar menatap beliung dengan lekat lalu terlihat bingung sejenak.
"oh.." solar akhirnya paham setelah beberapa detik, Ia terlihat sedikit bersweatdrop ketika melihat kakak nya Itu terlihat seperti anak kecil.
CUP! CUP! CUP!
beliung terlihat menatap solar dengan wajah yang masih mencerna apa yang terjadi, wajahnya perlahan menjadi memerah hingga telinganya.
beliung mencoba untuk tidak berteriak karena salah tingkah akibat perbuatan sang bungsu.
author note :
akhirnya nama tengah solar sama nama keluarga mereka udah kena reveal! apa kalian penasaran sama nama tengah mereka masing-masing? see you next chapter semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.