solar menghela nafas pelan lalu naik ke mobil kakaknya, hari Ini yang menjemput nya adalah gempa. tadi disekolah Ia mendapatkan tugas pertamanya.
masalah nya, jika tugas nya matematika atau semacamnya solar akan tenang-tenang saja. masalah nya adalah tugas nya Ini tentang sbdp,
yaitu melukis dalam kanvas."bagaimana sekolahnya?" tanya gempa sambil tersenyum tipis, lalu manik nya menangkap sang bungsu yang terlihat sedikit linglung saat menaiki mobil dan duduk disampingnya kursi kemudi.
"ada tugas, kak." adu solar terlihat berpikir sesuatu, gempa menatap solar dengan tatapan bingung. tugas apa sampai membuat sang bungsu terlihat kesusahan? padahal biasanya menurut gempa solar akan senang jika ada tugas, apalagi Ini tugas pertamanya.
"tentang apa? kalo kamu butuh bantuan tanya aja." celetuk gempa sambil perlahan menjalankan mobil nya menuju ke arah rumah mereka, solar terlihat terdiam untuk beberapa saat.
"Itu.. tugas disuruh melukis, kak." balas solar sambil melihat ke arah kaca mobil dengan eskperesi berpikir, apa Ia harus melihat tutorial dalam youtube untuk mengerjakan tugasnya?
gempa mengangguk paham lalu sedang mencari solusi untuk membantu sang bungsu, seperti nya solar tidak pintar jika Itu tentang kesenian.
Ia tetap fokus mengendarai mobil nya sambil memikirkan solusi, apa Ia harus menyewa guru les melukis untuk solar? namun tiba-tiba terlintas nama salah satu saudaranya di dalam pikirannya.
"ah, kalo melukis kamu bisa meminta bantuan Ice." celetuk gempa, Ia baru teringat jika saudaranya yang pemalas dan sering tertidur Itu memang jago jika dalam hal kesenian, apalagi dia juga jago dalam beberapa Instrumen. pokok nya Ice Itu pencinta kesenian dalam karya ataupun instrumen seperti piano.
"kak Ice jago melukis?" ucap solar terlihat sedikit terkejut, soalnya kakaknya Itu suka molor dimana saja dan selalu terlihat pemalas. jadinya solar sedikit terkejut mendengar hal tersebut, memang pepatah mengatakan, don't judge a book by it's cover.
"ya, kamu bisa meminta bantuannya." balas gempa sambil tersenyum tipis, solar mengangguk pelan. padahal tadi sebenarnya Ia sudah pasrah terlebih dulu, tapi ternyata salah satu kakaknya jago dalam melukis.
"kak, berhenti di Indomaret." pinta solar secara tiba-tiba membuat gempa menaikkan alis nya heran namun tetap mengikuti permintaan sang bungsu, mungkin saja solar Ingin membeli snack.
setelah beberapa saat, akhirnya mobil mereka berhenti di dalam parkiran Indomaret. solar perlahan membuka pintu mobil dan langsung buru-buru masuk ke dalam meninggalkan gempa yang bersweatdrop melihat tingkah laku adek nya.
sedangkan solar di sana sedang menuju ke arah freezer untuk es krim, solar bukan tanpa alasan tiba-tiba meminta untuk berhenti ke Indomaret, Ia berencana untuk membeli es krim dan menyogok kakaknya Itu untuk membantu melukis dalam tugasnya, mengingat kakak nya Itu seorang pencinta es krim, harus nya Ini berhasil.
akhirnya solar membeli beberapa macam es krim dan jajanan, Ia pun membayar semua belanjaan nya dalam kasir. karena tidak ada kantong plastik sekarang maka solar membeli totebag untuk meletakkan jajanan nya, gimana bisa megang nya kalo belanjaan nya cukup banyak.
setelah Itu solar ke luar dan kembali masuk ke dalam mobil kakaknya Itu, duduk disamping kursi kemudi. gempa menoleh pada sang bungsu untuk melihat belanjaan yang dibawa oleh solar.
"kamu habis berapa Itu? tadi kakak lupa ngasih uang tadi." ujar gempa merasa sedikit bersalah, tadi Ia akan lebih memberikan uang untuk solar namun anak nya keburu masuk ke dalam.
"147 rb, kak. oh ya, gapapa kak. lagian uang jajan ku masih banyak." jelas solar sambil bersweatdrop sejenak, tentu saja uang jajan nya masih banyak. sehari saja di kasih 500 rb, apalagi Ia juga dibawakan bekal, jadinya Ia jarang pergi ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.