✦ S1 | nasehat

1.6K 201 11
                                    

muka solar terlihat masam saat membuka pintu mobil, bahkan dia menutup pintu mobil dengan sedikit kasar membuat taufan mengerjapkan matanya dari kursi kemudi, memperhatikan adek nya yang sepertinya dalam mood yang buruk.

"ada apa, solar?" tanya taufan dengan lembut, mencoba mencari tahu apa yang membuat mood sang bungsu menjadi buruk, pasti ada sesuatu yang terjadi saat disekolah tadi.

"...gapapa, kak." balas solar dengan suara pelan, mencoba untuk tidak memperlihatkan wajah nya yang terlihat jengkel, Ia masih terlihat kesal akibat kejadian tadi pagi di kelas.

taufan menghela nafas pelan melihat sang bungsu tidak menjawab pertanyaannya, Ia tidak perlu memaksa solar untuk menjawab pertanyaan nya.

perlahan taufan menjalankan mobilnya dengan solar yang duduk disamping kursi kemudi, sang bungsu hanya melamun menatap ke arah kaca jendela mobil dengan perasaan jengkel, tapi meskipun begitu muka nya tetap tanpa eksperesi.

taufan berpikir keras sambil menyetir, tidak mungkin Ia membiarkan adek nya dalam suasana hati yang buruk, taufan berpikir keras mencoba mengingat apa bisa mengembalikan suasana hati sang bungsu.

!!!!

tiba-tiba taufan berpikir untuk mengajak solar tempat yang biasanya Ia kunjungi saat ada masalah, tidak ada yang tahu soal tempat Itu karena memang biasanya taufan pergi kesana sendirian untuk menenangkan dirinya.

setelah beberapa saat dengan keheningan, solar mulai menyadari jika sekarang mobil nya jalan ke arah yang berbeda dari rumah mereka membuatnya kebingungan.

"Ini kemana, kak?" ucap solar menaikkan alis nya bingung saat melihat ke arah jalanan asing dari kaca mobil, sepertinya kakak nya Ingin pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.

"ada deh, kalo udah nyampe bakal tau." balas taufan sambil tersenyum lebar dan tetap fokus mengendarai mobil, solar menghela nafas pelan mendengar jawaban kakaknya.

setelah beberapa saat, solar dapat melihat mereka seperti memasuki kawasan hutan yang lebat serta sepi, solar mengerutkan keningnya bingung.

namun solar mengabaikannya dan hanya diam, Ia sedang tidak mood untuk berbicara seperti biasanya, sedangkan taufan juga hanya diam. tidak ingin membuat suasana hati sang bungsu lebih parah.

akhirnya mobil nya berhenti sebuah disebuah pinggir jalan membuat solar sedikit was-was, takut jika kakaknya memikirkan hal seperti membunuhnya atau semacamnya gara-gara mereka pergi ke tempat sepi seperti hutan.

"apapun yang kamu pikirkan Itu ga bener." celetuk taufan sambil tertawa pelan, dari raut wajah eksperesi nya Ia sudah dapat menebak apa yang dipikirkan oleh sang bungsu.

"...tapi, kenapa kita kesini?" tanya solar mengerjapkan matanya lalu membuka pintu mobil dan menyusul kakak nya dari belakang sambil melihat ke arah sekitar hutan.

"Ikut aja." balas taufan sambil tersenyum jahil, Ia sengaja membuat solar menjadi penasaran. sepertinya suasana hati adek nya sudah perlahan kembali seperti semula.

solar mengangguk patuh, lalu mereka pun berjalan ke arah hutan tersebut membuat solar sebenarnya sedikit takut, setelah berjalan beberapa saat. di tengah-tengah hutan terdapat sebuah cabin yang cukup besar, membuat solar terpesona.

cabin Itu tidak terlalu besar namun cukup untuk beberapa orang, bahan bangunannya adalah kayu. di depan cabin tersebut juga ada panggangan barbaque serta di teras cabin tersebut ada dua kursi untuk bersantai.

"...sejak kapan ada sebuah cabin ditengah-tengah hutan?" celetuk solar terlihat kagum, taufan terkekeh geli melihat eksperesi sang bungsu yang terlihat senang.

Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang