✦ S1 | belanja

1.9K 248 40
                                    

solar hanya bisa tersenyum tabah (dari luar saja) ketika melihat outfitnya sendiri yang paling seperti orang gembel dibandingkan gempa maupun thorn.

sejujurnya ga terlalu keliatan, solar mengenakan sebuah sweater hitam dari bahan rajut yang sedikit kebesaran dengannya karena itu bajunya memang dari orang lain, solar dapat dari sumbangan baju untuk anak panti.

tapi masalahnya Itu, entah kenapa ketika berdiri disamping gempa maupun thorn Ia merasa seperti orang gembel, jujur. aura-aura saudara nya Itu seperti wangi duit, ga sepertinya yang bau kemiskinan.

"kita mau kemana kak?" tanya nya dengan pelan sambil berjalan disamping gempa, mereka bertiga sekarang berada di salah satu mall terbesar di kota mereka.

"kita ke toko baju dulu aja." celetuk gempa yang diangguki oleh solar, solar berpikir sejenak. toko baju ya? apa outfitnya memang terlihat se-gembel Itu sampai kakak nya Ingin tujuan pertama mereka ke toko baju? solar meringis.

setelah berjalan beberapa saat mereka akhirnya sampai pada toko baju yang terlihat cukup luas serta mewah, dalam pandangan solar. mereka pun masuk dan pergi ke area baju untuk laki-laki.

"kak gem, aku beli Ini ya?" ucap thorn ketika melihat sebuah hoodie berwarna hijau pastel dan sebuah kaos polos berwarna putih, kedua baju Itu memang cocok untuk thorn mengingat color palette kakak nya Itu adalah hijau.

"Iya, ambil aja sesuka mu." balas gempa yang masih terlihat mencari baju untuk nya sendiri, solar sedikit jantungan ketika mendengar ucapan sang kakak, 'sesuka mu?' benar-benar orang kaya.

solar mengalihkan pandangan ke arah sebuah baju yang menarik perhatiannya, Itu adalah sebuah turtleneck berwarna hitam dan hoodie berwarna abu-abu, solar menyentuh bahan dari kedua baju tersebut dan merasa bahannya sangat nyaman.

"harganya berapa ya?" gumam nya lalu melihat ke arah price tag dari turtleneck tersebut, mata solar melotot kaget ketika melihat harga dari turtleneck tersebut, Ia tahu jika Itu adalah kualitas bagus namun harganya sedikit ga ngotak menurutnya.

499rb, seriously. solar tersenyum canggung, Ia jadi tidak yakin untuk mengambil baju Ini, gempa melirik solar yang terlihat terdiam memegang kedua baju membuatnya heran lalu menghampiri sang adek.

"ada apa solar?" tanya gempa secara tiba-tiba berada disamping sang empu yang masih melamun, alhasil solar terlonjak kaget dan reflek menoleh ke arah kakak nya.

"oh itu, kak. uhn.. baju nya mahal." ujar solar dengan pelan secara jujur dengan eksperesi tidak enak membuat gempa mengerjapkan matanya lalu melihat ke arah sebuah turtleneck hitam yang dipegang oleh solar.

"berapa emang harganya?" tanya gempa sekali lagi, apa sebegitu mahalnya hingga adek nya terlihat ragu seperti itu? gempa terlihat tidak mempermasalahkan harga, asalkan adek nya senang.

lagipula solar terlihat hanya membawa barang sedikit mengingat sebuah tas dipundak nya tadi siang saat gempa pertama kali melihatnya, mungkin gempa harus membelikan baju yang banyak untuk solar.

"499rb, kak." balas solar sambil perlahan meletakkan kembali turtleneck hitam tersebut ke tempat semula nya, gempa terdiam sejenak. otak nya ngelag sebentar saat mendengar ucapan solar.

"499rb? Itu murah, solar."

"benar, Itu termasuk murah loh, sunshine."

...

solar hanya bisa tersenyum pasrah ketika mendengar ucapan kedua kakak nya yang aneh nya secara bersamaan mengucapkan hal tersebut, jadi. Ini solar yang emang jiwa miskin atau mereka yang terlalu kaya?

"ambil aja gapapa." celetuk gempa kembali mengambil turtleneck hitam yang tadi solar letakkan ditempatnya serta hoodie abu-abu yang dipegang solar, gempa memasukkan nya ke keranjang belanjaan mereka.

"jangan lupa sama celana nya!" sela thorn tiba-tiba datang dari arah lain membawa setumpuk celana membuat solar melongo melihatnya, thorn dengan santai meletakkan Itu semua pada keranjang belanjaan yang dipegang gempa.

"thorn, bisa ambilkan keranjang belanjaan lagi?" pinta gempa ketika melihat belanjaan mereka sudah mulai bertumpuk dan menjadi penuh, mengharuskan mereka mengambil keranjang belanjaan lagi.

"siap!" ucap thorn mengangguk dengan semangat sambil langsung bergegas mengambil keranjang belanjaan lagi seperti permintaan gempa padanya

"..." solar tidak mengatakan apapun dan hanya menyimak mereka dengan mulut yang terbuka lebar, solar sudah bisa membayangkan harga dari semua belanjaan mereka yang mampu membuatnya tepar.

"kamu ga usah khawatir sama harganya, kita kan keluarga." sahut gempa secara tiba-tiba pada solar dengan lembut membuat sang empu tersentak kaget dan segera menoleh ke arah sang kakak.

disaat gempa mengucapkan kata yang asing baginya, yaitu 'keluarga' membuat solar bener-bener bungkam. Ia sama sekali tidak pernah merasakan hal yang namanya kehangatan keluarga.

bahkan solar Itu adalah anak yang ga di Inginkan oleh orang tua nya, solar terbiasa sendiri, apa-apa Ia melakukannya secara mandiri tidak ada bantuan dari siapapun.

hidupnya sejak masa kecil di panti asuhan selalu susah, jadi Ia tidak terbiasa dengan situasi dimana Ia bisa menikmati hidup nya sekali dan ada seseorang untuk nya bersandar, sebuah keluarga.

solar mengerjapkan matanya berusaha untuk menahan sebuah air mata yang akan keluar dari matanya, ternyata memiliki seseorang yang bisa dianggap keluarga se-nyaman Ini ya?

"Ini kak." ucap thorn tiba-tiba berada disamping solar membuat sang bungsu terlonjak kaget, memang saudara-saudara nya Itu senang sekali membuatnya terkejut, padahal Ia lagi terharu nih.

"makasih, dek." celetuk gempa sambil tersenyum dan mengambil keranjang belanjaan dari thorn, dia berbalik dan melihat ke arah baju-baju yang digantung tersebut lalu mengambil nya dengan random yang menurutnya cocok dengan solar.

"..." solar ternganga ketika melihat gempa dengan santai memasukkan baju random yang dilihat nya disana dalam keranjang belanjaan, padahal bukan solar yang membayar namun Ia malah ketar-ketir dengan harganya.

"jangan khawatir, sunshine. selera baju kak gem bagus kok!" ucap thorn yang Ikut menyimak disamping nya, solar menghela nafas pelan mendengar nya. Ia tidak mempermasalahkan dengan style selera kakak nya Itu, namun harganya.

tunggu, solar mengerutkan keningnya ketika menyadari kakak nya yang hijau Ini bukan memanggil nya dengan nama nya seperti gempa namun berbeda, yaitu nickname.

sang bungsu memiringkan kepalanya sedikit lalu melirik ke arah thorn yang dibalas ditatap oleh sang empu dengan wajah polos seperti tidak melakukan apapun.

"kakak memanggil ku dengan sunshine?" tanya nya secara blak-blakan dan terlihat sedikit penasaran, darimana terbit nya nickname sunshine? nickname yang cukup unik jika solar katakan.

"nama solar kan juga berkaitan dengan matahari, dan menurut ku solar juga bersinar seperti matahari, jadi terbitlah nickname sunshine." jelas thorn dengan senyum lebar membuat solar terlihat berpikir sejenak mendengar penjelasannya, Itu cukup masuk akal sih.

"...apa aku benar bersinar seperti matahari?" tanya sang bungsu sekali lagi, thorn mengangguk menyetujui ucapannya. solar terlihat melebarkan matanya sejenak sebelum akhirnya pipinya terlihat memerah karena malu, Ia buru-buru mengalihkan pandangannya.

"hehehe." kekeh thorn ketika menyadari adek nya terlihat malu-malu mendengar pujiannya, dia mulai berpikir jika adek nya Itu adalah seorang tsundere, seperti kakak sulungnya.

"ayo ke kasir." ucap gempa menghampiri mereka berdua sambil membawa dua keranjang belanjaan penuh dengan Isi belanjaan mereka bertiga, solar bersweatdrop melihat nya.

"oke, kak. let's go!" celetuk thorn dengan bersemangat, akhirnya mereka berjalan ke arah kasir dengan belanjaan yang banyak membuat mereka menjadi pusat perhatian, solar cukup malu jujur jika menjadi pusat perhatian seperti ini.

akhirnya mereka sampai pada kasir dengan pegawai nya yang tercengang melihat seberapa banyak belanjaan mereka, yah. solar sudah tidak heran karena, sama mbak. batinnya dengan sedikit tertekan.

"total nya semua 8 juta 300 ratus ribu, ya. kak."

solar berkeringat dingin saat mendengar total semua nya, padahal bukan dia yang bayar.

Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang