terlihat sesosok laki-laki remaja yang sedang duduk di kursi belajar nya sambil membuka buku pelajaran, dia temani oleh lampu belajar yang terletak di mejanya membantu penerangan nya untuk membaca.
tangannya masih setia membalik kertas halaman sambil matanya membaca satu-satu paragraf yang tertulis disana, sekarang sudah larut malam tapi hanya dirinya yang belum tertidur.
Ia belajar karena mengingat 2 hari lagi adalah ujian, dan solar akan membungkam perkataan ying padanya. sesekali Ia meminum segelas kopi yang tersedia di atas meja belajarnya.
sekarang sudah pukul 1 pagi, semua kakak nya pasti sudah tertidur sekarang. Ia sudah mengantuk, tapi dipikirannya terus terlewat kata-kata ying yang menghantui pikirannya.
maka dari Itu Ia tetap terjaga meskipun kantuk nya sudah sangat parah, sesekali kepala nya hampir terjatuh ke meja nya karena sudah letih, namun Ia tetap melanjutkan belajar.
selama beberapa menit kemudian, solar terlihat mengantuk dengan kantung mata yang hitam. rambut nya terlihat acak-acakan dan bibir nya juga terlihat pucat, Ia juga meminum segelas kopi nya kembali agar tetap terjaga.
solar mengandahkan kepala nya ke arah jendela kamar nya ketika melihat tetesan air hujan mulai berjatuhan dengan cukup deras, solar menutup buku nya lalu membuka jendela kamar nya membuat angin kencang mulai masuk menerbangkan rambutnya.
"hujan-hujan aja kali, ya?" celetuk solar tiba-tiba secara random, tiba-tiba Ia kepikiran untuk hujan-hujanan. entahlah solar tidak tahu mengapa tiba-tiba berpikiran seperti Itu.
akhirnya solar menutup kembali jendela kamar nya lalu keluar dari kamar dan turun dari tangga untuk menuju lantai bawah, suasana disana sangat sepi dan juga lampu ruangan sudah di matikan semua, jadi solar harus berhati-hati agar tidak berisik dan membangunkan kakaknya.
setelah nya Ia membuka pintu rumah dengan pelan mencoba agar tidak terlalu berisik, lalu Ia menutup nya dengan pelan dan langsung berjalan menuju ke depan rumahnya yang tidak tertutup oleh atap, tetesan hujan yang deras membuat seluruh tubuhnya basah kuyup.
meskipun air hujan yang dingin membasahi tubuhnya, Itu sedikit membuat nya menggigil namun Ia mengabaikannya dan membiarkan tubuh nya basah terkena air hujan yang dingin, mungkin nanti solar akan sakit.
"solar, lo ngapain hujan-hujanan? kalo gempa tau awas dimarahin." solar terlonjak kaget karena tiba-tiba mendengar suara di belakang punggungnya, dan Ia dapat melihat kakak ke-empat nya yang sedang menggunakan piyama sedang memergoki nya.
"lah, kak aze ga tidur?" tanya balik solar sambil bersweatdrop, blaze mengerutkan kening nya. lalu perlahan Ia menghela nafas pelan melihat sang bungsu malah mengalihkan pembicaraan.
"gausah alihin topik, balik ke kamar." perintah blaze dengan menatap solar datar membuat sang empu bersweatdrop sejenak, padahal kakak nya yang satu Ini sering bercanda dengannya, tapi kalo serius serem.
"tapi ka-"
"balik."
"siap ..."
solar langsung buru-buru balik ke dalam namun saat di teras rumah nya, Ia malah terpeleset gara-gara kaki nya basah serta lantai nya licin
Ia sudah panik gara-gara takut terjatuh, namun ada tangan yang menangkap pinggang nya dari belakang."ceroboh banget." ucap blaze sambil menghela nafas pelan melihat tingkah sang bungsu, untung tadi dia sigap menangkap nya. jika engga bisa berabe nanti tubuh adek nya, kalo lecet mati lah dia, (dimarahin gempa).
blaze melepaskan tangannya dari tubuh solar lalu mengusap rambut nya yang sudah basah akibat tadi menyusul solar di depan rumah mereka, sepertinya blaze juga akan masuk angin.
"heheh, maaf kak." balas solar sambil tertawa canggung, untung saja ada kakak nya yang menangkap nya jika tidak tubuh nya pasti udah sakit-sakit Ini.
"balik ke kamar, sana. mandi dulu biar ga sakit." peringat blaze yang diangguki oleh solar, akhir nya mereka berpisah disana dan kembali ke kamar masing-masing yang terletak dilantai dua, kamar solar dari kamar blaze hanya berjarak beberapa langkah saja.
solar pun membuka pintu kamar nya kembali, Ia merasa kedinginan karena kamar nya juga memakai ac. apalagi sekarang bajunya basah kuyup, Ia menghela nafas pelan lalu menuju ke kamar mandi, melakukan apa yang disuruh kakaknya.
setelah beberapa menit berlalu, Ia keluar dari kamar mandi mengenakan setelan piyama baru mengingat piyama nya tadi sudah basah kuyup terkena air hujan, Ia mengambil handuk putih lalu meletakkan nya di kepala nya untuk mengeringkan rambut nya yang masih basah.
TOK TOK!
solar menoleh ketika mendengar suara ketukan dari pintu kamar nya, perlahan Ia meletakkan handuk nya di kasur lalu perlahan menuju pintu kamar nya dan membukanya, Ia penasaran siapa yang mengetuk pintu kamarnya.
"kak aze?" celetuk solar terlihat terkejut ketika melihat penampakan kakak ke empat nya yang mengenakan piyama baru serta membawa nampan berisi dua gelas susu coklat hangat.
"hai, dah mandi?" tanya blaze dengan santai membuat solar bersweatdrop sejenak, kakak nya yang satu Ini benar-benar random. akhirnya solar mempersilahkan kakak nya memasuki kamarnya.
"kenapa kakak bawa susu coklat?" celetuk solar sambil mengambil kembali handuk nya yang terletak dikasur tadi lalu meletakkan nya kembali ke tempat handuk di dekat kamar mandi nya.
"sekarang dingin, butuh yang hangat." ujar blaze sambil tersenyum lebar dan meletakkan nampan tersebut yang berisi dua susu coklat hangat di atas meja di samping kasur sang bungsu.
"makasih, kak." balas solar tersenyum tipis dan duduk di kasur nya yang di ikuti oleh blaze, akhir nya mereka duduk berdampingan sambil menyesap susu coklat yang masih hangat, untung nya solar sudah menurunkan suhu ac dikamar nya tadi.
"kenapa kak aze bisa tau aku belum tidur?" tanya sang bungsu terlihat penasaran sambil menyesap susu coklat hangat, seperti nya kakak nya tahu rasa favorit nya.
"keliatan dari jendela kamar ku." jawab blaze sambil menggelengkan kepala nya heran, Ia kira melihat penampakan ketika melihat sosok siluet seseorang di tengah-tengah hujan deras di depan teras rumah nya.
"uh.." solar tertawa canggung ketika melihat penjelasan dari blaze, pantas saja kakak nya tiba-tiba menghampiri dirinya. Itu cukup membuat nya jantungan tadi, untungnya Itu masih blaze, bukan gempa. kalo Iya kayak nya solar bakal kena ceramah, meskipun tadi blaze juga seram.
"udah malem, tidur." ucap blaze sambil meletakkan gelas nya yang sudah kosong dalam nampan di sisi meja kasur tersebut di ikuti dengan solar juga.
"kakak ga balik kamar?" celetuk solar memiringkan kepala nya ke samping dengan heran, padahal Ini juga udah larut malem tapi kakak nya malah tiba-tiba menghampiri diri nya sambil membawa susu coklat dan bukan langsung tidur.
"gua numpang tidur sini ya." jawab blaze dengan santai membuat solar terlonjak kaget, kenapa tiba-tiba kakak nya meminta untuk tidur di kamar nya? solar menghela nafas pelan. lalu Ia mengangguk.
blaze tampak senang dan langsung saja berdiri dan mematikan lampu kamar setelah Itu Ia pun langsung berbaring di samping sang bungsu, untung nya kasur solar cukup lebar untuk dua orang.
"good night, sweet dream." gumam blaze dengan pelan sambil perlahan menutup matanya, solar mengerjapkan matanya ketika mendengar ucapan kakaknya. lalu Ia tersenyum tipis.
"good night juga, kak." ucap solar dengan pelan, lalu Ia menaikkan selimut putih nya untuk menutupi badan mereka karena sekarang cuaca nya dingin. matanya perlahan tertutup menuju ke alam mimpi.
omake :
CKREK!
CKREK!
CKREK!
halilintar menekan terus menerus tombol potret ketika melihat kedua adek nya tertidur di satu kamar yang sama dan terlihat saling memeluk satu sama lain.
Ia kira tadi blaze hilang, ternyata dia tertidur di kamar sang bungsu. halilintar tersenyum tipis, adek-adek nya memang sangat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.