setelah keluar dari kamar kakak sulung nya Itu, Ia kembali ke kamar nya untuk mengambil setangkai bunga camelia. tinggal tersisa lima tangkai saja untuk diberikan ke saudaranya yang lain.
"kak, ngeliat kak aryan?" tanya solar pada nova yang kebetulan duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya.
"hah? aryan siapa?" tanya balik nova dengan muka polos membuat solar hanya mampu tersenyum jengkel, seriusan? masa nama sepupu kaga tau.
"maksudnya kak taufan." ralat solar sambil menepuk dahinya pelan, mulut nova terbentuk menjadi 'o' dia akhirnya paham.
"oalah, bilang dong. taufan ada di dapur." ucap nova membuat solar hanya mampu tersenyum namun dalam hatinya Ia mengumpat pada kakak sepupunya Itu.
pada akhirnya solar langsung bergegas berjalan menuju dapur, di tangannya Ia masih memegang setangkai bunga camelia. namun tadi Itu tidak disadari oleh nova, karena Ia menyembunyikannya di tangan satunya yang dibelakang tubuhnya.
solar dapat melihat kakak kedua nya Itu sedang terlihat melakukan sesuatu di dapur, ditangan taufan Ia terlihat seperti membentuk sebuah adonan berwarna orange?
"kak, lagi ngapain?" tanya nya dengan wajah penasaran lalu berdiri di dekat kakaknya Itu, taufan menoleh ke arahnya dengan wajah tersenyum seperti biasanya.
"lagi buat mochi, adonan nya udah jadi sih. tinggal dikasih isian nya aja." jelas taufan dengan lembut sambil meletakkan tepung ke arah adonan mochi yang berwarna orange tersebut agar tidak lengket.
"aku mau bantu kak, boleh?"
"tentu, cuci dulu sana."
"siap kak!"
solar langsung bergegas ke arah wastafel di dekat sana, sebelum Itu Ia meletakkan setangkai bunga camelia nya disalah satu meja dapur disana.
"jadi gimana kak Ini?" tanya solar setelah mencuci tangannya menggunakan sabun agar higienis, karena kebersihan adalah juga sebagian dari Iman.
"tinggal bagi adonan aja, terus taruh tepung diatas adonan nya biar ga lengket." balas taufan sambil perlahan membagi adonan menjadi beberapa bagian dan solar hanya mengangguk lalu melakukan hal serupa yang taufan ajarkan.
"setelah Itu?"
"kita buat isian nya."
solar mengangguk paham, lalu Ia melihat taufan sedang mengambil mangkok yang berisi whipped cream yang cukup banyak lalu dia meletakkan nya dimeja, solar terlihat kagum melihat Itu.
"Itu apa kak?" tanya nya sambil meneliti whipped cream yang terlihat berwarna putih dan juga terlihat menumpuk seperti busa sabun.
"whipped cream, biasanya dibuat khusus dessert atau kek yang kue ulang tahun gitu." jelas taufan sambil tersenyum lembut pada sang bungsu, jika sudah melihat hal yang baru. solar terlihat seperti kucing yang penasaran, batin taufan.
"aku boleh nyoba, kak?" tanya solar terlihat senang, taufan mengangguk pelan. lalu Ia mengambil sendok dan mengambil whipped cream, lalu taufan menyuapi whipped cream Itu pada sang bungsu.
"gimana?"
"manis."
"kaya kamu."
solar terdiam beberapa saat mencoba mencerna apa yang kakak nya Itu baru saja katakan padanya, taufan terkekeh pelan ketika solar terdiam.
perlahan semburat merah muncul di pipi solar dan sang bungsu terlihat malu dan mengalihkan pandangan nya lalu berpura-pura tidak melihat ke arah kakaknya yang tersenyum padanya.
"lucunya." gemas taufan sambil mencubit lembut pipi solar, sang empu terlihat terkejut namun Ia membiarkan nya saja dan menatap malas kakaknya.
"jadi lanjut ga kak? aku pengen nyobain mochinya." keluh solar membuat taufan tertawa pelan lalu mengusap rambut sang bungsu, namun karena tangan taufan yang sebelumnya memegang tepung. rambut solar jadinya seperti ada uban akibat seperti ada putih-putih bekas tepung di rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.