terdapat satu insan yang sedang melamun menatap ke arah langit yang menampilkan bulan yang bersinar serta bintang-bintang yang berhamburan di atas sana.
suasana disana sangat hening karena saat Ini sudah lumayan larut malam, jadi rata-rata penghuni disana sudah tertidur tenang dikasur mereka masing-masing.
"ga baik loh, di balkon malem-malem." ujar thorn dengan pelan sambil perlahan meletakkan jaket nya pada bahu sang bungsu membuat sang empu tersentak pelan lalu menoleh ke arah nya.
"kak gean, kenapa disini?" tanya solar dengan bingung sambil membalikkan badan nya untuk menatap kakak nya Itu, Ia bahkan tidak menyadari suara langkah kaki yang berjalan mendekat ke arahnya.
"emang nya ga boleh? aku habis dari supermarket tadi sih, pengen jajan." balas thorn dengan wajah polos sambil menunjukkan kantung keresek putih di genggaman nya yang berisi berbagai macam snack, membuat solar bersweatdrop.
setelah Itu thorn meletakkan kantung belanjaan nya pada meja kecil bundar disana yang berbahan kaca, di balkon sana memang ada sebuah sofa dan meja.
karena biasanya banyak yang duduk disana hanya sekedar untuk mencari angin atau kadang hanya ngobrol.
"kamu sendiri, kenapa disini? udah malem. ga baik tau, nanti bisa masuk angin." ucap thorn dengan wajah khawatir, sedangkan solar hanya mampu tersenyum canggung.
"eh? aku pengen aja sih, gabisa tidur."
"kebiasaan."
"aduh kak!" ringis solar ketika thorn mencubit pelan pipi nya, sedangkan thorn hanya mampu terkekeh geli ketika melihat solar yang terlihat jengkel sambil menatapnya.
"tidur sana, udah malem." celetuk thorn sambil tersenyum tipis dan perlahan melepaskan tangan nya dari pipi sang bungsu membuat solar menghela nafas lega.
"aku gabisa tidur, kak."
"apa ada hal yang menggangu mu?" tanya thorn sambil menatap lekat ke arah solar membuat sang empu mengalihkan pandangan nya ke arah langit, menghindari tatapan dari kakaknya Itu.
"sedikit." balas solar dengan jujur sambil menghela nafas, thorn menatap solar dengan pandangan bertanya-tanya dan terlihat bingung sekaligus penasaran.
"ada apa? kamu bisa bercerita pada ku."
solar mengalihkan pandangan mya dan menatap ke arah manik mata kakaknya Itu yang berwarna hijau seperti batu emerald yang sangat indah.
Ia menyadari suatu hal yang menarik dari saudara-saudaranya, yaitu mata mereka yang sangat unik dan nampak sangat indah saat di tatapan dan dapat membuat orang lain yang menatap nya terhanyut ke dalam nya.
jika menurut pendapatnya, warna mata kakak sulung nya. yaitu halilintar, dan thorn yang menjadi bungsu sebelumnya. menurut solar warna mata mereka berdua sangat indah saat di tatap.
halilintar memiliki warna mata berwarna merah, jika orang lain berpikir bahwa itu adalah hal yang menyeramkan dan serupa dengan warna darah. maka solar memikirkan hal yang berbeda, menurutnya warna mata halilintar itu mirip dengan batu ruby yang indah dan berwarna merah.
sedangkan milik thorn adalah berwarna hijau yang seperti menampakkan sifat ceria dan energetik dari kakaknya Itu, dan juga warna matanya sangat indah seperti batu emerald yang juga berwarna hijau.
cocok untuk thorn yang notabe nya adalah penyuka tumbuhan dan alam.
"halo?" ucap thorn membuat solar kembali dari lamunan nya saat thorn melambaikan tangan nya di depan muka nya membuat nya tersadar dari lamunan nya.
"hah?" beo solar dengan muka bingung sambil bersweatdrop sejenak lalu menggelengkan kepalanya untuk melupakan hal tadi tentang apa yang Ia pikirkan dengan warna mata saudaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine And His Six Brother [DISCONTINUE]
Short Storyapakah ini keberuntungan atau kesialan yang menimpa solar? entahlah, tidak ada yang tau. ⎙ warning : ⟩ just pure brotherhood. ⟩ a few harsh word. ⟩ this is just a fanfiction! author note : this book is discontinue for a personal matter.