Kini Yuna sedang membaringkan badannya di kasur sembari menatap langit-langit unitnya. Akhirnya setelah hampir 15 menit berjalan kaki menaiki tangga, Yuna sampai di unitnya.
"Sepertinya aku akan diam dulu disini, paling tidak sampai kaki ku lebih kuat dan stabil" batin yuna
Yuna terdiam, kini banyak sekali hal yang menyerang fikirannya. Mulai dari munculnya sosok yang di sebut monster, hilangnya liontin yang berisikan foto ayah dan ibunya, dimana keberadaan sang ayah yang bahkan namanya saja Yuna tidak tahu, dan lainnya.
Jika mengingat tentang ayah dan ibunya, yang Yuna ingat hanyalah mereka bercerai. Yuna yang merupakan anak tunggal hak asuhnya di jatuhkan kepada sang ibu, Yuna tahu sang ibu mengalami baby blues setelah kelahirannya dan hal itu memberi efek berkepanjangan.
Akibatnya selama Yuna tinggal bersama sang ibu, ia tak jarang mendapat kekerasan dan setelah berpisah dengan sang Ayah, ibunya tidak pernah memberi Yuna izin untuk bertemu dengan ayahnya.
Yuna yang masih kecil saat itu bahkan belum mengetahui nama ayahnya, hal itu sangat menyedihkan untuk Yuna. Lalu sekarang Yuna sudah di tinggal pergi oleh sang ibu, entah apa kronologi yang sebenarnya terjadi tapi 1½ tahun yang lalu di depan matanya sendiri, Yuna melihat sang ibu menghabisi nyawanya sendiri.
"Shibal..." gumam Yuna
Tiba tiba Yuna mendengar suara teriakan dan Yuna merasakan ada sedikit getaran di permukaan unitnya. Yuna langsung terbangun dari posisi tidurnya, lalu berjalan mendekat ke arah pintu.
"AAAAAAAAAAA"
Suara teriakan untuk kedua kalinya terdengar oleh telinga Yuna.
"Eunyu?" Gumam Yuna
Yuna mengenali suara perempuan yang berteriak. Itu adalah Lee Eunyu, adik Eunhyuk. Suara teriakan Eunyu menggema, artinya Eunyu berada di area tangga.
Yuna hendak keluar, tapi ia mengurungkan niatnya. Kakinya belum sempat ia obati, jika ada satu dan lain hal terjadi, Yuna tidak ingin merepotkan walaupun niat awalnya ingin menyelamatkan.
Tak lama, Yuna mendengar suara yang cukup nyaring dari ponsel nya. Yuna mengambil ponselnya lalu tertulis disana "PESAN DARURAT BENCANA"
"Apa apaan ini?" Yuna
Yuna semakin di buat sadar oleh pesan tersebut, dia sadar kalau kondisi di luar apartemen sudah sangat genting dan pemerintah tidak dapat menkontrol kondisi saat ini.
Setelah membaca pesan tersebut, Yuna langsung tergerak untuk mengobati luka di kakinya. Tapi Yuna tetap dengan pendiriannya, untuk diam dulu di dalam unit dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk dirinya.
Luka Yuna sudah selesai di obati, Yuna pun langsung bergerak pergi ke area dapur dan memeriksa apakah stok makanan dan airnya. Untungnya Yuna adalah tipikal yang akan selalu belanja mingguan, tak peduli apakah ia butuh makanan tersebut atau tidak.
Di lemari makanannya, terdapat banyak air mineral yang masih baru, mie instan, nasi instan, beberapa lauk instan dan makanan ringan.
"Paling tidak ini cukup untuk mengisi perutku selama beberapa hari kedepan" Yuna
Setelah memeriksa stok makanannya, Yuna kembali berbaring di atas kasur lalu memejamkan mata. Ada sedikit harapan di dalam hati Yuna, Yuna berharap agar semua ini hanya mimpi di alam bawah sadarnya.
Sementara itu, para penghuni yang masih diam di lantai utama kini mulai ribut karena pesan darurat dari pemerintah.
"Lebih baik kita naik !" Jaehwan
Jaehwan terlihat mulai gelisah dan cemas akan keselamatan dirinya sendiri.
"Ada yang tinggal di lantai tujuh ?" Seungwan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life¿ | SWEET HOME
FanfictionBe human and die or Be monster and live ? Kehidupan yang telah hancur, mulai dari berpisahnya kedua orang tua dan berakhir harus berjuang hidup dan mati melawan monster yang di sebut sebagai kutukan. Lee Yuna, gadis yang ditakdirkan untuk menghadapi...