4 hari telah berlalu dan akhirnya Yuna kembali menginjakkan kakinya di gedung apartemen Green Home.
Dengan penampilan yang cukup berantakan, darah menyelimuti baju putihnya, mata kiri nya berubah warna, tubuh bergetar, nafas yang tersenggal dan langkah yang sempoyongan. Yuna berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya dengan berpegangan pada dinding di sampingnya.
Yuna benar benar melewati waktu yang rumit di Bamseom. Semua itu menguras habis energi Yuna.
Yuna menghentikan langkahnya dan memegangi kepalanya. Ia sudah tak sanggup melanjutkan berjalan kaki. Yuna sudah menghabiskan 3 hari untuk berjalan kaki menuju Green Home. Ya, waktu yang jauh lebih lama dari pada waktu untuk membunuh para monster di Bamseom.
Tak ada satupun orang yang menyadari kehadiran Yuna. Bahkan tak ada satu pun penyintas ataupun tentara yang bergantian berjaga di area pintu gedung.
Setelah diam sekitar 5 menit, akhirnya Yuna mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju unit apartemennya.
Setelah waktu yang lama, akhirnya Yuna berhasil sampai di depan unit apartemennya. Ini adalah wilayah yang tidak boleh di huni oleh para penyintas. Jadi lagi dan lagi tak ada satu pun yang datang menghampiri Yuna.
Yuna masuk ke dalam unit apartemennya dan berdiri diam berusaha menenangkan diri. Yuna sendiri tidak mengetahui mengapa dirinya mengalami rasa sakit segila ini.
Apakah karena Yuna telah mengantarkan para monster menuju maut mereka dan ini adalah giliran Yuna untuk di jemput oleh mautnya sendiri?
Air mata mulai menetes dari mata Yuna. Luka yang selama beberapa hari ini ia simpan akhirnya berubah menjadi tangisan yang bahkan Yuna tak sanggup untuk tangisi.
"Yuna"
"Terima kasih"
"Terima kasih"
"Terima kasih"
"Maaf kau harus merasakan ini"
"Aku tau siapa manusia yang bisa menampung kekuatan ini"
"Itu adalah kau"
"Maaf"
"Maaf"
"Maaf"
"Maaf"
Kini halusinasi mulai menyerang Yuna. Banyak sekali suara yang mengatakan maaf dan terima kasih.... juga satu suara perempuan yang mirip sekali dengan suaranya sendiri.
Yuna kembali memegangi kepalanya dan meremas rambutnya kuat kuat.
"Ku mohon berhenti..." Yuna
"Kau penyelamat"
"Maaf"
"Terima kasih"
"Kenapa kau tak ikut dengan kami?"
"Kenapa masih ada Hyunsu dan Yisu?"
"Kenapa"
"Kenapa"
Suara di kepala Yuna semakin bising dan keras. Tapi tiba tiba....
"Yuna"
Seorang pria memanggil Yuna. Yuna terkejut. Ia benar benar mengenali suara pria yang memanggilnya itu. Apakah ini halusinasi?
"Kim Yuna"
Yuna menoleh ke belakang, dan disana ada Eunhyuk yang sedang berdiri menatapnya. Entah itu nyata atau halusinasi... Yuna berhasil di buat menangis oleh Eunhyuk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life¿ | SWEET HOME
FanfictionBe human and die or Be monster and live ? Kehidupan yang telah hancur, mulai dari berpisahnya kedua orang tua dan berakhir harus berjuang hidup dan mati melawan monster yang di sebut sebagai kutukan. Lee Yuna, gadis yang ditakdirkan untuk menghadapi...