09

647 93 3
                                    

Mereka semua selamat, tetapi lagi lagi mereka tidak di biarkan tenang dan lolos begitu saja. Dari basement mereka mendengar keributan dan suara monster.

"Monster laba laba..." Hyunsu

Mendengar ucapan Hyunsu, semua orang yang berada di basement langsung bergegas pergi ke lantai pertama. Karena sempat terbentur keras, Yuna di bantu oleh Eunhyuk untuk berjalan kembali ke lantai pertama.

Dan benar saja, disana ada monster laba laba yang masih hidup walaupun dalam kondisi terbakar, Dusik terlihat berbaring di lantai karena jatuh dari kursi rodanya. Melihat itu Jaeheon dan Sangwook langsung menarik Dusik untuk menyelamatkannya. Sementara itu Hyunsu langsung menyerang monster laba laba itu menggunakan senjata miliknya.

Monster itu berhasil di bunuh, ia terbaring tepat di atas tubuh Hyunsu. Hyunsu menyingkirkan monster laba laba itu dari atas tubuhnya lalu berusaha berdiri.

Mata Hyunsu kini sudah menghitam, para penghuni hanya diam menatapnya. Dan perlahan mata Hyunsu pun kembali menjadi normal.

"Hyunsu..." Yuna

Dengan langkah yang pelan, Hyunsu berjalan menuju ruang karantina, ia menopang tubuhnya ke senjata yang ia pegang. Para penghuni mengikuti Hyunsu dari belakang, mereka menatap sedih ke arah Hyunsu.

"Buat apa menyelamatkannya jika tetap mengurungnya?" Jaeheon

"Hyunsu" Jieun

Hyunsu yang hendak masuk ke dalam ruangan karantina pun menolehkan pandangannya ke arah belakang

"Maafkan kami" Jieun

"Karena menambah bebanmu" Jieun

Tak lama, Eunhyuk datang sendirian tanpa Yuna.

"Kali ini kau boleh memilih" Eunhyuk

Hyunsu menatap Eunhyuk, ia sempat terdiam untuk beberapa saat, sampai akhirnya ia menutup pintu ruangan karantina.

Berjam jam sudah terlewati, kini waktu sudah berganti menjadi malam hari. Sedari awal datang ke ruang pusat kontrol, Yuna sama sekali tak berpindah. Ia hanya duduk di sofa dan menatap langit langit ruangan tersebut.

Yuna merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, tapi ia tak mengatakan tentang itu kepada siapapun. Sesekali air mata Yuna keluar dari matanya, menandakan betapa luar biasa sakit yang ia rasakan.

Tapi, di samping rasa sakitnya, ada banyak pertanyaan yang timbul di fikirannya mengenai perilaku dari monster di basement tadi.

Tak lama, Eunhyuk masuk ke dalam ruang pusat kontrol. Melihat Yuna yang hanya terduduk sembari menatap langit langit ruangan, Eunhyuk langsung mengambil posisi duduk di samping Yuna.

Merasakan pergerakan ada di dekatnya, Yuna mengalihkan pandangannya, dan menatap ke arah samping, tempat yang menjadi sumber gerak yang Yuna rasakan.

Melihat Eunhyuk yang duduk di sampingnya, Yuna membetulkan posisi duduknya agar menghadap ke arah Eunhyuk.

"Kau masih merasakan sakit?" Eunhyuk

Yuna hanya mengangguk sebagai jawaban. Melihat itu, Eunhyuk langsung mengambil kotak P3K milik Yuna yang masih tersimpan disana.

Yuna menahan tangan Eunhyuk lalu menggelengkan kepala

"P3K tidak akan mengurangi rasa sakitku" Yuna

"Setidaknya kau mendapat pertolongan pertama" Eunhyuk

"Luka yang kudapatkan berada di dalam tubuhku, bukan di luar tubuhku"  Yuna

"Kalau begitu, akan aku carikan obat di swalayan" Eunhyuk

Yuna tak melepaskan pegangan tangannya dari tangan Eunhyuk.

"Tidak perlu" Yuna

"Kau-" Eunhyuk

Ucapan Eunhyuk terhenti karena tiba tiba Yuna memeluknya.

Suasana berubah menjadi hening secara tiba tiba, Eunhyuk masih terkejut karena Yuna yang lagi lagi memeluknya secara tiba tiba.

Eunhyuk membalas pelukan Yuna, Eunhyuk bahkan mulai mengelus rambut Yuna dengan lembut. Rambut milik Yuna adalah salah satu dari banyaknya hal yang ia sukai dari wanita di depannya

"Aku menyukai rambut panjang dan tergerai milikmu" Eunhyuk

Yuna tak memberikan balasan apa apa, Eunhyuk sebenarnya tau, kalau Yuna sedang berusaha menenangkan dirinya. Eunhyuk berusaha mencairkan suasana dengan mengatakan hal hal random kepada Yuna.

Kini Eunhyuk tak bisa lagi membohongi perasaannya, ia kini sudah sadar, kalau dirinya menyimpan perasaan kepada wanita di dalam pelukannya. Bukan hanya sebatas teman, tapi lebih.

Sedari tadi Eunhyuk tak berhenti mengelus rambut Yuna, ia sangat menikmatinya. Dan akhirnya elusan nya pun terhenti karena Yuna yang melepas pelukannya perlahan.

Yuna menatap ke arah Eunhyuk, begitupun Eunhyuk, ia menatap Yuna. Perlahan Eunhyuk menarik pinggang Yuna untuk mengikis jarak di antara mereka.

Yuna reflek langsung memegang bahu Eunhyuk dengan kedua tangannya, mereka sempat berdiam diri dan hanya menatap satu sama lainnya, sampai akhirnya Eunhyuk mencium Yuna.

__________________________________

I'M GOING CRAZY, HELPPP

Sweet Life¿ | SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang