Setelah kejadian Jaehwan yang berubah menjadi monster dan terbunuhnya Suyeong, membuat para penghuni harus berjalan dari lokasi mereka berhenti ke kamp penampungan dan meninggalkan mayat Suyeong di dalam mini bus.
Selama perjalanan, Yeongsu tidak berhenti meneriakkan nama sang kakak dan meminta para penghuni agar membawa sang kakak bersama mereka. Tapi apa boleh buat, Yeongsu di gendong oleh tentara sopir agar tidak menghambat perjalanan mereka.
"Maafkan aku Yeongsu..." batin Yuna
Yuna merasa sangat bersalah kepada Yeongsu karena gagal menyelamatkan Suyeong. Mungkin jika Yuna sedikit lebih cepat saat menyadari Jaehwan akan berubah, Suyeong bisa di selamatkan.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, para penghuni sudah bergabung dengan barisan para penyintas lainnya di halaman depan sebuah stadion.
"Kita berpisah di sini"
"Kau tak bersama kami?" Hyein
Tentara sopir yang awalnya hendak berjalan pun membalikkan badannya
"Aku tentara, harus kembali ke markas"
"Kembali sebagai tentara?" Seungwan
"Ikutlah dengan kami" Eunyu
"Lepas saja seragammu, mereka tidak akan menangkapmu" Hyein
"Jangan sembarangan, desersi itu kejahatan serius" Seungwan
"Biarkan saja, dia sedang memenuhi tugasnya sebagai tentara" Yuna
Yuna kesal karena para penghuni tak mengizinkan tentara itu pergi begitu saja.
Mendengar ucapan Yuna, tentara itu tersenyum ke arah Yuna.
"Pasti akan ada cara setelah aku melapor pada unit"
Saat tentara itu hendak pergi, Yuna kembali membuka mulutnya
"Siapa namamu?" Yuna
"Chanyoung, Park Chanyoung"
"Kita harus bertemu lagi di kamp penampungan, Chanyoung" Yuna
Chanyoung tersenyum, menganggukkan kepalanya lalu berjalan meninggalkan para penghuni di belakang.
Setelah itu, para penghuni pun ikut berbaris dengan penyintas yang lain untuk mengikuti protokol sebelum masuk ke dalam kamp penampungan. Pertama, tangan mereka akan di beri luka sayatan kecil lalu setelah itu suhu mereka di cek dan luka mereka di periksa, apakah luka itu sembuh atau masih ada.
Yuna berhasil melewati seluruh protokol dengan baik. Begitupun dengan para penghuni yang lain, walaupun sempat ada masalah dengan Jisu yang sedikit tidak fokus karena luka bekas operasinya yang mengalami pendarahan.
"Jadi aku masih manusia?" Batin Yuna
Tiba tiba, sebuah alarm yang suaranya berasal dari speaker berbunyi daj terdengar suara seorang wanita berbicara.
"PEMBERITAHUAN PEMBARUAN PROTOKOL"
"MULAI SAAT INI, PENYARINGAN PENYINTAS TAK LAGI DILAKUKAN"
"DIMOHON MASUK DENGAN TERTIB"
"SEKALI LAGI"
"MULAI SAAT INI, PENYARINGAN PENYINTAS TAK LAGI DILAKUKAN"
"DIMOHON MASUK DENGAN TERTIB"
Tak mendengarkan perintah yang di berikan, para penyintas langsung bergerak maju dengan tergesa gesa. Membuat keadaan menjadi sedikit ricuh.
Yuna pun hanya bisa mengikuti arus para manusia yang terus bergerak maju. Setelah hampir sampai di pintu masuk stadion, tiba tiba terlihat banyak sekali bom yang mengarah ke arah stadion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life¿ | SWEET HOME
FanfictionBe human and die or Be monster and live ? Kehidupan yang telah hancur, mulai dari berpisahnya kedua orang tua dan berakhir harus berjuang hidup dan mati melawan monster yang di sebut sebagai kutukan. Lee Yuna, gadis yang ditakdirkan untuk menghadapi...