Hyunsu terlihat baru saja kembali dari lantai atas, untuk kesekian kalinya ia di manfaatkan oleh Eunhyuk.
Yuna yang saat itu sedang berada di ruangan pusat kontrol bersama Eunhyuk, melihat Hyunsu datang dan melempar tas yang berisi banyak batu baterai. Setelah itu Hyunsu langsung pergi keluar dari ruangan tersebut.
Yuna menatap ke arah Eunhyuk, lalu menatap barang yang baru saja di bawakan oleh Hyunsu
"Kau berlebihan" Yuna
"Aku akan terus melakukannya, selagi bisa" Eunhyuk
Yuna menghela nafas lalu berjalan mendekati Eunhyuk yang sedang duduk di kursi. Lalu Yuna mengambil posisi menyandar ke meja dan menghadap ke Eunhyuk.
"Kau tau? Ada kalanya ketika seseorang mulai berani melawan"
Yuna berbicara sembari memainkan satu buah baterai di tangannya. Sedangkan Eunhyuk tak menjawab ucapan Yuna sama sekali, ia hanya diam bahkan tak menatap ke arah Yuna sama sekali.
"Jika ada orang lain yang berhasil menyadarkannya, dia bisa berbuat sesuatu" Yuna
Eunhyuk hanya menatap ke arah Yuna, lalu Yuna berdiri, menepuk bahu Eunhyuk dan pergi keluar dari ruangan tersebut.
Yuna berjalan menuju pintu yang menjadi salah satu akses untuk memasuki ruangan orang yang terinfeksi. Disana ada Dusik yang memegang kunci pintu itu
"Hyunsu ada di dalam?" Yuna
Dusik menatap Yuna, ekspresi kebingungan mulai muncul diwajahnya
"Siapa kau?" Dusik
"Lee Yuna, kita belum pernah bertemu sebelumnya, tapi aku tau siapa kau paman" Yuna
Yuna mengambil kunci yang ada di tangan Dusik, lalu membuka kunci pintu di depannya.
"Aku pinjam dulu ya paman, terima kasih"
Yuna memasukkan kunci pintu itu ke dalam saku celananya, saat Yuna sudah memegang pegangan pintu, Dusik memanggil Yuna
"Tunggu"Dusik
Yuna pun membalikkan badannya
"Itu, senjata api itu milik siapa?" Dusik
Yuna mengalihkan pandangannya ke arah 2 pistol yang tersimpan rapi di dalam tas kecil yang di pasangkan di pinggang rampingnya. Yuna lupa untuk mengenakan jaket dan menyembunyikam senjatanya.
"Ini? Milikku" Yuna
"Kau butuh 1 paman?" Yuna
Dusik tidak menjawab pertanyaan Yuna, ia fokus memperhatikan pistol itu
"Tidak, kau punya senjata yang jauh lebih ampuh dari milikku" Yuna
"Darimana kau mendapatkannya?" Dusik
Yuna tersenyum
"Aku membelinya secara illegal" Yuna
"Kenapa?" Dusik
"Aku harus melindungi diriku, dari ancaman apapun itu" Yuna
Tak ingin terus di beri pertanyaan, Yuna langsung membalikkan badan dan masuk ke ruang karantina, meninggalkan Dusik sendirian di depan pintu ruang karantina.
Saat masuk, Yuna dapat melihat Hyunsu yang terduduk dalam posisi yang sama saat ia pertama kali melihat Hyunsu di ruang karantina.
Mendengar adanya suara langkah kaki, Hyunsu pun menolehkan kepalanya. Terlihat Yuna sedang berjalan mendekatinya. Yuna langsung mengambil posisi bersandar ke tembok yang ada di depan Hyunsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life¿ | SWEET HOME
FanfictionBe human and die or Be monster and live ? Kehidupan yang telah hancur, mulai dari berpisahnya kedua orang tua dan berakhir harus berjuang hidup dan mati melawan monster yang di sebut sebagai kutukan. Lee Yuna, gadis yang ditakdirkan untuk menghadapi...