13

581 80 2
                                    

Hari sudah berganti, Para penghuni kini sedang berkumpul di area pemakaman massal untuk memakamkan mayat Jaeheon. Sementara Yuna masih terbaring tak sadarkan diri di atas kasur di ruang satpam.

Tak lama, Yuna akhirnya membuka kedua matanya. Pelan pelan, Yuna berusaha menyesuaikan kedua matanya dengan cahaya di ruangan satpam itu. Yuna bangun dari posisi tidurnya lalu duduk di samping kasur.

Yuna memegang kepalanya yang masih merasakan sakit sedikit. Yuna menatap ke arah luar ruangan satpam, di luar tak ada tanda tanda keberadaan para penghuni yang lain.

Mengingat tentang para penghuni itu, membuat Yuna langsung teringat kepada Jaeheon. Rasa bersalah masih melekat erat dalam lubuk hatinya. Perlahan air mata mulai keluar dari mata Yuna dan membasahi wajahnya.

"Andai saja... aku melawan rasa sakit ini, tak akan ada nyawa yang harus pergi...." gumam Yuna

Yuna mulai menangis dalam diam, walaupun dirinya tak dekat dengan Jaeheon, Yuna tetap memiliki hati nurani. Kesedihan kembali bertambah ketika mengingat tangan Jaeheon yang terluka karena monster monster itu menghindari Yuna.

Di tengah tangisnya, Yuna menatap ke arah pistol yang tersimpan di samping kasurnya. Yuna meraih pistol itu lalu menatap pistol di genggamannya.

Teringat kalau dirinya berada di ruangan satpam, Yuna langsung berdiri dan berusaha berjalan keluar. Yuna langsung merasa membenci semua tentang satpam itu, walaupun pernah tersirat dalam hatinya perasaan kasihan kepada sang satpam, tapi kini rasa kasihan itu hilang dan tergantikan dengan rasa benci.

Akhirnya Yuna sampai di ruang pusat kontrol, saat berdiri di depan sofa, bukannya duduk, tapi Yuna malah hampir terjatuh. Tapi sebelum tubuhnya terjatuh ke atas lantai, ada seseorang yang berhasil menahan tubuh Yuna.

Ternyata Eunhyuk lah orang yang menahan tubuh Yuna. Melihat Eunhyuk di depannya, Yuna kembali menangis. Eunhyuk langsung menarik Yuna ke dalam pelukannya dan mengusap kepala Yuna, berharap Yuna bisa lebih tenang.

"Maafkan aku" Yuna

"Jika aku mengabaikan rasa sakit di kepala dan telingaku, Jaeheon pasti bisa selamat" Yuna

"Tidak apa apa" Eunhyuk

"Ini bukan salahmu" Eunhyuk

"Ini takdir" Eunhyuk

Yuna masih terus menangis di dalam pelukan Eunhyuk, dan Eunhyuk sendiri berusaha menenangkan Yuna yang ada dalam pelukannya. Eunhyuk mengerti apa yang Yuna rasakan, tapi Eunhyuk juga tak ingin Yuna berlarut dalam kesedihannya.

Akhirnya setelah hampir 30 menit Yuna menangis dan berhasil di tenangkan oleh Eunhyuk, mereka memutuskan untuk pergi ke pemakaman Jaeheon.

Disana Yuna menyampaikan permintaan maaf dan terima kasihnya. Tak ingin kembali menangis, Yuna tak berdiam lama disana. Setelah itu, Yuna dan Eunhyuk kembali ke ruang pusat kontrol.

"Istirahat lah" Eunhyuk

"Aku akan pergi mencari Hyunsu" Eunhyuk

Yuna hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu Eunhyuk pun pergi dari ruang pusat kontrol.

Belum lama diam di ruang pusat kontrol. Yuna pergi keluar dari ruangan itu, Yuna berjalan menuju tangga yang mengarah ke tangga luar apartemen. Yuna membutuhkan udara segar untuk menyegarkan fikirannya. Tentu saja, Yuna membawa pistol kesana. Ia sudah memastikan senjata api miliknya terisi penuh oleh peluru, jaga-jaga jika ada monster Yuna tak perlu panik.

Sementara itu, Yikyung, Gilseop dan Yeongsu sedang mengintai mobil yang terlihat akan datang ke arah apartemen.

Yikyung sempat kebingungan, ia tidak merada menekan tombol di alat yang di berikan oleh tentara wanita kepadanya.

Sweet Life¿ | SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang