06(2)

542 84 4
                                    

Hari sudah berganti, tapi tak ada yang berubah dari hari demi hari. Bukannya semakin berkurang, monster malah semakin bertambah.

Yuna kini sedang berada di area tembok timur. Area yang menjadi tempat meledaknya ranjau karena kecerobohan ibu Jun Il.

"Harus sampai kapan aku diam di kamp penampungan ini..." batin Yuna

Tiba tiba Yuna merasakan kedatangan seseorang dari belakang. Tak kunjung mendengar suara seseorang menyapanya, Yuna langsung menoleh dan menodongkan pistol ke seseorang yang kini berada tidak jauh dari posisi Yuna berdiri.

"Hei, tenang..."

"Mau apa kau?" Yuna

Yuna menurunkan senjatanya setelah melihat siapa yang datang kesana, lalu Yuna memasukkan pistolnya ke dalam tas kecil di pinggangnya. Setelah itu Yuna kembali memutarkan badan  menatap lahan luas di depannya.

"Kau menyembunyikan senjata api?" Jinho

Jinho mengambil posisi untuk berdiri tepat di samping kanan Yuna.

"Kau mau merampasnya huh?" Yuna

"Tidak, aku hanya bertanya" Jinho

"Mau apa kau kesini?" Yuna

"Aku hanya sedang berjalan jalan, lalu menemukan ada seseorang disini" Jinho

"Oh" Yuna

Setelah itu, Yuna langsung membalikkan badannya. Yuna hendak pergi meninggalkan Jinho di belakangnya.

"Hei, Yuna!" Jinho

Jinho memanggil Yuna, sepertinya Jinho salah menggunakan kosa kata saat menjawab pertanyaan Yuna.

Yuna yang di panggil hanya diam dan tidak menoleh sama sekali, Yuna terus melanjutkan langkah kakinya, sampai akhirnya langkah kaki Yuna berhenti karena Jinho memanggil nama lengkapnya.

"Kim Yuna" Jinho

Yuna menoleh kebelakang, lalu berjalan mendekati Jinho

"Jangan pernah kau berani menyebut nama lengkapku" Yuna

"Aku tahu aku pernah memasukkan nama lengkapku untuk absen penyintas, tapi aku sudah mengubahnya" Yuna

"Ada yang ingin aku bicarakan" Jinho

"Apa?" Yuna

Tak langsung menjawab pertanyaan Yuna, Jinho malah mengambil posisi duduk sembari menghadap ke arah lahan luas di depannya.

"Duduk" Jinho

Yuna menuruti perkataan Jinho, ia langsung mengambil posisi duduk di samping kiri Jinho.

Setelah Yuna duduk, Jinho tidak langsung membuka mulutnya untuk berbicara, ia malah diam menatap lahan luas di depannya. Yuna mulai kesal, lalu ia menatap ke arah Jinho.

"Kau ini mendadak bisu ya?" Yuna

Jinho terkekeh lalu menatap Yuna balik.

"Tidak" Jinho

Tiba tiba pandangan Jinho langsung teralihkan ke arah kalung yang Yuna pakai.

"Jika tidak ada yang ingin di bicarakan, lebih baik aku pergi." Yuna

"Menghabiskan waktu bersama orang yang tidak ku kenal itu menguras energi" Yuna

"Kau sudah mengenalku, aku sudah memperkenalkan namaku kepadamu, lagi pula ini bukan pertemuan pertama kita kan?" Jinho

"Shibal..." gumam Yuna

Yuna mengalihkan pandangannya dari Jinho. Yuna memang sudah mengetahui siapa pria yang ada di sampingnya itu. Selain Chanyoung, Jinho lah tentara yang Yuna ketahui namanya. Yuna bisa mengenal Jinho karena Jinho membantu Mayor Tak dan Ketua Ji untuk mengabsen, selain itu Jinho juga membantu Yuna mengubah namanya di berkas absen para penyintas.

Sweet Life¿ | SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang