Setelah makan malam usai, mereka melanjutkan mengobrol di taman dekat tempat makan malam. Para orang tua berkumpul untuk membicarakan pekerjaan dan bisnis.
"Vilas ku dengar Bible sudah mulai bekerja di kantormu ya?" tanya papa Apo.
"Iya sebelum dia dinyatakan lulus kuliah, dia meminta izin ku untuk bekerja di kantor. Aku meminta Tong untuk mendampingi adiknya di kantor"
"Wahh keren juga anakmu, dia sendiri yang meminta untuk bergabung, biasanya anak-anak kan harus kita suruh dahulu buat mau gabung di kantor" timpal mama Apo.
"Awalnya ku pikir dia tidak mau loh gabung di kantor ku. Tapi dia berkata ingin belajar dulu di kantor baru mau buka perusahaan sendiri"
"Hmm Bible juga pernah menyampaikan itu sih waktu kita makan malam bareng" timpal mami Biu.
"Kita doakan saja agar impiannya terwujud" jawab Ayah Bible.
"Oh iyaa setelah ini Biu mau lanjut kemana syha?" tanya mama Apo.
"Rencananya dia mau kursus buat kue, katanya mau buka toko kue gitu. Aku uda nawari untuk gabung di perusahaan papinya, tapi dianya ngak mau" jawab mama Biu.
"Bagus itu, sudah kamu dukung aja dia, bakatnya besar di bidang Bakery. Kue-kue yang dia bikin juga enak-enak, ngak kalah sama kue yang dijual di toko-toko" jawab mama Apo.
"Tapi bisnis toko kue kayak gitu kan gak menghasilkan banyak keuntungan ya. Nanti kayaknya ujung-ujungnya bergantung sama orang tua juga itu" saut mama Us.
"Ahh gppa, ya kalau anak butuh bantuan ya kami sebagai orang tua dengan senang hati membantu" jawab papi Biu.
"Us sendiri sudah dari semester 7, dia sudah bantu papanya memegang perusahaan cabang. Meskipun kuliahnya belum lulus dia sudah punya banyak pengalaman mengurus perusahaan. Nanti kalau Bible sudah mampu bikin perusahaan sendiri, Us dengan mudah bisa bantu Bible mengurus perusahaannya" seru mama Us tiba-tiba.
"Ahh bagus itu, tapi kan akan lebih baik kuliahnya juga ngak keteteran. Lagipula Bible juga butuh proses yang panjang buat bikin perusahaan dia sendiri" seru Bunda.
"Oh iya aku dengar-dengar perusahaan milikmu yang berada di kota B mengalami masalah tentang perizinan?" tanya Ayah.
"Ah itu hanya rumor" jawab papa Us
"Tapi perusahaan mu kemarin mengirimkan proposal penjualan saham perusahaan di kota B ke kantorku? Dillbert yang urus itu, ngak tau dia setuju beli atau ngak" sahut papi Biu.
"Ah ehm itu, perusahaan di kota B itu Us yang pegang. Jadi itu urusan Us" elak papa Us.
"Wahh tapi kalau kayak gitu berarti benar dong perusahaan mu di kota B ada masalah?" cecar ayah Bible.
"Udah lah ngapain kita ngomongin itu, ngak penting lagipula ini kan acara makan malam bukan rapat perusahaan. Sekarang aku sebagai orang tua Us meminta kepastian pada anakmu Vilas. Bible dan Us sudah pacaran lama, kapan anakmu meminang anakku?" tanya papa Us, berusaha mengalihkan pembicaraan tentang perusahaan.
"Bible belum membicarakan, tapi aku yakin Bible pasti sudah punya rencananya sendiri terhadap hubungannya dengan Us" jawab ayah.
"Ya tapi jangan lama-lama, ahh gimana kalau kita ngadain pertunangan dulu?" saran mama Us.
"Boleh nanti aku tanyakan ke Bible dulu ya" jawab bunda.
"Yaa aku sebagai mamanya Us minta, acara pertunangannya kita bikin yang mewah. Kan banyak tu kolega-kolega bisnis kita yang harus di undang"
"Boleh, nanti aku bicarakan dengan Bible. Sekalian souvernir kita kasih logam emas aja gimana jeng? Jadikan sekalian tuh mewahnya" pancing bunda.
"Ah ngak usah lah, untuk tamu kita kasih buah tangan yang sewajarnya aja yang penting itu Us nya yang harus keliatan mewah. Us harus pakai berlian sih, kalau bisa sih berliannya beli yang satu set gitu, biar matching"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love-Hate
FantasyKisah tentang Build yang hobi mengumpat dan Bible yang hobi membuat Build mengumpat. Sudah terbiasa berdua, tapi ada yang menjadi ketiga. Salah satunya mencoba menolak rasa. Salah satunya mendamba rasa. Tapi bisakah mereka bersama? Nulis ini karna...