Keputusan

253 31 6
                                    

Tepat pukul 7 pagi Bible dan Biu segera bersiap untuk kembali ke rumah. Tak lupa mereka juga berpamitan ke bi Mirah dan kang Maman. Hingga di tengah perjalanan, Biu mengirimkan pesan ke Job, mengajak untuk bertemu dan berbincang tentang hubungan mereka. Setelah sampai di rumah Biu segera bergegas menuju kamarnya, bersiap untuk bertemu Job. Bible sendiri juga langsung menuju ke kamarnya.

-Sore hari pukul 4

"Biu..." lirih Job ketika melihat Biu berjalan menghampirinya.

"Hay kak Job, Apa kabar?" sapa Biu dan duduk di depan Job.

"Buruk Biu, kamu tahu itu"

"Hmm, ya keadaan kita sama kak, langsung saja, aku meminta bertemu untuk mendengar penjelasan kakak"

"Ya aku akan jelasin semuanya, jadii.. (Job menjelaskan kesepakatannya dengan Us) Tapi Biu sayang, demi apapun aku tidur dengan Us hanya dua kali, selebihnya ia memang sering menghubungi aku tapi aku selalu menghindar. Jujur sejak kita cukup lama berpacaran, kamu banyak merubah aku. Hidupku jadi lebih teratur berkat kamu. Perhatian-perhatian yang kamu berikan benar-benar membuatku merasa berharga, juga mami, mami membuat ku mengingat akan sosok bunda.

"Dua kali!? Kak aku tidak pernah toleran terhadap yang namanya perselingkuhan, kakak tau itu !"

"Maaf Biu, aku bener-bener minta maaf"

"Aku sudah buat keputusan, kita ngak bisa bersama lagi kak. Hubungan ini selesai sampai di sini"

"No ! No Biu please" mohon Job.

"Ngak bisa kak, ini uda jadi keputusan ku. Aku juga minta maaf kalau selama ini aku ngak jadi pacar yang baik untuk kakak"

"Ngak Biuu, Ngakk, kamu pacar yang terbaik Biu."

"Tapi aku benar-benar ngak bisa lanjutin hubungan ini kak"

Kemudian beberapa detik setelah itu mereka berdua sama-sama terdiam, hingga ahirnya Job pun memberikan keputusannya juga.

"Hufttt oke baik, aku menghargai keputusan mu, aku memang salah, dan aku menerima konsekuensinya. Tapi Biu bisakah meski kita berpisah kita masih bisa jadi teman?"

"Tentu kak, kita bisa jadi teman, kakak juga boleh main ke rumah kapanpun, kalau bisa ajak kak Perth juga"

"Makasi Biu, makasi banyak, juga maaf, maaf banget Biu atas semua kesalahan ku. Aku bener-bener menyesal"

"Uda kak, aku uda maafin kakak, jangan terus menerus minta maaf"

"Ehmm ralat Biu, bukan teman, boleh ngak aku nganggep kamu adek ku" cicit Job.

"Ihh kok ngelunjak!" seru Biu menampakkan wajah kesalnya.

"Bu-bukan gitu ak-aku..." panik Job.

"Hahahah jangan panik gitu dong kak. Selain nganggap pacar kakak boleh nganggap aku apapun, mau nganggap teman, adik, saudara juga gppa"

"Huftt kamu bikin panik aja, aku kira kamu marah"

"Ngak kak, toh jujur aja ni yahh, pas kita pacaran aku tu ngerasa kakak tu malah kayak bukan pacar gitu. Perlakuan kak Job itu hampir sama kayak perlakuan Abang Dillbert"

"Apa yang buat kamu mikir kayak gitu?"

"Ya setahu aku, kita tu ngak pernah yang ciuman intens kayak orang pacaran gitu kak. Kita juga ngak pernah ngelakuin 'gitu-gitu' kayak pasangan lain"

"Maksudnya 'gitu-gitu'?"

"I-itu loh 'gitu-gitu' yang di lakuin kalau pacaran. Itu lo kayak yang kakak lakuin sama Us"

Sejenak Job berfikir keras tentang maksud Biu, sampai ahirnya ia memahami apa yang dimaksud Biu.

"Wkwkwkwk kamu, ya Ampunn kenapa mikirnya sampe ke situ hahaha"

Love-Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang