Authir pov
Pagi hari di kediaman alina."Alin kita sarapan dulu" teriak mama.
"Nah selesai.." Ucapku stelah merapihkan dasi seragamku. Aku menuruni anak tangga menuju ruang makan.
"Pagi ma pa"
"Pagi sayang"
Sebenarnya hari ini aku sangat senang dan tak sabar malam tiba. Tapi aku bersikap biasa saja takutnya kalau terlalu berharap yang ada kaya kemaren lagi.
Setlah sarapan aku memakai sepatuku di halaman rumah.
"Lin mau bareng ga?" Ucap zayn dari balik tembok pembatas rumah kami, ga tinggi² amat sih hingga kepala zayn bisa kulihat dengan jelas.
"Iya aku mau" ucapku buru² memakai sepatuku sebelah kiri yang hasilnya belum tertali. Aku takut dia kesel nunggu aku, makanya aku buru². Aku menghampiri zayn dan menerima helm yang ia berikan. Zayn menunduk menatap sepatuku yang talinya sudah berantakan keluar. Aku masih sibuk mencari pengkait helmku.
Dia berjongkok di depanku. Ehhh.. Apa yang dia lakukan? Dia menalikan tali sepatuku yang berantakan so sweetttttt, berasa sedang berada di film descendant of the sun wkwk.
Stelah itu dia kembali berdiri. Aku menjinjit kan kaki ku untuk berbisik padanya.
"Makasih"
"Hhmm"
Moge zayn telah keluar dari pekarangan. Oh iya aku lupa ga ngasih tau papa kalo aku berangkat bareng zayn. Ah sudahlah gapapa nanti gampang aku telepon.Sampai di parkiran sekolah aku berpapasan dengan mita dan adit.
"Lin loe kok bareng dia?"
"Iya mit rumah aku sama rumah dia ternyata tetanggaan"
"Oh yaudah, gue duluan yah sama adit"
"Iya"
"Zayn gua duluan"
"Sipp".Aku berjalan beriringan dengan zay. Huh kalau saja kita pacaran udah aku gandeng tangan zaynn. Kini aku dan zayn melewati lapangan basket. Aku melirik ke arah zayn. Aku rasa dia udah gatel pengen maen basket.
"Lin kamu duluan Aku mau main ba.."
"Gaboleh" Tegasku. Bukannya aku gamau ditinggal zayn. Cuma pasti dia telat masuk kelas lagi nanti dan pasti dihukum. Aku gaakan biarin itu terjadi.
"Tapi lin.. "
"Gaboleh zayn. Lagian nanti kan kita latihan basket!"
"Iya, tapi aku.... "
"Aku ngambek nih" ucapku menekuk muka sebal.
"Kenapa kalau ngambek?"
"Aku gabakal mau jalan sama kamu ntar malem, dan penerimaan maaf kamu semalem aku cabut"
"Kok bisa gitu?"
"Ya bisalah" ucapku sesinis mungkin.
"Hhmm yaudah deh.."Sampai dikelas. Aku langsung duduk di bangku ku.
"Keliatannya loe mulai deket ya sama si zayn" ucap mita menyenggol bahuku.
"Gatau deh mit"
"Loe suka ya sama dia?"
"Hah? .. Mm aku .. Aku .. Itu"
"Hmm ketauan loe Gua sih dukung² aja asal loe yang kuat ngadepin nih bocah!"
"Emang kenapa mit?"
"Zayn orangnya cuek banget sama cewek. Tapi kalo diliat² sikap dia ke loe kaya yang beda."
"Masa sih mit, biasa aja tau Dia baik kok baik banget"
"Yaudah deh terserah loe, Ehh ada guru tuh"
Selama Pelajaran kimia selalu membuatku suntuk. Kini waktu istirahat tiba. Aku memilih diam di kelas sedangkan mita ke kantin bersama adit. Aku curiga kalo sebenanya mereka itu pacaran. Dari pagi bedua mulu. Aku menunduk dengan tangan bertumpu pada meja. Rasanya ngantuk sekali.
"Ngga ke kantin lin?" Sahut zayn.
"Ngga, ngantuk" ucapku tanpa menoleh kearahnya. Aku tak mendengar suara apapun lagi. Aku mengangkat kepalaku mencari sosok zayn Dia udah ngilang aja.Selang beberapa menit pelajaran dimulai kembali. Aku masih merasa ngantuk selama belajar. Dan tak terasa seluruh pelajaran hari ini telah selesai. Aku merapihkan buku ku ke dalam tas dan bergegas pulang. Ketika sudah diambang pintu zayn menarik tanganku.
"Kok pulang? Ga ikut latihan basket?" Oh iy aku hampir lupa?
"Iya iya aku latihan"
"Jangan lesu gitu dong Semangat"
Zayn menggandeng tanganku selama berjalan menuju lapangan basket. Aku tidak menyianyiakannya, ku balas gandengan mesranya.
Tiba di lapangan sudah ada anak² basket yang lain. Tunggu dulu? Yang perempuannya mana? Kok cowok semua?
"Zayn? Yang basket cewek nya mana?"
"Gaada" singkatnya.
"Trus aku gimana?"
"Yaikutlah sama aku"
"Kamu kok ga bilang gaada basket anak cewek nya sih"ucapku mulai sebal
"Yaudah lah ayo Jangan bawel"
Terpaksa aku latihan basket nimbrung sama cowok. Ga enak rasa nya. Soalnya disini cowok semua. Selama latihan aku sama sekali ngga bisa nge-shoot bola basket ke ring.
"Zayn Ini gimana kok ga masuk²" Ucapku jengkel pada bola basket yang ada di tanganku sambil mengeluh.
"Jangan gitu dong Maen basket kok ngeluh terus" zayn mendekatiku. Dia berada di belakangku mengarahkan tanganku untuk memegang bola basket dengan cara yang benar. Jarak wajah kami dari samping sangat dekat.
"Coba masukin"
"Oke aku coba yah" dan ternyata cara yang zayn arahkan benar. Bola basket ku tepat masuk ring.
"Yeahhhh masuk zayn" ucapku senang.
"Nah gitu dong senyum Jangan ngeluh terus"
"Lin sini" Aku menurutinya. Aku mendekat kearahnya.
"Capek ga?" Ucapnya seraya mengelap keringat yang membasahi skujur wajahku. Aku diam memandang mukanya.
"Lin"
"Eh . Apa zayn"
"Huh bengong mulu" ucapnya menarik hidungku."Aww"
"Capek ga?"
" Capek zayn"
"Yaudah kita pulang aja yuk"
"Emang udah selesai" Tanpa bicara zayn menarik tanganku dan meninggalkan lapangan ini. Sampai di parkiran aku kesusahan karena membawa tas,botol minum, dan bola basket.
"Lin nanti malem dandan yang cantik, nanti aku jemput kamu yah" ucap zayn seraya memakaikan helm ke kepalaku.
"Iya iya bawel. Bantuin dong ini berat"
"Iya iya maaf"
Sampai dirumah aku langsung mandi dan bersiap diri buat malam ini. Kira² zayn ngajakin kemana yah.Zayn pov
"Zayn mau kemana udah rapih"
"Aku mau main mah sebentar?"
"Sama siapa? Pacar yah? Hmm pantesan, ini kan malam minggu"
"Bukan pacar mah, tapi sama tetangga sebelah"
"Alina??"
"Iya, yaudah zayn berangkat dulu"
Gue keluar rumah dan sgera menuju kerumah alina. Gue enaknya pake motor apa mobil yah?
Gue pencet bell yanga ada di deket pintu sesekali gue teriak.
"Lin alin'
Ceklek pintu terbuka. Seketika gue terpesona liat alina. Cantik bannget sumpah. Malam ini dia dress biru selutut tanpa lengan dengan slimbag yang warnanya sepada.
"Udah siap?"
"Udah"
Kita kembali lagi kerumah buat ngambil kendaraan. Stelah gue liat dia pke rok, gue putusin buat bawa mobil.
"Kita mau kemana zayn"
"Kamu maunya kemana"
"Aku kan gatau tempat"
Bener juga sih, Seruny kemana ya. Gue ajak makan kali ya
Eh ngga deh, ini kan malam minggu di tman kota pasti rame tuh.
Mobil gue udah terparkir di tempat yang strategis. Biar gampang parkirnya klo mau balik.
"Tunggu." Gue keluar dan menuju pintu mobil alinana.
"Yuk lin"
"Masih, Aku bisa sendiri kali zayn"
Gue semakin terpesona liat alina kalau lagi ketawa. Ketika turun gue liat ekpresi mukanya, dia tersenyum bahagia, yesss kayanya di suka sama tempatnya.
"Rame ya zayn"
"Hhmm..."Selama perjalanan ke taman, gue ga pernah lepas menggandeng alina. Tangannya lembut bangettt.
"Duduk disitu yuk" gue menunjuk kursi putih yang terdapat di sebelah utara taman ini, tempatnya sangat enak. Disana pemandangan kota dan taman kota ini bisa terlihat jelas.
"Kamu suka lin"
"Suka banget zayn, makasih ya udah bawa aku kesini". Alina tersenyum dan menggenggam tangan gue. Hmm. Ketika gue mau bales ehh tangannya udah dilepas duluan.Alina pov
senyum dibibirku tak pernah lepas malam ini. Stelah pergi jalan² dengan zayn tadi, dari makan jagung bakar Main timezone, naik delman, sampai nonton bioskop pokok nya momentnya sweet banget apalgi bareng dia. Pokoknya malem ini aku seneng banget TITIK.
"Lin kok pulangnya malem banget" Ucap mama di ruang keluarga. Kulirik jam dinding.. OMG jam 23.50 hampir jam duabelas malem. Aku ngabisin waktu sama zayn hampir enam jam dari maghrib tadi.
"Iya ma maaf"
"Yaudah, besok ka minggu ga sekoalh juga. Kamu istirahat sana"
"Iya ma.."
Hufft.. Ku baringkan tubuhku diatas ranjang sambil tersyum bahagia mengingat moment² tadi. Aku beranjak dan hendak mengganti pakaiaku, aku lupa jaket zayn masih setia menempel dipundakku. Aku jadi teringat waktu naik delman tadi zayn dengan hangat memakaikan jaketnya untukku. Hmmm..
Stelah ganti baju aku kembali berbaring mencoba menutup mataku untuk membawa ke alam mimpi. Mungkin efek capek baru sebentar duniaku sudah berubah.