part 16

0 0 0
                                    

Zayn pov.
Aku dan kakek memutuskan keluar dari tempat persembunyian, melihat alin sudah tertidur pulas di sofa.
Aku menunda nampan yang sedaritadi dipangkunya dan membenarkan posisi tidurnya.
"Dia memang benar² kelelahan..."
"Gimana kek?? Kakek liat sendiri kan, alin itu udah sabar banget hadapi ujian dari kakek, sampe tangannya merah , jidatnya juga merah gini.."
"Iya kakek tau, kakek seneng kamu gak salah pilih pacari alin.. Kakek menyukainya"
"Makasih kek"
Aku dan kakek berbincang² di sofa sambil menunggu alin bangun. Aku menceritakan semua tentang aku dan alin. Awal pertemuan, pendekatan hingga pacaran sampai kini. Aku juga menceritakan sikap dan sifat alin yang manja tapi bikin gemas. Dan untungnya kakek tidak merasa risih mendengar penuturan dari sikap dan sifat alin. Aku dan kakek berbincang sambil menikmati brownies yang alin buat, hasilnya enak banget Kakek juga suka.
"Zayn???? Oh kakek Maaf kek" alin terbangun dari tidurnya, dan langsung duduk di dekatku.
"udah bangun????"
"Kamu kok gabangunin aku? Oh iya aku berhasil lho bikin kue nya, hah? Brownies nya mana???".

Alina pov.
Hah browniesku kemana? perasaan tadi ada di piring di nampan.
"Kue nya saya buang Gak enak" apa?. Kakek buang brownies buatan aku? Hiksss, kakek tega banget sihh, gausah pake dibuang dong. Aku ingin menangis mendengar kata² kakek.
"Kok dibuang?" Ucapku dengan nada ingin menangis..
"Dibuang ke perut" Ucap kakek terkekeh. Ini gimana sih?
"Sayang, kakek suka sama kue buatan kamu"
"Yang bener?" Aku senang karena kakek menyukai kue ku.
"Kamu pandai membuat brownies rupanya" Kakek beranjak menuju sofa di dekat aku dan zayn.
"Alin, bersiaplah nanti malam Kita akan makan bersama diluar Kakek ke kamar dulu"
Aku melirik zayn dengan tatapan bingung meminta arti dari semua ini, yang di tatap malah senyum² ga jelas.

Author pov
Zayn membawa alin kekamar dan menceritakan semua kejadian yang dialami alin dari sejak tadi pagi. Tentang kakek hendra yang mengerjainya hanya untuk menguji kesabaran alin. Awalnya alin kesal, namun bukan zayn namanya kalau gak bisa ngerayu alin.
"Sayang kamu pakai ini yah, ini semua pemberian kakek buat kamu"Ucap zayn memberikan bingkisan besar kepada alin yang selesai mandi. Alin tersenyum bahagia melihat isi pemberian dari kakek hendra.
"Jangan lupa. Dandan yang cantik buat aku" zayn mengecup kening alin sebelum beranjak ke kamar mandi.
Sekarang alun sedang mematut diri di cermin. Dan zayn sedang berada di kamar mandi. Malam ini alin memakai dress putih tanpa lengan dengan riasan mutiara di sekeliling bagian perutnya. Rambut lurusnya sengaja di gerai. Kalung berbandul love tergantung indah di leher jenjangnya. Yahh, rupanya semua itu adalah pemberian kakek hendra. Kakek hendra memberikan alin dress, kalung, dan juga high heels, dan semuanya serba putih. Senyum tak henti²nya memudar dari bibir sexy alin. Alin sedang memoles sedikit make up pada wajahnya, sangat tipis dan terlihat natural.
"Kamu cantik banget" Ucap zayn tersenyum melihat pujaan hatinya begitu cantik bak bidadari.
"Ihh sana pake baju dulu"
"Ck.. Aku tuh lagi menikmati keindahan anugerah dari tuhan.. Malah disuruh ganti baju, yaudah" zayn kembali menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.

Alina pov.
Aku bahagia akhirnya perjuanganku tidak sia-sia, walaupun tangan merah, jidat merah, jari berdarah tapi akhirnya kakek merestui aku dan zayn.
"Udah, gimana?" Aku menengok kearah zayn. Astaga tuhan. Tampan sekali ciptaan mu ini. Aku sungguh terpesona. Walaupun zayn memakai kemeja putih panjang dan celana hitam saja, tapi dia terlihat sangat tampan.
"Nanti aja liatin akunya, Buruan ada yang salah ngga?"
Ck.. Ngeselin. Aku menghampirinya dan meneliti hasil pakaiannya.
"Hhmmmm, aku pikir kalau kancing atasnya di buka lebih keren" Ucapku seraya membuka satu kancing kemejanya.
"Nah kan keren Kalau tadi kaya culun!"
"Terus apa lgi???"
"Hhmm, aku make up yahhhhh!"
"Ihhh make up kaya kamu gitu?"
"Ya ngga lah , cuma aku kasih bedak dikit, muka kamu itu berminyak sedikit" zayn pasrah menuruti keinginanku.
"Perfect..."
Aku puas dengan hasilku, sekarang zayn tampak lebih cerah.
"Makasih yahhh.." zayn mengecup keningku.
"Yaudah yuk turun kayanya kakek udah nunggu"
"Bentar aku pake heels dulu.."
"Yaudah mana sepatunya, aku pakein"
Zayn memakaikan heels di kedua kakiku, sebenarnya aku masih bisa pakai sendiri.
Selesai berdandan aku dan zayn keluar menemui kakek yang sedang menunggu ku di sofa ruang tamu.
"Kalian memang serasi.." Aku tersenyum malu.
Kakek mengajakku makan di restaurant seafood.
Tak butuh waktu lama mobil yang kita tumpangi berhenti di basemant restaurant. Kita langsung duduk di tempat yang sudah di boking kakek.
Sambil menunggu pesanan aku zayn dan kakek berbincang².
"Alin, zayn Kakek tau minggu depan kalian akan mengikuti perpisahan sekaligus acara fromnight itu kan??"
"Iya kek, kakek datang kan??" Tanya zayn.
"Iya , pasti kakek datang. Mungkin pada waktu perpisahannya saja , kalau di acara fromnight kakek tidak bisa"
"Oke...."
"Alin ini untuk kamu pake yah di acara fromnight nanti" Kakek memberikan bingkisan lagi untukku.
"Apa ini kek?? Harusnya kakek gausah repot² ngasih aku bingkisan kaya gini. Oh iya makasih ya kek baju,kalung,sama heelsnya, alin suka.. Makasih banyak kek"
"Gak ngerepotin kok, iya sama-sama kamu cocok pake semua itu"
Setelah makan malam bersama aku zayn, dan kakek kembali ke rumah dan menuju kamar masing².
Aku segera berganti baju dan istirahat diikuti zayn yang sudah bergnti baju dan berbaring di ranjangnya. Aku menarik selimut dan bersiap untuk tidur.
"Apa lampu harus di matiin juga itu bagian dari rencana kakek??"
"Bukan, itu memang harus dilakukan disini sayang"
"Terus nanti aku ga bisa tidur lagi dong"
"Mau ditemenin lagi??"
"Iyalah"
"Dasar manja!"
"Biarin wleee"
"Uhhh, mau tidur ngga nih, ayo" zayn berbaring disampingku.
"Sayang Kita udah kaya suami istri yah, tidurnya berdua"
"Ihh, ini juga kan terpaksa.."
"Iya iya aku juga tau.."
"Yang nyanyiin.." Rengeku. Zayn memutarkan kedua bola matanya.
"Alin bobo ohh alin bobo kalau tidak bobo di gigit keboo.."
"Ihh ganti jangan kebo, digigit zayn aja"
"Oh jadi mau nih di gigit sama aku.."
"Ck.. Nyanyi lagi buru Aku ngantuk"
"Alin bobo ohh alin bobo kalau tidak bobo di gigit zayn. Alin bobo ohh alin bobo kalau tidak bobo di gigit zayn wkwk.."
"Ihh yang bener dong nyanyi nya, ketawa mulu"
"Euhhh bawel banget Iya ..iya"
Dan sampai akhirnya kita berdua tertidur lelap.
Sinar matahari memasuki celah gorden. Tapi aku dan zayn masih enggan membuka mata. Dan tiba-tiba
"Astaga zayn alin. Bangun kalian" Suara tinggi kakek menggema di seluruh sudut kamar membuatku dan zayn terbangun. Aku langsung melepaskan pelukan zayn.
"Apa sih kek?" Ucap zayn sembari mengucek matanya
"Kalian ini belum menikah, ngapain tidur satu ranjang begitu, pake pelukan lagi"
"Maaf kek, abisnya alin takut gelap"
"Kalau takut gelap ngapain lampunya di matiin?"
"bukannya dirumah ini kalau tidur lampu harus di matiin semua yah kek? Kata zayn begitu.."
"Hhhmmm, dasar yah cucuku ini bisa saja modusnya, tidak alin Paling Itu hanya akal²an zayn saja biar dia bisa tidur bareng sama kamu" Whatttttttt??? Zayn ngerjain aku? Dasar modus Otak mesum
"Zayn Apa maksud kamu hah? Ihh tukang moduss kamu yahhh ihhhh" Aku menjewer telinga kanan zayn.
"Awww, sakit sayang, ampun deh ampun"
"Oow, kalau urusan ini kakek ngga ikut campur zayn Selamat pagi" Seru kakek keluar menutup pintu kamar memberiku izin untuk menghukum kekasihku yang sangat nackallll ini.
Aku terus menjewer telinga zayn hingga memerah.
"Lepass sayang Sakit... Maaf"
"Kamu itu keterlaluan, ihh aku kena tipu modus kamu ternyata.. Heuhh rasain tuh " aku melepas jeweranku dan menekuk muka sebal dan marah. Zayn sedang meringis sambil mengusap2 telinganya yang ku jewer tadi.
"Kamu galak juga yah."
Aku diam saja, aku marah pada zayn.
"Sayang??? Alin???"
"Alin?? Sayang?? Inces??"
"Princess?? Alin? Sayang?? Baby??"
"Jangan marah dong.."
Zayn terus memanggilku, tapi aku gak perduli, aku sangat kesal padanya.
Zayn membalikan badanku yang tadi membelakanginya. Aku tetap diam. Zayn mendekat, aku tetap diam, dia mencondongkan wajahnya kearahku, apa yang akan dia lakukan?, ohh tidak semakin dekat dia semakin nekat
"Maafin ngga?? Kalau ngga aku bakal cium kamu nih!" Bisik zayn tepat di depan bibir ku.
"Dasar mesum..." Aku mendorong tubuhnya untuk menjauh. Aku segera bangkit untuk mencuci muka.
Siang ini aku dan zayn kembali kerumah, pasti akan sangat melelahkan.
Sekarang aku dan zayn sedang packing². Aku masih kesal pada zayn. Aku melirik kearahnya ketika ia menengok kearah lain. Astaga , sampai merah begitu telinganya, aku jadi merasa bersalah karena terlalu keras menjewernya.
"Yaampun, sayang. Telinga kamu..." Aku beranjak menuju ranjang zayn dan duduk di sebelahnya yang sedang memasukan baju kedalam koper.
"Maaf yah aku terlalu kenceng ya jewer kamu?.."
"Yaiyalah sakit tau.. Elus-elus dong" Ucap zayn dengan nada jutek. Lho yang harusnya lagi marah itu aku atau dia? Tapi aku menuruuti keinginannya. Aku mengelus-elus telingannya. Zayn berhenti dari aktivitasnya dan menghadapku.dia meraih tanganku yang aku gunakan untuk mengelus telinganya dan menggenggamnya.
"Maaf ya sayang Aku ga bermaksud kok, aku cuma pengen deket terus sama kamu, aku tau caranya salah, maaf yahh.."
"Hhmmm iya aku maafin kamu, aku juga minta maaf yah udah jewer kamu sampe merah gini.." zayn tersenyum mnyeringai. Aku rasa ada sesuatu nih.
"Oke, aku mau maafin tapi ada syaratnya.." Benar saja, dasar Curang. Aku aja maafin dia ga pake syarat.
"Ihhhh.. Yaudah apa??"
"Mmmmm...."
"Apaan?"
"Cium aku!"
"Hah?? Apa?"
"Cium aku Kamu gamau? Yaudah kalau gamau aku ga maafin kamu, dan aku tinggalin kamu disini, biar kamu pulangnya sendiri.." Wahh tega banget Aku harus gimana nih??? Masa cium dia disini????
"Ayooooo.."
Cupppp
Aku mengecup bibirnya sekilas. Sungguh aku sangat malu.
"Kok sebentar??? Ck, gimana sihh" zayn langsung menarik tengkuk ku dan menciumku. Aku membulatkan mataku. Berani sekali dia sekarang. Zayn melumat bibirku pelan, tapi sepertinya aku mulai terangsang. Aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan bibir zayn. Sampai saat ini aku tidak bisa melakukannya. Ini adalah ketiga kalinya zayn menciumku.
"Sayang..Lain kali kalau aku cium kamu, kamu juga cium aku dong" zayn melepaskan ciumannya dan mengusap bibirku lembut dengan ibu jarinya.
"Aku gapernah ciuman dan aku ga bisa. Kamu nih main nyosor² aja.."
"Ya gapapa dong, kamu kan pacar aku calon tunangan sama istri aku.."
Aku hanya tersnyum malu mndengar dengan tingkah zayn yang mulai mesum.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang