part 15

0 0 0
                                    


"Tunangan??" Aku mengusap air mataku dan melepaskan pelukannya.
"Iya, aku mau kita tunangan habis lulus SMA nanti.." zayn beranjak menuju sofa dan duduk disana, aku mengikutinnya.
"Kamu mau kan tunangan sama aku?? Eh aku lupa kamu udah janji mau jadi pacar aku tunangan..."
"Kamu, istri kamu dan dan ibu buat anak² kita nanti.."Aku memotong pembicaraan stefan.
Zayn terkekeh dan menatapku gemas, lalu kedua tangan nya meraih pipiku dan mencubitnya gemas. Aku beruntung sekali memiliki zayn, dia sangat pengertian padaku. Aku menyandarkan kepalaku di sofa dengan lengan kiri zayn yang terlentang sebagai bantalan.
"Tapi aku harus gimana lagi buat ambil hati kakek kamu" zayn tak menjawab, dia asyik memainkan anak rambutku. Zay memiringkan badannya, sekarang aku bisa melihat wajahnya dengan jelas dari samping. Dia terus memperhatikanku tanpa bicara sedikitpun. Aku mencoba memalingkan muka ku karena grogi diliatin begitu sama zayn. Tapi tangan kanan zayn menarik dagu ku menghadapnya lagi.
"Aku mimpi apa yah bisa miliki bidadari cantik kaya kamu" owhhhhh zayn tampan sekali dengan senyumnya itu. Aku seperti terhipnotis seketika. Kurasakan wajah zayn mendekat kearahku, semakin dekat dan nafasnya sudah menggelitiki wajahku. Aku memejamkan mataku ketika bibir zayn sudah menciumku, lembut sekali. Aku benar² terhipnotis dengan setiap lumatan lembut yang zayn berikan. Tangan kanannya membelai mesra rambutku. Beberapa detik kemudian zayn melepaskan ciumannya.
"Kamu gak bisa yah?????" Aku membuka mataku, menatapnya malu-malu. Aku menggeleng-geleng kecil.
"Pantesannnnnn , gak seru!" zayn menyeringai.
"Ihhhh...." Aku mencubit perutnya. Dia meringis , aku tak peduli. Sekarang otak zayn mulai kacau.. Mulai mesummmmm!.
"Kakek aku suka banget sama kue, kamu bisa bikin kue???" Kue??? Dulu aku pernah belajar sama mama bikin brownies. Tapi itukan sama mama , kalau sendiri aku masih belum berani takut gosong.
"Dulu aku suka bikin brownies sama mama, tapi itukan udah lama waktu aku masih di bogor"
"Kamu coba aja lagi.. Oh iya sayang jam 10 nanti aku mau anter kakek ke rumah jenni.."
"Jenni????? Cewek dong?" Zayn malah marik hidungku.
"Uhhhh.. Yaiyalah , jenni itu sepupu aku jennifer , sebelum besok pulang, kakek nyuruh aku buat nyamperin sepupu aku dulu "
"Kamu mau ikut???? Sekalian aku kenalin sama mereka.."
"Ngga deh ngga usah, kaya nya pas nanti kamu sama kakek keluar, aku mau bikin brownies, biar nanti kalau gagal kan kakek ga tau, trus aku bisa bikin lagi.."
"Hhmm, iya juga yah.. Pinter nih pacar aku" zayn mencium gemas seluruh wajahku. Tuh kan zayn sekarang mainnya cium-cium terus.
"Ihh kamu mulai deh, mainnya cium-cium terus!"
"Tapi suka kan??" Aku mengulum senyumku.
"Huhhh kalau senyum gausah ditahan kaya gitu, jelek Udah sana mandi, pantesan aku cium kamu bau ternyata belum mandi.."
"Ih ngeselin.. " Aku beranjak menuju kamar mandi.

Kakek hendra pov
"Zayn kamu adalah cucu kesayanganku. Kakek lihat kamu sangat mencintai alin, dan alin juga sangat mencintai zayn. tunggu dulu, kakek harus menguji berapa besar cinta kalian. Tapi tenang zayn, sebenarnya kakek juga menyukai alin. Dia begitu cantik, baik, sopan, penyayang, perhatian, dan lugu.."
"Jadi kakek merestui aku sama alin?"
"................".

Author pov.
Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lewat sembilan menit, alin pikir  zayn dan kakek sudah berangkat, kini saatnya alin membuat brownies untuk kakek.
"Bi bisa bantu aku bikin kue????"
"Maaf non, bibi lagi sibuk mau setrika baju..."
Terpaksa alin membuat kue dengan tangannya sendiri. Dia mulai menyiapkan bahan² dan alat-alat.
Alin menguncir kuda rambutnya, memakaikan celemek di tubuhnya dan sarung tangan untuk pelindung.
"Ayo semangat alin Kamu pasti bisa" alin tampak senang dengan tugasnya. Tanpa alin sadari, zayn dan kakek sebenarnya ridak pergi keluar rumah mereka bersembunyi di lantai atas, zayn dan kakek mengintip apa yang dilakukan alin saat ini. Oh ya sebenarnya waktu itu yang mematikan listrik keran adalah kakek hendra, hal itu dilakukan untuk menguji kesabaran alin, dan saat kakek terjatuh itu juga hanya pura², kakek ingin melihat bagaimana sikap alin ketika melihatnya terjatuh. Orang yang disangka alin penjaga rumah saat mengambil air, padahal itu adalah tukang kebun rumah ini yang biasa siram bunga kalau pagi hari. Dan kakek umboh juga yang menyruh pembantu untuk tidak membantu alin membuat kue.

Alin pov.
"Ayo alin semangat" Aku menyemangati diriku sendiri. Aku terpaksa membuat kue sendiri karena pembantu rumah ini tidak bisa membantuku.
"Telurnya 3,4 atau 5 yahhh?"
"Dipanggang atau dikukus yahh? Atau aku bikin 2?"
"Ehh berapa menit sihh? Lupa??"
Aku benar² lupa dengan cara membuat brownies. Akhirnya aku putuskan untuk memanggang brownis ku selama 1 jam. Sambil menunggu, aku membuat adonan lagi takutnya yang pertama gagal.
Setelah 1 jam menunggu aku menjait brownies ku. Dan benar saja GOSONG dan hasilnya juga keras..
"Yahhh kok gosong, kelamaan kali yahh  Tenang alin semangat"
Aku menuangkan kembali adonan cadangan tadi kedalam loyang. Sekarang aku putuskan untuk memanggang selama 30 menit.
"Semoga ga gosong" aku memasukan loyang kedalam oven.
"Sebaiknya ku harus cek terus biar ketauan matengnya.."
Sudah 2 kali aku membuka oven, aku pikir sebentar lagi mateng.
Ketika untuk ketiga kalinya aku mengecek brownies , tanganku terkena dinding oven ketika mau menutupnya. Tangannku langsung memerah dan panas.
"Awwww astaga .. Ihh panas" Aku segera ke kamar mandi dan merendam tanganku di dalam air. Aku mengoleskan pasta gigi di permukaan yang panas di tnganku. Sekarang agak mendingan deh.
Aku kembali ke dapur , aku rasa udah cukup deh.. Aku angkat brownies ku yang kedua.
"Yesss ngga gosong tapi kok kaya ga ngembang.. Bodo ah yang penting , Berhasil!"
Aku menumpahkan brownies ke piring. Tapi ketika aku mau potong2 browniesnya. Ternyata aku lupa memasukan bakingpowder ke browniesku, dan sekarang malah bantet gini hasilnya.
"Huaaahhhhhhhhh.... Kok gagal lagi" . Aku mulai putus asa untuk ini.
"Eitsss ga boleh nangis alin Gaboleh cengeng kata zayn Kamu hars semngat, kamu pasti bisa"
Aku membuat brownies untuk ketiga kalinya, aku benar2 berharap ngga bakal gagal lagi. Untuk yang ketiga ini, aku menaburi kacang dan kismis di atas adonannya.
"45 menit deh, semoga pas waktunya"
Sambil menunggu brownies ku matang, aku membersihkan dapur, mengelap meja dapur dan mengepel lantai. Aku baru sadar, aku bisa melakukan itu semua.
"Hah? Bersih semua??? Yeayyyy aku bisa bersih² yeyy!!!" Aku berjingkrak² gembira di dapur. Dan tak sengaja aku menginjak pengepel lantai dan gagang pengepel itu berdiri mementung jidatku.
"Awhhhh.. Ck ngapain coba nih pelan pake mentung² segala.. Ah bdo, Mama alin bisa beresin dapur" aku berteriak-teriak di dapur. Untung aja gaada yang lihat. (Padahalkan zayn dan kakek lagi ngintip diatas)
"Upsss Untung gaada yang liat wkwk"
Akhirnya 45 menit sudah, aku mengangkat brownies ku.
"Hhhmm, harum!"
"Yessss berhasilll..."
"Uhh cape juga 2 jam lebihh aku bikin brownies..."
Aku tinggal menunggu zayn dan kakek pulang. Jam sudah menunjukan pukul 12.30. Zayn pulang jam berapa yah, aku lupa nanyain.
Aku menunggu diruang tv. Aku duduk di sofa dengan memangku nampan yang kubawa berisikan brownies buatanku tadi.
"Kok lama yah, padahal ini udah jam 2" ..
Aku mulai bosan menunggu, aku cape. Mataku juga sudah merajuk ingin diistirahatkan. Aku tertidur di ruang tv ini.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang