Zayn pov
Kulirik jam dinding yang menunjukan pukul set 3 pagi. Aku mengakhiri semuanya. Aku harus menghormati keperawanannya yang baru saja terlepas.
"Hhhh.. Sa..yang??" Nafasku tersengal-sengal. Aku berbaring di samping alin. Kejadian barusan menguras tenaga ku dan alin. Aku menatap alin yang sedang terpejam mengatur nafasnya.
"Hmmm?"
"sakit yah??"
"Sedikit zayn.."
"Maaf yah .. Yaudah langsung istirahat aja yuk" aku mengusap keringat yang bercucuran di kening alin. Lalu merengkuh tubuh polosnya dalam dekapanku.
Aku sangat bahagia malam ini, sungguh bahagia. Ini adalah kado istimewa sayang
"Terimakasih baby" ku kecup keningnya dan mengajaknya untuk kealam mimpi bersama.Alina pov.
Sinar mentari mencuri masuk kedalam kamarku melalui celah gordeng yang sedikit terbuka, membuatku terpaksa berusaha membuka mata karena silaunya. Aku menggeliat, matakuu terbuka dari tidurku. Kulirik jam weker sudah menunjukan pukul set 9 pagi. Aku menggerakan badannku. Ehh , rasa geli menyinggapi tubuhku ketika punggungku bersentuhan dengan kulit hangat zayn yang sedang memelukku. Aww, aku teringat kejadian semalam. Aku pejamkan mataku dan mengingat Kejadian yang begitu dashyat dan menyenangkan. Ketika zayn mencumbuku dengan hotnya. Suara lenguhan,desahan,erangan yang keluar dari bibir sexy zayn. Dia bergitu sangat bergairah dan menggoda. Zayn menjama tubuhku dengan perasaan dan sayang. Ohhhh.. aku mengigit bibir bawahku mengingat semua itu, Apalagi saat penyatuan diantara kami terjadi, yatuhannnnn. Aku tak kuat membayangkanya lagi. Tapi, keinginan zayn sudah aku turuti. Aku tersenyum simpul dan mengelus tangan kekar zayn yang sedang memeluku 'aku janji zayn gak akan kecewain kamu, aku sayang kamu' umpat batinku.
"Hmmm.. Aku juga sayang kamu baby"
Mataku sukses membulat, gumaman zayn yang sangat menyambung dengan apa yang barusan batinnku berkata.
"Kenapa senyum²??? Lagi nginget itu yahh??" Suara serak zayn yang begitu sexy membuatku terhipnotis. Zayn menggodaku, ia menyampingkan badannya, wajahnya tepat di samping telingaku.
"Kamu Mau lagi??" Bisik zayn mengelus bahu kananku.
"Ng..ngga zayn"
Zayn kembali berbaring, ia membalikan tubuhku menghadapnya. Tangan nya menyusuri setiap inchi wajahku. Aku terpejam menikmati sentuhan tangan zayn.
"Terimakasih baby.." Bsik zayn tepat di depan bibirku. Aku membuka mata, menatap wajah suamiku yang berada tepat di depan wajahku. Hembusan nafasnya menggelitiki wajahku. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Aku sayang kamu"
Tiba² saja air mata ku menetes. Aku menangis karena bahagia, bisa memiliki zayn seutuhnya dan bisa memenuhi kewajibanku sebagai istri. Aku tak menyangka ini semua.
"Loh? Hey. Kamu kok nangis? Ada apa sayang??" zayn begitu cemas melihat aku terisak. Aku lebih mendekap pada tubuh zayn menenggelamkan wajahku di lehernya. Zayn menarik selimut yang membungkus tubuh kami sampai ke dada, dengan sayang ia mengelus punggungku.
"Aku sayang kamu zayn..hikss"
Zayn terkekeh, mencium kepalaku
"Aku juga sayang sama kamu Alina siena husaen istriku" bisik zayn ditelingaku. Wajahku keluar dari leher zayn, menatap dalam suamiku ini.
"Kenapa nangis? Hm?" Ucap zayn begitu lembut seraya mengusap air mataku.
"Apa masih sakit?"
Aku menggerakan kaki ku, tidak.
"Ngga cakit lagi" ucapku sengaja dengan nada seperti anak kecil. Lagi² zayn terkekeh.
"Ngga cakit? Mau lagi?" Ucap zayn tersenyum jahil. Aku langsung menyumput dilehernya lagi.
"Jangan..."Aku menatap sekeliling daerah tempat tidur, berantakan sekali. Bajuku dan zahn yang dipakai semalam berserakan dimana². Sprai kasur yang sudah kusut, bantal dimana².. Apa kita terlalu buas semalam?.
Kemudian aku merapikan kamar sisa semalam, semua dekorasi ku cabut. Dan zayn sedang membersihkan diri di kamar mandi.
Aku beralih menuju ranjang, ku lipat selimut dan menata bantal guling. Astaga. Bercak darah perawanku menempel pada sprei, aku kembali teringat kejadian 'surga dunia' dengan zayn kembali. Aku segera menggantinya dan menata ranjang kembali.
Hufttt lelah juga
Aku sedang duduk di sofa menunggu giliran mandi.
"Sayang..." Teriak zayn dalam kamar mandi. Aku mendekat kearah pintu kamar mandi,
"Apa???"
"Ambilin handuk aku.."
Hmmm, dasar pelupa.. Lohh handuk zayn ngga ada? Akhirnya Aku mengambil handukku takut zayn kedinginan dikamar mandi.
"Sayang handuk kamu ngga ada. Pake yang aku aja yah! Nih .. Buka pintunya.."
Ceklek .. Pintu terbuka menampakan zayn yang masih di shampo dengan stengah badan yang tersembunyi di balik pintu.
"Ini.." Aku menyodorkan handukku. Tapi tiba² tanganku ditarik masuk oleh zayn.
"Zaynnn"
"Handuk aku ada disini sayang, ini buat kamu ayo mandi"
Bilang saja kalau mau mandi berdua zayn ada saja modusnya.Sehabis mandi dan sarapan. Zayn mengajaku untuk melihat kampus yang akan kita kuliahi. Aku dan zayn di daftarkan di stratford ontario univercity (ngarang aja padahal itu nama kota) .
Selama di perjalanan, aku tak henti²nya melihat kanan kiri memandangi jalan di kota ini.
"Sayang.."
Aku berhenti menatap luar ,beralih memandang suami ku.
"Ya..?"
"Kamu mau ambil jurusan apa?"
"Mm.. Ekonomi"
"Oke aku juga"
"Ehhh.. Jangan ikut²an dong"
"Ihh kan biar kita satu jurusan. Tinggal aku bilang sama om anton biar satu kelas. Biar kita bisa deket terus .." Ucap zayn dengan halis di naik turunkan.
"Ngga sayang, kamu ambil. Jurusan manajemen aja.. Nih dengerin bukan aku gamau deket terus sama kamu, kalau kita beda jurusan biar aku sama kamu itu fokus kuliah bukan pacaran terus, biar kita cepet² lulus dan balik ke indonesia lagi"
Aku gak mau main² soal kuliah, apalagi aku udah dikasih kesempatan buat kuliah di negeri orang.
Zayn hanya diam.
"Sayang, ngerti kan?? Lagian kalau masalah ketemu kita kan bisa ketemu setiap hari dirumah, aku kan istri kamu. Setiap pergi pulang kampus juga kan bareng yang.." Aku mengusap pipi kirinya. Semoga zayn mengerti.
"Sayang Kamu ngerti kan?"
"Hm"
Zayn hanya berdeham. Dugaanku benar, zayn pasti gak terima dan marah. Aku memilih diam daripada membuat perdebatan disini.
Mobil kami terparkir di area kampus. Zayn melepas pengaman kemudian membuka kunci pintu mobil. Aku menahan tangannya.
"Sayang.." zahn terdiam, ia melepaskan tangannya yang memegang stir mobil kemudian duduk kembali, namun tatapnnya lurus tak menolehku.
"Jangan ngambek.."
"Ngga.." Ucapnya dingin.
"Kamu harusnya bisa ngerti dong. Pikirin jauh².. Aku pengen kita berdua sukses yang"
"Kita udah jauh² kesini buat kuliah, kalau kita berdua satu jurusan yang ada nanti aku gak fokus sayang.. Zayn ngomong dong"
Zahn tetap diam. Astaga Seperti anak keciilllllll. Aku tak mungkin membiarkan kita berada dalam satu jurusan apalagi setiap ada kelasnya di barengin.
Zagn benar² membuatku tak mengerti.
Tessssssss
"Mana janji kamu semalam buat gak ngambek lagi sama aku.." Lirihku diiringi dengan air mata yang berhasil lolos.
"Kamu kan tau aku gabisa di diemin sama kamu zayn." Gumamku.
Dan benar saja zayn langsung memelukku, mengusap air mataku.
"Please jangan nangis.."
Kami terdiam sejenak dalam posisi ini.
Zayn menhembuskan nafasnya kasar.
"Oke, aku bakal ambil manajemen, maafin aku, aku egois"
Aku melepas pelukan.
"Beneran??"
Zayn tersenyum tipis dan mengangguk. Ohhhhh zaynnn
"Gitu dong.."
"Ada syaratnya"
"Apa?"
"Cium"
Aku menaikan sebelah alisku. Di area kampus?? Berciuman???.
"Kalo ngga mau, malam aku minta jatah.."
Tanpa babibu aku langsung menyambar bibirnya. Zayn mengangkat tubuhku untuk duduk di pangkuannya. Zayn melumat bibirku rakus. Lama-lama zayn melembut, membuat ciuman ini terasa memabukan.
"Engghh . zayn" Tanpa disadari aku mendesah.
"Emmmm..." zaynpun mengerang , tangannya yang mengelus punggungku kini merayap menyelusup bajuku. Mengusap pelan d**a ku. Aku beralih mencium lehernya, kuhisap dan ku gigit. Zayn terus mengerang m*****s d**a ku. Aku merasa ada yang janggal di bawah sana. Ohhh tidak! Aku melepaskan tangan zayn dari balik baju ku, sebelum kita melakukan lebih jauh, apalagi ini dalam mobil dan area kampus.
"Nafsu banget sihhh..."
"Dikit lah sayang.."
"Udahh ahh turunin aku, gak nyaman tau"
"Gak nyaman kenapa??"
"Ade kamu bangun" zayn terkekeh dan menurun kan ku.Kami. Berjalan menelusuri lorong² kampus. Kampus ini sungguh besar. Lebih besar dari kampus² yang ada di indonesia.
Tangan zayn tak pernah lepas menggandengku.
"Sayng tunggu yah aku pengen buang air kecil.."
Kebetulan kami melewati toilet.
"Yaudah jangan lama yah.."
"Mau ikut???"
"Hhhmm, dasar mesum"
Aku menunggu zayn diluar, mataku terus menatap sekekeling kampus.
Awwwww.. Aku terdorong, untung saja tidak jatuh. Orang kalau jalan kok gak liat².
"I'm sorry.."
"It's oke.." Ucapku jutek. Kemudian lelaki itu mengambil hp nya ynag terjatuh dan berjalan kembali.
"Untung aja ngga jatuh, liat² dong.." Ucapku pelan.
Lelaki itu berhenti dan membalikan badannya.
"You indonesian people?"
"Yes"
"Oh, kenalkan" Ia mengulurkan tangannya. Ternyata lelaki ini orang indonesia juga.
"Aries bagaskara".
"Hmmm, Alina siena" aku menjabat tangannya. Lohhh kok gak dilepas-lepas.
"Maaf tangannya.."
Rese yah nih orang, malah sengaja gak dilepas. Aku berusaha untuk melepasnya.
"Boleh minta WA nya cantik???"
Iyuhhhhhhhhhh, nih cowok genit banget ihhhh.. Aku terus berusaha melepaskan tanganku, takut zayn lihat dan marah.
"Gak lepasin"
"WA nya dulu.."
"Alin" zayn?
"Zayn tolong aku.."
"Excuse me.."
"Loe pacarnya???"
"Oh jadi loe orang indonesia? Lepasin gak" Aries menggeleng dan tersenyum sinis.
"Lepasin!"
"Ngga akan.."
"LEPASIN ISTRI GUA!!!!" zayn emosi. Ia menarik kerah baju aries.
"Jangan kurang ajar loe..."
"Kalian udah nikah????"
Zayn tak menghiraukan aries. Ia menarik tanganku dan melangakh pergi.Aries pov.
Cantikk!!!!! Orang indonesia lagi.
Argghhh tapi kenapa harus udah punya suami?.