part 26

0 0 0
                                    

Zayn pov
Hari ini aku dan alin memutuskan untuk sehari penuh berada di apartemen. Ini semua permintaanku, ku bilang kalau aku pengen berdua dan manja²an sama istri tercinta, alin menyetujuinya.
"Bete.. Mau ngapain lagi?? Maen monopoli udah, nonton movie udah.."
"Jangan cemberut ishh.."
"Abisnya bete.."
Akuu berpikir keras, enaknya ngapain yah sore² begini.

Alina pov.
Ada ada saja suamiku ini. Dia meminta untuk berduaan seharian di rumah. Aku hampir bosan setelah selesai menonton movie.
"Mmm.. Yaudah deh kamu maunya apa? Kemana?" Ucap zayn lesu. Aku tak tega melihatnya. Dia sepertinya ingin berdua sehari denganku mengingat kita adalah pengantin baru yang kemarin baru menikah ditambah aku belum siap melakukan hubungan suami istri dengannya, aku harus menurutinya sekarang.
Aku menunda laptop yang ku pangku. Aku meraih tubuh zayn untuk ku peluk.
"Ngga mau apa².." Ucapku menggeleng.
"Bener??"
"Iya..."
.
"Sayang"
"Apa zayn?"
"Mandi yuk??"
"Yaudah kamu duluan aja, aku mau beresin ini dulu."
"Mandinya berdua"
Whatttt?????? Mandi berdua?
Aku melepaskan pelukan, kikuk harus menjawab apa.
"Kenapa? Ga mau? Lin, kita kan udah suami istri. Kita harus terbiasa dong dengan kaya begituan, kamu nih gimana sih.. Honeymoon gamau, mandi berdua doang ga mau juga, aku pusing" zayn beranjak dari sofa meraih handuk dan menuju kamar mandi.
Rasanya Aku ingin menangis, zayn benar. Aku ini istri macam apa? Seharusnya aku sudah terbiasa.
"Oke.. Alin kamu harus siap"
Aku segera membereskan laptop, dan meja sofa. Dengan perasaan dagdigdug aku meraih handuk dan menyusul zayn dikamar mandi.

Zayn pov.
Bete banget Diajak ini itu ngga mau. Sabar zayn..
Braakkkkkk
Pintu kamar mandi terbuka, menampakan alin yang sedang mematung menatap ku yang masih mandi dengan telanjang. Kenapa alin??
Alin menutup pintu kamar mandi meletakan handuk di kastok, dan segera membuka seluruh pakaiannya.
Glekkk
Aku menelan susah salivaku menatap alin yang sedang membuka satu per satu pakaiannya.
Alin menghampiriku, aku tetap fokus pada tubuhnya. Rasanya milikku ingin berdiri..
Aku terkejut alin meraih tengkuk ku, bibirnya menari² dalam mulut. Tangan kirinya mulai mengusap² dadaku. Kenapa alin menjadi agresif seperti ini? Enghhhh... Aku terangsang, ku balas lumatannya. Ku dekap tubuh alin, ku belai punggungnya. Perlahan ciumanku turun ke dagunya , rahangnya sampai leher nya, aku membuat kissmark disana, alin mengerang, tubuhnya menggelinjang.
"Zayn.."
Tanganku perlahan² menuju d**a nya. Oh tuhannnnn
Aku mengusapnya pelan, alin mendesah, tubuhnya serasa lemas. Aku mendorong alin sampai ke tembok. Aku m*****s d**a nya pelan, alin mendesah, menelusupkan jari²nya ke rambutku. Ciumankku turun di sekitar dadanya.
"Boleh nyobain????" Bisikku. Alin mengerang dan mengangguk, sepertinya alin mulai bergairah.
Aku langsung menghisap d**a nya. Demi tuhannn. Ini sangat nikmat. Aku melakukan secara perlahan agar alin tak kesakitan. Aku tak melepaskan hisapan ini, rasanya nikmat sekali. Aku terus menjepit tubuh alin ke tembok, alin begitu lemas merasakan perlakuan ku ini.
"Zayn"
"Hmmm.."
Aku menciumi sekitar bukit alin. Kemudian beralih kembali mencium bibirnya. Ku tahan tengkuknya. Aku menciumnya lembut dan penuh perasaan.
Alin melepaskan ciuman ini, dia menatapku. Aku yakin darimatanya alin terlihat penuh nafsu.
"Udah yahh.. Jangan sampai sana.." Ucap alin pelan dan mengusap pipiku.
Aku mengerti, aku akan selalu menunggu alin. Yang penting alin sudah mulai agresif padaku.
Aku dan alin melanjutkan niat kami, yaitu mandi.

Selesai mandi, aku dan alin berganti pakaian, alin sudah tak sungkan dan malu lagi bertelanjang di depanku.
Stelah rapi, aku duduk sejenak di tepi ranjang, sedang alin masih memilih² baju untuk dipakainnya.
4 hari lagi adalah hari ulang tahunku. Aku dan alin terlaut usia beberapa hari saja, 4 hari lagi juga , aku dan alin akan berangkat menuju canada.
"Kamu kenapa??"
"4 hari lagi aku ulangtahun, pokoknya kamu harus kasih aku kado"
Alin terkekeh, dia meraih satu tanganku dan digenggamnya.
"Aku ngga lupa kok sama ulang tahun kamu, kalau kado aku belum tentuin.. Tapi aku pasti ngado kok, kamu nih ada ada aja maksa banget pengen di kasih kado".

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang