part 33 END

1 0 0
                                    


Zayn pov.
Aku membuka mataku ketika kurasa sebuah tangan mengusap dadaku. Ohhh alin rupanya. Hey Lihatlah wajahnya, lucu sekali ketika tidur dengan bergumam tak jelas sembari mengusap dadaku. Meski sudah berkepala dua, alin tetap lucu seperti bayi. Tanganku merambat naik perlahan menyentuh matanya yang sedikit sembab. Kubelai lembut pipinya, ku cubit² kecil hidungnya. Hm, gemas sekali.
"Enghhhhh.." Ia menggeliat, namun malah mempererat pelukannya. Sekarang tubuh ku disamakan dengan guling olehnya, lihat saja kaki kirinya berada tepat diatas perutku, dan tangannya masih mengusap dadaku. Alin tampak benar² kelelahan. Tak lama, perlahan ia membuka matanya. Sekarang aku bisa melihat wajah utuh sang bidadariku yang baru bangun dari tidurnya.
"Engghh.. Kamu udah bangun?"
"Iya.."
"Hm,Gimana? Masih sakit??? Aku obatin lagi yah.." Tangan alin merambat naik menuju keningku, mengecek apakah panas atau tidak. Dan nyatanya tidak, aku merasa baikan saat ini. Kuraih tangan yang diletakannya dikening dan kukecup lembut.
"Udah mendingan sayang."
"Hhmmm syukur kalau gitu"
"Makasih yah.."
"Buat??"
"Kamu udah ngerawat aku ngejaga aku semalaman sampe ngga bobo cuma buat jagain aku. Kamu ngga ngeluh, kamu selalu lembut obatin aku. Sabar,perhatian.. Makasih sayang"
"Kamu ngga boleh ngomong terimakasih segala. Itu udah kewajiban aku sebagai istri. Kamu ingat janji kita di pemberkatan waktu itu? Kita berjanji pada tuhan dalam keadaan senang/sedih, sakit/sehat selalu bersama dan tak akan meninggalkan.. Aku sayang sama kamu zayn"
Yatuhann. Terimakasih engkau telah mengirimkanku bidadari berhati penyayang ini.
Aku tersenyum dan meraih tubuhnya, ku kecup kening dan membelai rambut panjangnya.
"Aku berharap cinta kita abadi lin.. Aku janji ngga akan sakitin kamu, kecewain kamu. Kamu cinta pertama dan terakhir aku alin.."

Aku membawa alin ketempat yang sudah kurencanakan bersama max, Ya Hari ini alin genap berusia 20th. Aku membrikan kejutan kecil untuknya. Dengan perayaan sederhana yang kubuat di taman stratford ini, aku menghias semuanya. Aku akan memberikannya sebuah liontin berlian sebagai kado dariku.
"Happy birthday Alina siena Husaen istriku yang ke-20th. Semoga kamu tambah dewasa yah syang, semoga kamu selalu diberkati tuhan, diberi rizki dan panjang umur. Dan wish buat kita! Semoga kita cepat diberi keturunan oleh tuhan.. I Love You sayang"
"Zayn! Makasih ya sayang, semoga aku semakin dewasa dalam menyikapi segala hal, selalu bisa buat kamu seneng, iya semoga rahim aku dikasih baby sama tuhan.. I Love You too zayn"
Akin mengambil kue tart yang kupegang, lalu meletakannya di meja. Ia kembali menatapku, mengaitkan kedua tangannya dileherku.
"Iloveyou so much zayn." Bibir mungil itu mengecup bibirku singkat.
"Aku punya sesuatu buat istri tercinta aku!!"
"Apa??"
Aku merogoh saku dan mngeluarkan kotak kecil berbentuk love berwarna merah. Kemudian membukanya, memperlihatkan sebuah liontin berlian yang akan kupersembahkan untuk alin.
Alin menutup mulutnya serta berkaca2.
"Kamu suka sayang?"
"Ini kan liontin yang aku mau waktu itu zayn"
"Iya, sebenarnya waktu itu aku beli tanpa sepengetahuan kamu sayang"
Sebenarnya liontin ini sudah diincar alin waktu 2 hari yang lalu ketika kita berjalan² di mall. Aku sudah menawarinya waktu itu, karena aku tau ketika sedang melewati toko perhiasan mata alin tertuju pada liontin ini. Namun ia menolak, katanya kalung berlian pasti mahal. Sungguh tuhan Aku benar² beruntung memiliki istri yang tidak banyak menuntut keinginan.
"Aku pakein yah.."
Alin mengangguk, kemudian aku memakaikannya liontin ini. Aku mengecup lehernya ketika selesai memasang liontin. Ahhh pas sekali! Aljnsemakin cantik dengan liontin ini.
"Makasih sayang..." alin mengecup kedua pipiku dan memelukku erat.

Author pov.
Tahun telah berlalu. Kehidupan zayn dan alin semakin lengket dan romantis. Tak ada lagi Aries di kehidupan mereka. Aries sudah pindah ke texas untuk mendapatkan penenangan diri. Disusul oleh raina dan mommy nya, raina memutuskan untuk ikut bersama daddy dan kak aries di texas. Raina juga sudah menceritakan semuanya pada alin tentang apa yang sebenarnya terjadi. Alin pun kaget mendengarnya, felly yang dimaksud adalah tunangan dari sahabat suaminya yaitu adit, memang dunia ini sempit. Alin dan zatn sudah masuk kuliah, meski beda jurusan. Mereka tetap jaga hati dan komunikasi jika sedang dalam keadaan sibuk. Zayn sering menunggu alin jika ia pulang lebih dahulu dan alin masih ada kelas. Atau zahn lebih memilih untuk pulang dan jika alin selesai ia akan menjemputnya. Bulan depan mereka harus menyelsaikan skripsi untuk kelulusan S1.

Alina pov.
Hari ini hari kamis, dan aku tak memiliki kelas. Aku memilih untuk diam dirumah, membantu zayn bila ia kesusahan untuk berangkat kuliah.
Aku sedang berdiri di teras balkon, akan memasuki satu tahun aku dan zayn tinggal di negeri orang ini. Aku merindukan keluargaku mama,papa,kak verell.
"Gak ada kelas hari ini???" Ahhh suara zayn mengagetkanku.
"Ngga.."
"Yeayy sama dong.." zayn melangkah kedepan menghampiriku, tangannya mulai melingkar diperutku dari belakang.
"Kamu juga??"
"Iya.. Seneng dehhh"
"Seneng? Emang kenapa??"
"Bisa seharian fullllllll sama kamu.." Ucap zayn mengecup pipi kananku berulang kali.
Aku dan zayn tetap posisi seperti ini dan terdiam. Zayn entah sedang memikirkan apa. Aku sedang memikirkan betapa tak sabarnya aku untukk pulang bersama keluarga ku lagi. Ehh ralat, bareng keluarga mertuaku juga. Aku rindu suasana Indonesia. Rindu rumahku,kamarku dan balkon kamarku yang menjadi tempat apelku dan zayn. Pokoknya aku harus semangat kuliah dan menyelesaikan S1 ku... Semangat!!!!!.
"Kamu kok gak hamil hamil sih..."
Hah????? Apa zayn terdiam sedang memikirkan ingin mempunyai anak. Aku sih maunya kita lulus dulu S1 , baru deh pengen punya anak. Sebenarnya zayn sering banget bicarain ini. Dia gak sabar buat punya baby.
"Belum dikasih sayang.."
"Apa kita usaha nya kurang yah???"
"Ihhh.. Apaan sih!"
"Kamu ngga mau punya anak, ngga mau jadi ibu?"
"Mau sayang.. Ya mau gimana lagi, rahim aku belum dikasih baby sama tuhan, kita harus sabar"
Aku melepaskan pelukan zayn dan membalikan badanku. Kutatap wajah suamiku ini. Ada rasa berharap dari matanya. Zayn benar² ingin memiliki seorang anak. Aku menghela nafas pelan, tanganku ku lingkarkan dipinggangnya. Aku mendongak menatap zayn yang sedang menatapku juga.
"I Love You.."
Tangan zayn terulur menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahku. Mengusap rambutku sayang.
"I Love You Too lin."
Untuk kesekian kalinya, bibir itu mengecup bibirku. Ciuman yang begitu hangat ku rasakan. Tak ada paksaan , hanya kelembutan dan nyaman sekali.
"Buat zayn junior yuk.." Bisik zayn menyatukan hidungnya dan hidungku. Aku terkekeh dan menggeleng.
"Ngga mau"
"Kalau aku maksa?"
"Kalau aku ngga mau??"
"Ya aku paksa"
"Ahhhhhhh..."
Aku terkejut ketika zayn tiba² mengangkat tubuh ku dan membopong ku kedalam kamar.

Cintaku dan zayn tumbuh dengan cinta yang semakin hari semakin besar. Zayn sangat pengertian, apapun yang aku lakukan ia selalu mendukungku, apapun yang aku minta ia turuti, apapun segala tentang sikapku yang egois ia selalu mencoba mengerti dan mengalah. Zayn selalu menjawab dengan perlakuan romantisnya ktika aku bersikap manja padanya. Zayn benar² lelaki idaman semua wanita. Zayn satu²nya lelaki yang mampu membuatku selalu merasa dicintai dan disayangi setiap harinya. AKU MENCINTAIMU Zayn Mangkualam.........
Rasa sayangku pada alin tak pernah luntur, setiap hari semakin besar sayang itu. Alin selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik, ia selalu mencoba untuk membuatku bahagia. Semakin hari pula sikap manjanya tak pernah absen. Tapi sikap manjanya lah yang selalu membuatku bahagia dan tertawa karena gemass dengan tingkahnya. Aku janji lin. Aku akan selalu jaga cinta ini buat kamu. Kamu adalah cinta pertama dan terakhir aku wil.. AKU MENCINTAIMU Alina Siena Husaen............

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang