part 22

0 0 0
                                    

Alina pov
Aku menunggu zayn di bawah.ditemani papah dengan susu hangat yang melengkapi.
"Lin, nanti kamu mau kuliah dimana???"
"Emmm aku mau kuliah di inggris pah, itu kemauan dari mama papa.."
"Waduhh.. Kuliah diluar negeri?? Sama dong kaya zayn.."
"Oh ya? Zayn mau kuliah dimana??"
"Zayn papah masukin universitas di berlin.."
inggris ke berlin?? deket dong kalau inggris ke german. Tapi sejujurnya aku gak mau pisah kaya gini.
"Kamu jangan sedih lin, nanti pasti zayn sering nyamperin kamu disana. Kan deketan tuh inggris sama german" hmm calon mertuaku sepertinya mengerti perasaanku.
"Iya pah..."
Terdengar derap langkah yang menuruni anak tangga. Kekasihku sudah rapih sambil menenteng jaket kulitnya.
"Mamah mana pah??"
"Didapur zayn..."
Zayn terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun kearahku. Apa dia marah??? Masa gara² begitu doang dia ngambek.
"Zayn kenapa lin?"
"Gatau pah.."
Aku mulai gelisah, zayn kalau sudah marah pasti cuekin aku berhari². Aduhhh zayn..
"Pah Mamah mau belanja bulanan dulu yah sama zayn, terus pulangnya mau ke butik bentar.. Alin cantik ikut yuk"
Aku menoleh kearah zayn, dia tampak dingin.
"Ayo.. Mamah nanti butuh bantuan kamu dibutik."
"I..iya mamah"
Zayn langsung keluar duluan menuju garasi.
Aku memutuskan duduk di belakang, sbenarnya mamah kekeuh agar aku duduk didepan dengan zayn, aku menolak dengan alasan tak sopan. Zayn sepertinya beneran marah.
Sepanjang jalan hanya hening yang menguasai isi mobil. Aku semakin takut kalau zayn ngambek terus padaku.
"Kok pada diem²an sih.." Mamah membuka pembicaraan. Tapi aku dan zayn masih terdiam dengan pikiran yang berkeliaran.
"Kalian ngambekan yahhhh??"
"Nggak kok mah.." Ucap zayn sedatar mungkin.
Zayn memarkirkan mobilnya.
"Mah zayn tunggu disini aja.."
"Lho kok gitu?? Yaudah deh.. Mamah sama alin masuk yahh" zayn hanya mengangguk. Aku yakin dia menghindar dariku. Aku harus minta maaf nih..
Aku dan mamah memasuki supermarket. Yang pertama kita cari adalah tempat sembako. Kemudian snack. Terus minuman.. Stelah kurang lebih satu jam kita belanja aku dan mamah menuju kasir untuk pembayaran.
"Aduhhh.. Mamah lupa lin"
"Apa??"
"Stok salad sayuran zayn udah abis, kamu tunggu disini yah mamah balik lagi, sebentar.."
Aku jadi teringat pada pertemuan ku di kantin dengan zayn yang berebut bangku. Aku dan zayn menyukai makanan yang sama, bedanya aku salad buah kalau dia sayuran. Jadi kangen sama dia, tapi dianya lagi ngambek.
"Udah yuk ke kasir.."
Huftt antreannya panjang sekali. Kebetulan weekend sih jadi ramai. Ide brilian terlintas di otakku. Aku memanfaatkan waktu ini untuk menemui zayn dan minta maaf.
"Mamah, aku ke toilet depan yah sebentar udah kebelet .."
"Oh iya iya, lagian ini antrian nya masih lama kok"
Aku segera keluar dan menuju parkiran, aku langsung memasuki maobil zayn. Dia terpelonjak kaget, namun kembali memjamkan matanya dengan headset yang menempel di telinganya.
"Zayn Sayang??"
"Aku mau ngomong.."
"Sayang?? Aku minta maaf.."
Zayn tak memperdulikanku. Aku geram. Langsung ku cabut headset yang mengganjal telinganya itu.
"Apaan sih.."
"Aku mau ngomong Aku minta maaf soal tadi pagi, aku gak niat kok ngerjain kamu. Abisnya kamu main peluk² aja belum mandi tuh.."
Zayn tetap diam.
"Sayang..." Wajahku memelas.
Akhirnya dia menengok, aku segera menunjukan wajah sedihku.
"Aku gak bisa didiemin sama kamu.." Aku jadi sedih beneran? Tak sengaja air mata ini menetes dengan sendirinya. Aku akui memang aku sangat tak bisa kalau marahan atau dieman sama zayn. Aku sangat sayang padanya.
Zayn menarik nafasnya pelan, lalu menghadapkan tubuhnya ke arahku.
"Mau aku maafin??" Aku mengangguk cepat dan menghapus air mataku.
Zayn melentangkan kedua tangannya, tanda minta dipeluk. Aku tersenyum dan segera memeluknya, ku hamburkan kepalaku pada dadanya. Zayn memelukku sangat erat sambil terus mengecup keningku.
"Aku maafin kamu sayang" Bisiknya di telinga kananku.
"Makasih.." Ucapku tetap dalam posisi memeluknya. Aku dan zayn enggan melepaskan pelukan hangat ini. Tangan zayn dengan lembutnya mengusap punggungku dan membelai sayang rambutku. Nyaman sekali...
Aku sampai melupakan mamah yang masih berada didalam market menunggu antrian kasir. Dengan berat hati aku melepaskan pelukan ini.
"Sayang, aku mau ke mamah lagi yahhh.. Makasih"
Zayn hanya tersenyum dan mengangguk.
Aku kembali memasuki supermarket dan mencari mamah di area kasir.
"Alin Kok lama cantik??"
"Iya mamah, itu em tadi toilet nya juga antri.."
"Masa?? Emang yah kalau weekend itu semua tempat ramai, ngga cocok.."
Aku terpaksa berbohong pada mamah. Maafin yah macan.
Stelah mendapat giliran, aku dan mamah kembali ke mobil. Kasian pacarku menunggu sendiri di mobil.
"Haduhhhh zayn lama yah nak?? Antri soalnya.."
"Ngga kok mah" zayn melirik ku sebntar sebelum menjalankan mobil.
"Sekarang pulang mah??"
"Ehh ngga zayn, mamah mau ke butik dulu.."
"Mau ngapain??"
"Mau ambil baju pesenan mamah sama mamanya alin."
Pesenan baju sama mama? Kok mama gak ajak² kalau mau bikin baju. Untuk kedua kalinya mobil terparkir dia tempat parkiran. Butiknya kok kaya buat pengantin?? Kali ini zayn juga ikut kedalam karena sudah tak marah lagi padaku.
Aku dan zayn menunggu di sofa butik, sedangkan mamah menemui teman bisnisnya. Aku melihat sekeliling ruangan ini, dipenuhi dengan berbagai macam kebutuhan untuk pernikahan.
"Kamu kepengen yahh.."
"Dihh kepengen apa?"
"Nikah"
"Masih lama sayang, baru juga lulus.." Aku mengamit jari² zayn dan menyandarkan kepalaku di bahu kanannya. Tangan kanan zayn yang bebas itu memainkan rambutku.
"Kalau aku sih keburu pengen sayang.."
"Isshh, sabar dong"
Aku dan zayn bercanda gurau disini sambil menunggu mamah yang tak kunjung datang.
"Ohh ini nih calon pengantinnya, uhhh serasi sekali.." Ucap seorang wanita yang muncul bersama mamah. Aku mengedipkan mata berkali² dan melirik ke samping kiri kanan. Apa orang itu berbicara padaku dan zayn? Apa yang dimaksud calon pengantin itu kita?.
"Cantik sekali calonmu zayn."
"I..iya tante" zayn juga nampak kikuk tak mengerti.
"Sekarang kalian coba dulu yuuk bajunya.." Baju? Baju apa? Sungguh aku tak paham. Aku melirik zayn yang sedang menatap mamahnya meminta penjelasan. Mamah akhirnya duduk di samping kiri zayn.
"Alin cantik zayn.. Mamah, papah, kakek, sama mama papa kamu udah ngomongin ini dari bulan kemarin. Kita sudah memutukan untuk menikahkan kalian sebelum kalian kuliah.. Mamah tau ini terlalu cepet dan usia kalian juga masih sangat muda, tapi mamah gak mau kalau nanti zayn macem² sama alin di canada.."
"Mamah ngomong apa sih? Zayn gak ngerti.."
"Kita juga udah rundingin dan stuju kalau kalian bakal di satuin kuliahnya dan kakek minta kalian kuliah di canada seperti kakek.. Amerika itu kan negara bebas sayng, nanti kalau kalian berbuat macem² sebelum nikah gimana?? Makanya keluarga udah memutuskan untuk menikahkan kalian 2 minggu lagi..."
Apaaaaaaaaa? Bagai di sambar petir siang bolong. Apa aku gak mimpi, aku akan segera menikah? 2 minggu lagi??
"Mamah kok gak bilang dulu sama aku? Sama alin juga??"
"Tapi zagn sama alin mau kan??"
"Zayn sih mau² aja karena zayn udah yakin alin itu bakal jadi pendamping hidup zayn yang baik.."
"Alin cantik?? Gimana?" Aku bingung. Aku juga mau nikah sama zayn, tapi gak secepat ini. Kalau aku meminta untuk menunda, baju sudah dipesan dan kakek hendra juga sudah tau. Bahkan aku dan zayn akan masuk di universitas yang sama.
"Hhmmm.. Gi..gimana baik nya aja deh mamah.." Terpaksa aku menerima ini semua. Aku gak mau ngecewain keluarga zayn apalagi mama papa juga udah stuju.
Aku dan zayn mencoba baju yang pertama. Baju yang pertama bernuansa putih, gaun ini untuk acara pemberkatan dan ucap janji. Gaunnya tanpa lengan dengan ekor yang sampai menyentuh lantai itu sangat cantik. Manik² mutiara, bunga juga menempel indah pada gaun ini.
Sedangkan zayn, tuxedo dengan warna senada juga sedang dicobanya diruang ganti. Aku bercermin sebentar, aku menatap diriku sendiri. Gaunnya sangat indah, pasti ini mahal. Aku merasa gugup saat akan keluar. Entah kenapa.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang